Selasa, 14 Desember 2010

NATO


Yak 2:17  Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

Kalau memperhatikan para politikus berbicara, apalagi menjelang pemilu, sering kali mereka mengumbar perkataan, mengumbar janji kepada masyarakat. Apabila dipilih, mereka akan melakukan ini dan itu dan lain sebagainya. Namun pada kenyataannya, pada saat mereka terpilih, mereka tidak melakukan hal yang mereka janjikan. Bahkan sebaliknya malah menyakiti hati masyarakat dengan sejumlah peraturan yang tidak memihak rakyat. Berbuat seenaknya, meminta segala fasilitas dan kenikmatan lainnya dan tidak memikirkan bagaimana kehidupan masyarakat.

Inilah gambaran dari kehidupan anak Tuhan pada saat sekarang ini. Ada begitu banyak anak Tuhan yang mengaku sebagai orang percaya tetapi memiliki tingkah laku seperti para politikus yang taunya bicara saja. Mengaku anak Tuhan tapi tidak melakukan kebenaran. Hal ini pernah dialami oleh Rasul Yakobus yang melihat bahwa para jemaatnya begitu pintar untuk berkata-kata mengenai firman Tuhan, tetapi tidak pernah melakukannya. Hidup sebagai anak Tuhan tetapi tidak mengalami kasih Tuhan dan tidak menjadi berkat bagi orang lain. Hidup penuh dengan kemunafikan dan tidak mau menuruti perkataan firman Tuhan. Perkataan dan tindakan tidak pernah selaras dan jauh dari harapan sebagai anak Tuhan. Dengan istilah yang lebih keren, anak Tuhan demikian disebut NATO, No Action Talk Only.

Kita memang tidak bisa pungkiri bahwa ada begitu banyak anak Tuhan  berprilaku bebal yang telah tahu mengenai firman Tuhan tapi tidak mau melakukannya (Yakobus 2:20). Betapa tidak, pada hari minggu pergi ke gereja untuk beribadah, tapi pada hari senin sampai sabtu melakukan hal-hal yang tidak berkenaan kepada Tuhan. Atau sebaliknya, malah tidak pernah beribadah sama sekali. Rajin beribadah hanya untuk mencari hormat orang lain, atau hanya untuk dipuji sebagai seorang yang saleh namun pada dasarnya tidak dapat mengekang perkataan, suka menggosip dan menjelek-jelekkan orang lain, suka menipu, suka main perempuan, suka membeda-bedakan antara yang kaya dan yang miskin, suka berfoya-foya, penuh hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, iri hati, amarah , kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,  kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya (Galatia 5:19-21) dan hidupnya jauh sebagai simbol anak Tuhan. Di satu sisi kita mengatakan bahwa Tuhan lah yang menyembuhkan, namun di sisi lain, ketika sakit bukannya datang terlebih dahulu kepada Tuhan, tapi kepada dukun. Kita mengatakan bahwa Tuhan akan memberikan jalan keluar, tetapi ketika menghadapi jalan buntu, kita bukannya datang kepada Tuhan melainkan kepada orang pintar dan para peramal. Kita mengatakan bahwa Tuhan lah yang memberikan kelegaan, tetapi ketika ada masalah yang sangat berat, kita malah putus asa dan mengambil jalan pintas dengan berusaha bunuh diri. Tidak ada keselarasan antara pengakuan iman percaya dengan perbuatan.  Tetapi sebagai anak Tuhan, kita diingatkan agar memiliki buah Roh yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23). Sebagai anak Tuhan,kita diingatkan agar selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal sesuai dengan iman percaya yang dimiliki sehingga iman dan perbuatan berjalan selaras dan menjadi sempurna (Yakobus 2:22). Mari agar kita tidak menjadi NATO, tetapi menjadi pelaku firman. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (15122010).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar