Kamis, 30 Desember 2010

TETAPLAH FOKUS PADA TUHAN

Kisah Para Rasul 12:11  Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: "Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."

Sebagai umat Tuhan, mungkin kita pernah berpikir mengenai keadaan diri yang menurut kita tidak begitu baik. Kita mengalami sakit penyakit yang tak kunjung sembuh, mungkin kita mengalami  masalah yang begitu besar,  mungkin keadaan karir pekerjaan belum mengalami peningkatan, belum memiliki anak dan lain sebagainya. Di gereja atau di persekutuan kita selalu mendengar adanya orang bersaksi tentang kemurahan Tuhan atas hidup mereka dimana Tuhan telah menolong kehidupan mereka, memberikan kelimpahan kepada mereka, memberikan jalan keluar atas masalah mereka, menyembuhkan sakit penyakit mereka, memberikan mujizat atas kehidupan mereka dan lain sebagainya. Kita lantas bertanya, kenapa orang lain ditolong, kenapa kita tidak? Kenapa orang lain disembuhkan, kenapa kita tidak? Ada begitu banyak pertanyaan diajukan karena ada rasa ketidakpuasan dalam menjalani hidup bersama dengan Tuhan.

Lantas kita bertanya, mengapa di dalam Alkitab ada diceritakan sebuah kisah seorang Petrus yang ditolong Tuhan lepas dari penjara? Sebaliknya, mengapa ada cerita tentang Yohanes Pembaptis tidak ditolong Yesus ketika dia dipenjara oleh Herodes, bahkan dia harus mati dengan cara mengenaskan dengan kepala dipenggal(Matius 14:10-11)? Padahal mereka adalah sama-sama pelayan Tuhan. Kalau yang satu ditolong, seharusnya yang lain harus ditolong juga karena sama-sama pelayan Tuhan.

Inilah yang harus dipahami oleh umat Tuhan bahwa ditolong atau tidak ditolong  sepenuhnya berada di dalam wewenang Tuhan. Kita tidak  bisa mengklaim dan menggugat Tuhan agar penyakit disembuhkan dan mujizat terjadi seperti yang dialami orang lain. Kita tidak bisa memaksa kehendak dan kemauan kita agar Tuhan segera menaikkan jabatan kita seperti yang dirasakan orang lain. Kita tidak bisa mendesak Tuhan agar Dia segera memberkati rahim kita dan memiliki anak, dan lain sebagainya. Terlalu naif  apabila kita berbuat demikian. Terlebih lagi apabila kita sampai meninggalkan Tuhan dan tidak mau lagi datang kepadaNya alias ngambek. Kita hanyalah seorang hamba, kita hanyalah seorang anak, kita hanyalah seorang prajurit yang sepenuhnya tergantung pada Tuhan. Kalau orang lain ditolong dan kita tidak, seharusnya kita tetap fokus kepada Tuhan. Ingatlah bagaimana sikap dari Sadrakh, Mesakh dan Abednego dalam menghadapi ancaman Raja Nebukadnezar terhadap mereka. Raja Nebukadnezar mengancam akan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala apabila tidak sujud menyembah patung yang dibuat raja. Mereka dengan tegas mengatakan bahwa jika Tuhan sanggup melepaskan mereka, maka Ia akan melepaskan mereka dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tangan raja;  tetapi seandainya tidak, mereka tidak akan memuja dewa buatan raja, dan tidak akan menyembah patung emas yang didirikannya. (Daniel 3:17-18). Sikap inilah yang sebenarnya harus kita miliki sebagai anak Tuhan yaitu ditolong atau tidak tolong oleh Tuhan, kita tetap menyembah dan memuja Dia. Ada mujizat atau tidak ada mujizat terjadi dalam hidup kita, kita tetap setia kepada Tuhan. Hidup miskin atau hidup kaya, kita tetap melayani Tuhan. Dalam keadaan sakit atau telah disembuhkan oleh Tuhan, kita tetap memuliakan Dia dan lain sebagainya. Tetaplah fokus kepada Tuhan. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (31122010)     


Rabu, 29 Desember 2010

IMAN YANG DALAM

2 Timotius 4:16 ¶  Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku—kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka—,

Di dalam kehidupan sehari-hari, ada begitu banyak  umat Tuhan menjadi kecewa karena ketika menghadapi masalah, para jemaat di lingkungan gereja tidak ada yang mendukungnya baik secara moril maupun secara keuangan ataupun doa. Umat Tuhan mungkin mengira bahwa dengan hidup bersama saudara seiman di lingkungan gereja maupun persekutuan, dia akan bisa menghadapi segala sesuatu masalah bersama dengan jemaat lainnya. Umat Tuhan mengira bahwa dengan hidup sebagai jemaat di lingkungan gereja atau persekutuan, hidup akan menjadi lebih mudah dan masalah akan dapat selesai dengan lebih mudah juga. Pemikiran seperti itu ada dalam dirinya, karena memang hidupnya berjalan di laut yang dangkal atau dengan istilah lain imannya masih dangkal.

Mungkin kita begitu naif untuk mengharapkan jemaat menolong kita dalam kesusahan. Mungkin kita begitu manja mengharapkan gembala yang menolong dan merawat kita ketika dalam keadaan sakit. Rasul Paulus dalam kesusahannya pernah mengalami kesedihan akibat jemaat dan teman sekerjanya hilang begitu saja ketika dia menghadapi masalah. Tidak ada yang menemani atau mengunjunginya di dalam persidangan. Secara manusia mungkin dia merasa kehilangan atau merasa dikucilkan atau merasa diabaikan dan lain sebagainya. Tetapi kemudian dia berkata bahwa Tuhan telah mendampingi dan menguatkan dia. Suatu pengakuan yang dalam dari seorang rasul yang sudah bergaul akrab dengan Tuhan.

Bergaul akrab dengan Tuhan akan membuat kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan bukan kepada manusia. Bergaul akrab dengan Tuhan akan membuat kita bisa berada di kedalaman tanpa harus tenggelam karena Tuhan selalu menopang kita. Apabila kita mengatakan bahwa kita dekat dengan Tuhan, tetapi kita tidak pernah merasa bergantung kepada Tuhan, maka kita adalah orang-orang yang memiliki iman yang dangkal dan belum mengenal Tuhan secara dekat. Bagaimana mungkin kita mengharapkan pertolongan dari jemaat yang lain yang masih harus ditolong? Jemaat yang lain hidupnya juga seperti kita, karena mereka juga masih merupakan domba yang perlu perhatian,perlu perawatan, perlu diberikan makan dan lain sebagainya.  Mereka bukanlah Tuhan yang dapat menopang kita, mereka bukanlah Tuhan yang dapat menguatkan kita, mereka bukanlah Tuhan yang dapat menarik dan mengeluarkan kita dari masalah, mereka bukanlah Tuhan yang dapat berjaga-jaga dan memelihara hidup kita. Sama seperti Yesus, ketika di Taman Getsemani berdoa untuk masalah yang akan dihadapiNya dimana murid-muridNya tidak dapat berjaga-jaga selama satu jam buat Dia (Matius 26:40). Bagaimana kalau Dia meminta berjaga-jaga selama 24 jam?  Tidak akan mungkin dapat dilakukan karena mereka juga butuh perhatian dan butuh penjagaan. Hanya Tuhanlah yang sanggup menolong kita, hanya Tuhanlah yang sanggup menopang hidup kita, hanya Tuhanlah yang sanggup memelihara dan berjaga-jaga selama 24 jam atas hidup kita, hanya Tuhanlah yang sanggup memberikan kita jalan keluar dan lain sebagainya.  Manusia atau jemaat hanya dapat menjadi teman curhat, tetapi lebih daripada itu yang sanggup menolong kita adalah Tuhan. Tuhan sanggup menggerakkan orang lain, untuk menolong kita. Oleh karena itu, mari kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, karena pertolongan kita adalah dari Tuhan (Mazmur 121:2). Semakin kita bergantung kepada Tuhan, semakin kita berada di kedalaman iman yang tidak akan tergoncangkan. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (30122010).

Selasa, 28 Desember 2010

TERSINGGUNG? NGAPAIN JUGA

I Samuel 17:28  Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: "Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran."

Pernahkah saudara merasa disepelekan atau diremehkan oleh orang lain sehingga merasa kecil hati, tawar hati atau tersinggung? Disepelekan dalam hal kemampuan, disepelekan dalam hal kualitas, disepelekan dalam hal jabatan, disepelekan dalam hal  kekayaan, disepelekan dalam hal pelayanan dan lain sebagainya membuat ciut nyali kita. Karena disepelekan dan diremehkan kita tersinggung dan pada akhirnya tidak mau melakukan apa  yang menjadi bagian dari rencana kita atau bagian dari rencana Tuhan. Karena tersinggung mengenai sesuatu hal, tidak mau melayani Tuhan. Karena tersinggung dengan rekan sekerja di kantor membuat kita tidak mau menolongnya, karena tersinggung dengan rekan sepelayanan membuat kita tidak mau melayani, karena tersinggung dengan gembala membuat kita pindah gereja dan lain sebagainya. Akibatnya kita menjadi tidak berarti apa-apa dan tidak melakukan apa-apa alias ngambek

Kondisi disepelekan pernah dialami Daud ketika terjadi pertempuran antara bangsa Israel dan bangsa Filistin. Ketika itu, Daud yang masih muda, masih imut-imut, masih polos, masih belum memiliki pengalaman bertempur, masih bertugas menggembalakan domba 3 ekor dan lain sebagainya datang ke medan pertempuran untuk ikut menghadapi Goliath. Dengan kepercayaan tinggi karena dia mempunyai  keyakinan bahwa Tuhan bersama dengannya, datang dan bertanya mengenai orang Filistin yang telah berani mencemooh orang Israel. Namun Eliab kakaknya memarahi dan mencemoohkan dia dengan mengatakan : “mengapa engkau datang?” Suatu nada yang menyepelekan dan meremehkan kedatangan dan keberadaannya.

Disepelekan dan diremehkan memang tidak enak karena bisa membuat kita tersinggung. Ketersinggungan ini bisa menjadikan kita tidak melakukan segala rencana yang sudah disusun. Ketika mengutarakan suatu niat baik untuk menolong seseorang, orang lain menganggap bahwa ide tersebut tidak baik dan mencemooh kita. Ketika berbicara mengenai firman Tuhan kepada orang lain, dianggap sebagai orang yang sok tahu dan disepelekan karena bukan seorang pendeta atau dianggap tidak memiliki kompetensi di bidang teologia. Ada banyak hal yang membuat kita merasa disepelekan dan diremehkan orang lain yang dapat membuat perasaan kita tersinggung. Ide tidak diterima, niat baik tidak ditanggapi, bantuan tidak diterima, dilecehkan karena belum berpengalaman, masih muda, tidak memiliki pendidikan yang tinggi dan lain sebagainya.   Namun satu hal perlu dipahami bahwa sebagai umat Tuhan, kita harus belajar untuk berjiwa besar dan dapat menerima kenyataan pahit disepelekan dan diremehkan orang lain, karena orang besar lahir dari orang yang berjiwa besar. Tidak ada orang besar, orang berhasil dan orang sukses, lahir dari orang yang berjiwa kerdil, mudah mengambek dan mudah tersinggung.  Kita adalah seorang yang besar, seorang pemenang bahkan lebih dari orang-orang yang menang (Roma 8:37). Untuk menjadi seorang yang besar, menjadi seorang pemenang, menjadi sang juara, kita harus fokus kepada hal  yang ada di depan dan bukan kepada hal di belakang kita serta tidak terfokus kepada diri sendiri tetapi berfokus kepada maksud dan rencana Tuhan di dalam hidup kita. Di dalam melaksanakan tugas dan panggilan Tuhan kepada kita, kita tidak memusingkan soal-soal diri sendiri dengan mengatakan :”mengapa hal ini  terjadi padaku?”, “Apa yang akan terjadi pada diriku?”, “Mengapa orang menyepelekanku?”, “mengapa orang tidak mendengarkanku?” dan lain sebagainya. (2 Timotius 2:4). Tetapi seperti Daud, ketika akan memenuhi panggilan Tuhan untuk menghancurkan bangsa Filistin disepelekan oleh kakaknya sendiri, tidak menjadi ciut nyalinya dan tidak menjadi tersinggung hatinya yang dapat membuatnya batal untuk melaksanakan rencana Tuhan, demikian juga kita hendaknya dapat berlaku seperti itu. Kita fokus pada panggilan Tuhan terhadap kita, fokus kepada tujuan yang ingin dicapai, dan tidak mudah tersinggung ketika ada orang yang meremehkan dan menyepelekan serta mentertawakan kita. Mari maju terus bersama dengan Tuhan dan lakukanlah tugas dan panggilanNya dengan berjiwa besar. Tersinggung? Ngapain juga. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (29122010).



Senin, 27 Desember 2010

BUKAN SEORANG UPAHAN

Yohanes 10:11  Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

Seorang gembala di padang akan selalu menuntun domba-dombanya ke padang yang berumput hijau agar mendapat makanan yang cukup. Apabila haus, gembala akan menuntun domba-dombanya ke air yang sejuk dan tenang agar dapat minum dengan sepuasnya. Apabila ada serigala dan binatang buas serta bahaya mengancam lainnya datang hendak memangsa dan membinasakan para domba, gembala akan menghalau dan berusaha untuk melindungiNya. Dengan tongkat di tangan, gembala akan melindunginya dan nyawa sebagai taruhannya. Namun pada umumnya, yang berprilaku sebagai gembala yang baik adalah pemilik dari domba-domba. Apabila gembala adalah seorang upahan, ketika menghadapi bahaya yang mengancam, gembala akan lari dan tidak mau berkorban untuk domba-dombanya. Karena pikirnya, buat apa berkorban untuk sesuatu yang bukan miliknya.

Gembala dan domba ini menjadi personifikasi dari Yesus dan para pengikutNya. Yesus sebagai Gembala yang agung yang merupakan pemilik alam semesta berikut isinya adalah Gembala yang baik karena Dialah pemilik semua domba. Sebagai pemilik, Dia bertanggung jawab penuh atas domba-dombaNya.  Ketika satu domba hilang, Dia akan mencari sampai ketemu (Lukas 15:4-6). Dia dengan kasih akan membaringkan para domba di padang yang berumput hijau dan membimbingnya ke air yang tenang (Mazmur 23:2).  Dia tidak membiarkan kita binasa dan tak seorangpun dapat merebut domba itu dari tanganNya (Yohanes 10:28).

Inilah yang harus dipahami, bahwa Yesus adalah Gembala yang baik. Dia bukan seorang upahan, tetapi Pemilik dari domba-domba. Karena Dia adalah pemilik, maka Dia menjamin seluruh kehidupan dari para domba, baik itu makanan, minuman, ketenteraman, kedamaian, tidak ada rasa takut, tidak ada rasa khawatir dan lain sebagainya. Ketika sakit, Dia akan merawat dan memberi kita kesembuhan. Dia akan selalu memelihara kehidupan kita. Namun masalahnya, ada begitu banyak umat Tuhan yang masih diliputi rasa takut kekurangan, rasa khawatir akan masa depan, rasa ragu atas pemeliharaan Tuhan, kebimbangan atas penyertaan dan perlindungan yang diberikan Gembala yang Agung. Kadang kala, karena rasa khawatir dan ragu, kita menyerahkan diri kita kepada gembala upahan yang tidak dengan benar memelihara jiwa kita. Kita pergi ke dukun, pergi ke para normal, pergi ke ahli ramal dan lain sebagainya hanya untuk menyenangkan hati karena kita menyangka bahwa dengan cara demikian kita akan memperoleh kepastian hidup. Ternyata yang diperoleh hanyalah kepalsuan dan tidak ada damai sejahtera. Karena khawatir, kita menimbun kekayaan karena menyangka dengan cara demikian kita tidak lagi tergantung kepada Tuhan. Namun ternyata harta yang dimiliki tidak dapat menyelamatkan jiwa kita. Kita tidak dapat menikmati harta yang banyak apabila kita sakit-sakitan dan apabila kita telah meninggalkan dunia ini. Oleh karena itu, mari kita menyerahkan seluruh kehidupan kita kepada Gembala yang Agung yaitu Yesus Kristus yang adalah Tuhan, karena Dialah satu-satunya Gembala yang baik dan Dialah pemilik hidup kita. Di dalam tanganNya hidup kita akan terpelihara. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (28122010).


Minggu, 26 Desember 2010

LUPA DARATAN

Markus 10:17 ¶  Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"

Kekalahan Tim Sepakbola Nasional Indonesia melawan Malaysia yang sangat telak 3-0 pada hari minggu tanggal 26 Desember 2010 di stadion Abdul Jalil Malaysia, telah membuat masyarakat Indonesia menjadi kecewa. Betapa tidak, selama berlangsungnya kompetisi sepakbola  ini, Timnas Indonesia amat diidolakan oleh semua masyarakat Indonesia terlebih-lebih dapat masuk ke final dengan begitu baik. Kemenangan demi kemenangan di peroleh dan sanjungan demi sanjungan diterima. Ada begitu banyak orang antusias melihat perkembangan sepak bola Indonesia sampai orang yang tadinya tidak suka menonton bola menjadi suka untuk menonton.  Namun,  sanjungan, pujian dan mengidolakan mereka sedemikian rupa, ternyata membuat terlena atau dengan istilah lainnya lupa daratan yang  akhirnya membuat mereka mengalami kekalahan yang telak.

Tuhan Yesus juga pernah menerima pujian dan sanjungan dari pengikutNya. Sebelum bertanya, muridNya bertelut di hadapan Yesus dan menyanjungNya dengan mengatakan bahwa Dia baik. Yesus yang berperan sebagai manusia pada saat itu memandang bahwa pujian itu tidak pantas disampaikan kepadaNya. Yesus tahu bahwa apabila Dia menerima pujian itu berarti Dia telah mengajar muridNya untuk memberikan pujian kepada manusia sehingga  Dia mengarahkan para pengikutNya agar tidak mengidolakan manusia, tetapi mengidolakan Tuhan. Tuhan-lah yang pantas dipuji, Tuhan lah yang pantas ditinggikan. Yesus memberikan contoh  yang baik dengan mengajak para muridNya untuk memberikan pujian terbaik kepada Tuhan. Ketika Yesus dipuji dan disanjung, Dia tidak lupa daratan.

Pujian dan sanjungan sering kali diberikan kepada seseorang yang berhasil, seorang yang sukses, seorang yang memberikan nama harum, seorang pejabat, seorang yang berpengaruh dan lain sebagainya. Pujian bisa membuat orang menjadi lebih bersemangat lagi di dalam melakukan segala hal, tapi pujian sering kali bisa membuat orang terjatuh. Kita sebagai umat Tuhan harus bisa memahami hal  ini agar kita tidak terbuai dengan segala pujian dan sanjungan yang diterima. Ketika menjadi pejabat di suatu instansi pemerintah atau swasta, tidak haus dengan pujian dan penghormatan dari bawahan yang bisa membuat kita terlena. Ada begitu banyak para pejabat atau petinggi jatuh hanya gara-gara pujian. Pujian dan sanjungan tidak hanya dalam bentuk kata-kata, tetapi bisa juga dalam bentuk lain. Dalam suatu pesta ulang tahun Herodes, dia terlena dengan pujian yang diberikan oleh putri Herodias dalam bentuk tarian sehingga Herodes bersumpah akan memberikan apa saja permintaan dari putri Herodias. (Matius 14:1-12). Ketika memiliki kekuasaan, ketika menjadi pemimpin atau pejabat dan lain sebagainya, kita tidak lepas dari sebuah pujian dan sanjungan dari pihak-pihak yang berkepentingan. Ada begitu banyak bentuk sanjungan yang dapat membawa kita kepada kejatuhan seperti uang, harta dan perempuan ataupun laki-laki.  Pejabat jatuh dalam skandal perselingkuhan dengan perempuan lain karena tidak tahan terhadap sanjungan dan pujian dari seorang perempuan. Pemimpin jatuh dalam skandal korupsi dan kolusi karena terlena dengan iming-iming uang ratusan juta bahkan milyaran rupiah yang akan menjadi miliknya. Seorang idola jatuh dan gagal memenuhi harapan para penggemarnya karena terlena dengan pujian yang diberikan oleh para penggemar sehingga tidak lagi menjaga fisik dan mentalnya untuk siap bertanding. Oleh karena itu, mari kita tidak menjadi terlena dengan segala pujian yang diberikan orang lain dan ketika menerima pujian dan sanjungan dari teman atau bawahan ataun penggemar, kita kembalikan segala pujian itu kepada Tuhan yang adalah pemilik pujian itu. Kita tidak berhak untuk menerima pujian karena segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia : Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.(Roma 11:36). JANGAN LUPA DARATAN ketika menerima pujian dan sanjungan. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (27122010)


Jumat, 24 Desember 2010

JADILAH PENYEMBAH YANG BENAR

YOHANES 4:23  Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

Sebelum percaya kepada Yesus Kristus, ada begitu banyak orang tidak tahu harus menyembah kepada siapa dan bagaimana cara menyembah yang benar. Karena ketidaktahuan ini, mereka lantas pergi ke gunung-gunung dan lembah-lembah, batu-batu dan lain sebagainya untuk menyembah allah yang tidak dikenal. Bahkan ada yang membuat patung baginya yang menyerupai manusia atau seperti allah untuk selanjutnya mereka sembah. Tidak tahu harus bagaimana dan kepada siapa harus menyembah sehingga berprilaku begitu bodoh. Setelah Yesus lahir dan datang ke dunia, mereka juga masih terus berprilaku demikian karena tidak pernah mendengar tentang kabar sukacita kelahiran Yesus Kristus atau sudah pernah mendengar tentang Yesus namun masih mengeraskan hati sehingga tidak mau percaya kepadaNya.

Yesus mengatakan bahwa telah tiba saatnya penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa di dalam roh dan kebenaran. Yesus datang ke dunia ini untuk memperkenalkan Tuhan yang benar di dalam diriNya. Tuhan mau agar manusia dapat mengenal dan menyembah Dia yang adalah Roh. Tuhan bukan sebuah batu, bukan tinggal di gunung, bukan sebuah patung dan bukan di sungai-sungai. Tuhan bukan suatu zat dan bukan pula dapat disembah dengan cara melakukan pantangan dan larangan yang sangat sulit untuk dilakukan. Yesus telah memperkenalkan diriNya bahwa Dia adalah Mesias sang Juru Selamat, Raja diatas segala Raja dan Tuhan di atas segala Tuhan.

Penyembah yang benar harus tahu siapa yang disembahnya. Yesus telah memperkenalkan diriNya sebagai Tuhan dengan mengatakan Yesus dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30), maka kita patut menyembah Dia. Sekarang Yesus sudah tidak ada lagi di dunia ini dalam wujud manusia, namun Dia telah memperkenalkan bahwa Tuhan itu adalah Roh (Yohanes 4:24), maka kita harus menyembah Dia di dalam Roh dan kebenaran yang artinya kita menyembah Dia dengan segenap hidup kita di setiap saat dan di setiap kesempatan. Kita tidak perlu lagi ke gunung-gunung, ke lembah-lembah atau membuat patung dan lain sebagainya untuk disembah. Setiap aspek kehidupan kita adalah menyembah  dan mengandalkan Dia. Namun masalahnya, ada begitu banyak orang percaya dan mengaku murid Yesus, masih belum menyembah Dia di dalam Roh dan kebenaran. Ada begitu banyak orang masih mengandalkan kekuatan gaib, masih pergi ke kuburan untuk mendapatkan berkat, masih pergi ke gunung untuk mendapatkan wangsit, masih pergi ke dukun untuk mendapatkan kesembuhan.  Setiap akhir tahun, ada begitu banyak orang masih datang ke paranormal dan tukang ramal untuk mengetahui bagaimana peruntungan yang akan di alami di tahun depan. Ada begitu banyak orang tidak mau menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. Yang ada dalam dirinya adalah bahwa Tuhan merupakan sesuatu hal yang tidak terlihat dan hanya disembah apabila tiba pada hari Natal. Selanjutnya pada hari-hari  lainnya menyerahkan hidupnya pada kekuatan lain dan hidup tidak seturut dan sekehendak Tuhan serta mengandalkan diri sendiri. Oleh karena itu, di hari Natal yang berbahagia ini, mari kita menyembah Tuhan yang benar di dalam Roh dan kebenaran karena Yesus telah memperkenalkan diriNya begitu gamblang bahwa Tuhan itu adalah Roh yang hidup. Biarlah Tuhan Yesus lahir di dalam hati kita dan mengubah hidup kita sehingga setiap saat hidup kita memuliakan namaNya. Akhir kata kami ucapkan : SELAMAT HARI NATAL 25 DESEMBER 2010.Tuhan Yesus memberkati. Amin.  (24122010)

Rabu, 22 Desember 2010

KECILLAH ITU

Lukas 16:10  "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.


Di dalam kehidupan, ada begitu banyak orang yang mengatakan bahwa dirinya hidup setia dengan Tuhan tetapi selalu beribadah dengan berpindah-pindah gereja. Tak puas dengan gereja yang satu, pindah ke gereja yang lain dan tidak betah apabila berjemaat di satu tempat. Ada lagi yang mengatakan setia kepada Tuhan, tetapi di dalam bekerja di kantor tidak menunjukkan prilaku sebagai anak Tuhan yang takut kepada Tuhan. Bekerja hanya apabila diawasi oleh atasan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa dirinya setia kepada Tuhan, tetapi tidak setia kepada istri, tidak jujur kepada istri dan anak-anak baik masalah keuangan, masalah hati maupun masalah yang lain. Bagaimana mungkin kita dapat mengatakan bahwa kita setia kepada Tuhan yang tidak kelihatan apabila kepada hal yang tidak kelihatan saja kita tidak dapat berlaku setia?

Setia dalam perkara kecil merupakan syarat mutlak untuk dapat menjadi setia di dalam perkara yang besar. Bagaimana mungkin seseorang dikatakan setia di dalam perkara yang besar kalau di dalam perkara yang kecil saja tidak bisa berlaku setia? Tidak akan mungkin seseorang langsung dapat mengendalikan sebuah perusahaan besar apabila mengurus sebuah perusahaan kecil saja tidak bisa. Bagaimana mungkin kita dipercayakan menjadi pimpinan apabila di dalam bekerja saja kita harus diawasi terus menerus. Tidak akan mungkin seseorang menjadi hamba Tuhan yang besar dengan bidang pelayanan yang luas, apabila dalam pelayanan kecil saja dia tidak mau. Tidak  mungkin seseorang menjadi jemaat yang missioner, apabila di dalam berjemaat saja tidak pernah betah di suatu tempat. Tidak mungkin seorang pria akan menjadi suami yang baik, apabila dalam hal keuangan saja tidak setia terhadap perempuan.  Ini adalah dalil yang harus dipegang umat Tuhan untuk dapat menjadi seorang yang besar. Setia kepada perkara yang kecil.

Tuhan Yesus menginginkan umatNya agar terlebih dahulu setia terhadap perkara kecil. Ketika berdoa meminta hikmat yang dari Tuhan, maka Tuhan akan memberikannya apabila kita mau dengan setia  membaca firman Tuhan setiap hari dan Dia akan menambahkan pengetahuan dan hikmat kepada kita sehingga menjadi lebih bijaksana di dalam mengarungi kehidupan. Tidak mungkin kita menjadi seorang yang penuh hikmat apabila kita tidak setia di dalam membaca sumber hikmat itu yaitu firman Tuhan. Ketika kita berdoa meminta agar diberikan kesabaran di dalam menghadapi setiap masalah, maka Tuhan akan memberikan kesabaran itu apabila kita setia menghadapi setiap permasalahan kita. Tidak mungkin kita menjadi seorang yang sabar apabila kita tidak pernah sabar menghadapi permasalahan yang kecil saja. Ketika kita berdoa agar pekerjaan berhasil dan karir meningkat, maka Tuhan akan memberikan hal tersebut apabila setia terhadap pekerjaan sekecil apapun yang diberikan kepada kita. Di dalam bekerja, kita melakukan segala pekerjaan dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23), sehingga, ada atau tidak ada pimpinan, kita bekerja dengan sebaik mungkin. Sebagai jemaat yang baik, kita berjemaat bukan karena memandang siapa pendetanya, tetapi  menetapkan hati untuk menetap dan berjemaat di satu tempat serta tidak berpindah-pindah tempat. Ketika kita meminta agar diberikan karunia lebih banyak, maka Tuhan akan menambahkan karunia-karunia lebih banyak apabila kita setia dalam mengelola karunia yang ada di dalam hidup kita. Ingatlah perumpamaan tentang talenta dimana yang memiliki lima dan dua talenta ditambahkan lagi beberapa talenta karena setia mengelola talenta yang dimilikinya. Tetapi yang memiliki satu talenta tidak mau mengelola talenta yang dimillikinya sehingga segala yang ada  diambil daripadanya. (Matius 25:14-30). Mungkin pikirnya itu hal kecil, jadi buat apa mengembangkannya. Oleh karena itu, marilah kita setia terhadap hal-hal kecil yang Tuhan telah percayakan kepada kita agar hal-hal besar juga dipercayakan kepada kita. Jadi jangan pernah menganggap remeh sesuatu hal dengan mengatakan : "Kecillah itu", sehingga tidak pernah melakukannya dengan setia. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (23122010)

Selasa, 21 Desember 2010

MAKNA KEDATANGAN YESUS

Yohanes 10:10  Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.


Seberapa banyak dari kita yang merasa kehidupannya tidak bahagia dan tidak memiliki pengharapan? Seberapa banyak dari kita yang merasa bahwa kehidupannya tidak memiliki sukacita, tidak memiliki damai  sejahtera,   merasa tidak diberkati dan lain sebagainya? Kita memiliki kekayaan yang melimpah, punya rumah yang bagus, punya simpanan uang yang banyak, punya mobil yang mahal harganya, punya jabatan yang tinggi dan lain sebagainya, tetapi merasa tidak memilikinya. Kita ibarat seorang yang tinggal di sebuah gubuk derita di atas tanah yang sebenarnya mengandung kekayaan tambang yang luar biasa besarnya, namun tidak mengetahui bahwa tanah tersebut mengandung  kekayaan yang melimpah. Kita sebenarnya kaya, tetapi tidak menyadarinya sehingga sukacita, damai sejahtera, dan ucapan syukur atas segala yang dimiliki tidak pernah ada.

Yesus mengatakan bahwa pencuri datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan. Siapakah pencuri  yang dimaksud? Dialah pembinasa keji yaitu Iblis yang selalu ingin merampas sukacita dan damai sejahtera dari kehidupan manusia. Dia berusaha memberikan kita kehidupan yang tidak baik. Secara perlahan tapi pasti, Iblis bekerja dengan luar biasa liciknya. Dia bekerja siang dan malam tak kenal lelah untuk  menghancurkan umat Tuhan karena dia tahu bahwa waktunya sudah dekat untuk segera binasa. Iblis mau agar kita tidak bersama-sama dengan Tuhan di sorga kelak tapi  dia mau agar ada yang menemaninya binasa. Ketika hati, cinta kasih, sukacita, damai sejahtera, dan lain sebagainya berhasil dicuri oleh Iblis, selanjutnya dia akan membunuh manusia dengan kehidupan yang penuh  derita dan akhirnya jiwa dan roh akan binasa.

Itulah pekerjaan Iblis yang dimulai dengan mencuri, kemudian membunuh dan membinasakan. Ketika sukacita dirampas karena jabatan belum naik, Iblis menawarkan proses yang lebih mudah dan tidak panjang untuk naik jabatan dengan menjilat, berdukun dan lain sebagainya. Ketika masalah keuangan tidak kunjung membaik, Iblis datang dan menawarkan suatu proses memperoleh kekayaan dengan cara cepat dan jitu dengan manipulasi, korupsi, pergi ke dukun dan lain sebagainya. Ketika seorang anak belum hadir melengkapi kehidupan rumah tangga kita, Iblis hadir menghasut kita untuk menghujat Tuhan. Ketika sakit penyakit belum sembuh juga, Iblis hadir dan menawarkan suatu kesembuhan yang praktis dan mudah serta murah lewat dukun. Tapi syukur bagi Tuhan, bahwa Yesus telah lahir dan datang ke dalam dunia ini untuk memberikan hidup bagi kita. kita yang tadinya sudah mati karena dosa dan pelanggaran (Roma 3:23), dihidupkan kembali oleh kedatanganNya. Yesus datang untuk  menyelamatkan seluruh milik kepunyaanNya dari kebinasaan, melepaskan kita dari belenggu setan dan membebaskannya dari dakwaan Iblis pada hari penghakiman kelak. Kita yang percaya kepadaNya akan dibenarkan dengan cuma-Cuma oleh kasih karunia yang begitu besar karena penebusan di dalam Yesus Kristus (Roma 3:24) dan bukan dengan perbuatan baik serta amal ibadah yang dilakukan. Kita dibenarkan hanya oleh iman percaya kepadaNya dan ketika kita dibenarkan, kita memperoleh hidup dalam damai sejahtera dan sukacita dengan Tuhan.(Roma 5:1). Yesus datang ke dunia ini agar kita juga memiliki segala kelimpahan yang selama ini tidak terungkapkan karena telah disembunyikan oleh Iblis. Dengan kuasa yang telah diberikanNya kepada kita (Yohanes 1:12), kita dimampukan untuk mengucap syukur atas segala hal yang diterima baik hal yang buruk maupun hal yang baik. Dengan kuasa yang ada, kita dimampukan untuk berperang melawan keinginan-keinginan daging dan tidak lagi menaklukkan diri atas roh-roh dunia. Oleh karena itu, mari kita mengerti arti kedatangan Yesus Kristus ke dunia ini yaitu bahwa Yesus datang ke dunia ini untuk menyelamatkan seluruh umat manusia dari kebinasaan dan memberi hidup yang kekal agar setiap umat yang diselamatkan memilikinya dalam segala kelimpahan. Terpujilah nama Tuhan Yesus Kristus. Amin. (22122010)

Minggu, 19 Desember 2010

DEVIDE ET IMPERA


Matius 16:18  Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

Batu karang merupakan batu yang terdapat di laut yang sangat keras dan sulit untuk digoyahkan. Walaupun begitu besar ombak yang menerpanya, bahkan tsunami sekalipun menerpanya, batu karang tidak akan goyah dari tempatnya. Batu karang berfungsi sebagai pelindung, sebagai tameng, sebagai penahan arus laut. Apabila di tepi laut tidak ada batu karang, maka ombak laut bisa menghancurkan setiap mahluk hidup dan setiap tempat yang ada di pinggir pantai. Itu sebabnya, terumbu karang atau batu karang yang ada di lautan dilarang untuk dihancurkan karena akan merusak ekosistem laut.

Yesus diibaratkan sebuah batu karang yang kokoh dan siap untuk dijadikan tumpuan bagi siapa saja yang mau bertumpu di sana. Semua manusia yang berdiri di atas iman percaya kepada Yesus Kristus tidak akan terguncangkan dan alam maut tidak akan dapat menguasainya. Tidak ada satu kekuatan pun di dunia ini yang sanggup mengoncangkan orang yang bertumpu pada Batu Karang Yesus Kristus. Itu sebabnya Yesus mengatakan bahwa jemaatNya akan didirikan diatas batu karang yang teguh yang adalah Yesus sendiri. Pertanyaannya sekarang adalah, siapa yang menjadi jemaat yang berdiri diatas batu karang yang teguh itu?

Kita yang percaya kepada Yesus Kristus adalah jemaat Tuhan dan itu berarti kita adalah salah seorang anggota jemaat. Seorang jemaat juga adalah merupakan bait Tuhan (1 Korintus 3:16) yang harus kudus di hadapan Tuhan. Sebagai jemaat kita harus berdiri dan menaruh tumpuan di Batu Karang yang teguh yaitu Yesus Kristus dan Dia mau agar seluruh jemaatnya berdiri di tempat yang sama dan memiliki tugas yang sama dan seluruhnya menjadi satu (Yohanes 17:21). Namun masalahnya adalah, ada begitu banyak jemaatNya yang merasa tidak berdiri di tumpuan yang sama. Masing-masing memegang kebenaran sendiri dan merasa dirinyalah yang paling benar. Jemaat yang satu anti dengan jemaat yang lain dan bahkan tega menjelek-jelekkan jemaat yang lain. Perlu dipahami, ini adalah merupakan strategi Iblis untuk menghancurkan jemaat Tuhan melalui politik devide et Impera atau pecah belah dulu baru kuasai. Iblis berusaha menghancurkan jemaat Tuhan melalui pribadi-pribadi, melalui keluarga-keluarga dan pada akhirnya gereja Tuhan. Ketika kita merasa berbeda dengan jemaat lain, disitu terjadi perselisihan dan saling curiga dan pada akhirnya akan saling menghancurkan. Ketika dalam sebuah keluarga terjadi perselisihan dan perselingkuhan, di sana akan terjadi kehancuran sebuah jemaat Tuhan. Itu sebabnya kita harus jeli melihat hal ini dan tidak mau terjebak oleh politik pecah belahnya Iblis. Kita harus memandang bahwa jemaat Tuhan adalah satu yang memiliki pegangan dan tumpuan yang sama yaitu Yesus Kristus sebagai Batu karang yang teguh dan dipercaya sebagai Tuhan dan Juru Selamat manusia. Bilamana ada yang mengaku sebagai jemaat Tuhan namun tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan, sebagai manusia dan sebagai Juruselamat manusia, maka dia bukan berdiri di Batu Karang yang sama. Oleh karena itu, mari kita tetap berdiri di atas Batu karang yang teguh di dalam Yesus Kristus, sehingga apapun metode Iblis untuk  menghancurkan umat Tuhan tidak akan berhasil dilakukan. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (20122010).

HARTA YANG SANGAT BERHARGA

Matius  6:19-20  "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

Harta apakah yang paling berharga dalam hidupmu? Mungkin kita berkata bahwa harta yang paling berharga adalah anak. Hampir semua suku dan bangsa menganut pemikiran bahwa seorang anak adalah harta yang paling berharga. Kalau seseorang tidak punya anak atau tidak punya anak lelaki, maka dikatakan bahwa hidupnya tidak berarti apa-apa sehingga tega untuk kawin lagi dengan perempuan lain. Ingat cerita mengenai Abraham yang sampai tuanya belum memiliki seorang anak pun untuk menjadi ahli warisnya, dimana pada akhirnya dia kawin lagi dengan Hagar hanya untuk mendapatkan keturunan. Mungkin juga ada orang berkata bahwa harta yang paling berharga dalam hidupnya adalah emas, perak, tanah, rumah, uang yang banyak dan kekayaan lainnya, sehingga rela bekerja mati-matian hanya untuk mendapatkannya bahkan rela untuk melakukan segala cara yang bertentangan dengan hukum yang berlaku. Ada juga yang mengatakan bahwa harta yang tak ternilai adalah ilmu pengetahuan, pendidikan dan lain sebagainya sehingga rela belajar dan belajar lebih banyak lagi.  

Yesus Kristus adalah harta terindah yang kita miliki saat ini. Kenapa Yesus Kristus menjadi harta yang terindah sedangkan Yesus sendiri sudah tidak ada sama sekali di dalam dunia ini dalam wujud rupa dan fisik? Itu sebabnya kita mengatakan bahwa Yesus Kristus bukanlah harta dalam hidup kita karena tidak kelihatan alias semu. Pemikiran demikian sama sekali tidak beralasan. Yesus telah mengorbankan segalanya bagi kita semuanya. Dia adalah Tuhan yang hidup, yang ada dan yang bertahta di dalam KerajaanNya. Kita semua adalah orang berdosa dan tidak layak di hadapan Tuhan (Roma 3:23). Namun oleh karena darahNya yang telah tercurah di kayu salib, kita menjadi hidup dan layak di hadapan Tuhan. Kita diselamatkan dari hukuman dosa oleh pengorbananNya. Tidak ada harta yang lebih besar daripada pengorbanan Yesus di kayu salib. Itulah karya terbesar yang patut kita syukuri bersama.

Lantas bagaimana? Kalau kita sudah mengatakan bahwa Yesus adalah harta terbesar dan paling berharga dalam hidup kita, maka konsekwensinya adalah kita harus tetap berfokus kepadaNya. Firman Tuhan mengatakan bahwa dimana hartamu berada disitu juga hatimu berada.(Lukas 12:34). Kalau kita katakan bahwa anak adalah harta yang paling berharga, maka hati kita juga selalu tertuju kepada anak. Kalau kita katakan bahwa harta yang paling berharga adalah mobil, atau emas maka hati kita juga akan selalu tertuju kepada mobil dan emas kesayangan kita sehingga rela mengorbankan waktu, uang dan tenaga hanya untuk merawat dan menjaga mobil dan emas tersebut. Kalau kita katakan bahwa Yesus adalah harta yang berharga, maka hati dan pikiran kita akan selalu tertuju kepadaNya. Namun masalahnya adalah, ada begitu banyak orang mengatakan bahwa harta yang paling berharga di dalam hidupnya adalah Yesus Kristus, namun tidak menaruh hati dan pikiran yang tertuju kepadaNya.  Bahkan lebih jauh lagi, tega menjual keyakinan kita yang sudah kita anggap sebagai harta yang sangat berharga hanya untuk sebuah harta yang lain yaitu kekayaan, jabatan, perempuan, lelaki dan lain sebagainya. Dalam hal ini kita tidak sungguh-sungguh untuk menjaga harta yang begitu sangat berharga. Firman Tuhan kali ini mengingatkan kita agar mencari harta di Sorga yaitu Yesus Kristus dan selalu menaruh hati kepadaNya. Ingatlah, bahwa harta ini akan menjamin keselamatan hidup kita semua baik di bumi maupun di sorga.  Kita tidak akan mati kalau tidak memiliki harta duniawi,tetapi kalau tidak memiliki Yesus Kristus dalam hidup kita, maka kematian kekal akan ada di depan mata. Oleh karena itu, mari kita memiliki harta yang sangat berharga dalam hidup  yaitu Yesus Kristus Sang Penebus Juru Selamat dunia dan yang telah memberi hidup kepada kita. Terpujilah nama Tuhan. Amin (19122010)


Kamis, 16 Desember 2010

MENGELUH? NGGAK LAH YAO

Yudas 1:16  Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan.

Kata orang bijak, mengeluh bukanlah salah satu cara penyelesaian yang baik karena mengeluh hanya akan dapat menambah masalah. Kalau sesesorang kerjanya hanya mengeluh dan mengeluh, maka ada kemungkinan orang lain yang mendengar keluhan akan merasa tidak nyaman dengan keadaan kita sehingga menghindar untuk dekat dengan kita. Mengeluh disini dalam arti, mengeluh tentang nasib yang tak kunjung membaik, mengeluh tentang anak yang belum dimiliki, mengeluh tentang pekerjaan yang sulit didapat, mengeluh tentang segala hal yang kadang kala tanpa disadari membuat orang yang mendengarnya menjadi bosan.

Kalau kita membaca tentang cerita orang Israel ketika keluar dari tanah Mesir, kita dapat mengetahui betapa bangsa Israel selalu mengeluh dan bersungut-sungut mengenai keberadaan hidup mereka. Ketika tertindas oleh bangsa Mesir, mereka mengeluh karena begitu sakit dan begitu menderita (Keluaran 2:23). Ketika dibebaskan dari perbudakan bangsa Mesir dan harus berjalan menuju ke tanah perjanjian yang begitu jauh dan melelahkan, mereka juga mengeluh dan bersungut-sungut karena menganggap lebih enak hidup di Mesir daripada di negeri yang belum tahu kondisinya. (Keluaran 16:3). Ketika diberi makan manna oleh Tuhan tanpa bekerja, mereka bosan dan mengeluh serta meminta agar diberikan daging. Keluhan bangsa Israel ini membuat Musa dan Harun sebagai pemimpin menjadi kelabakan. (Keluaran 16:6-8).

Menghadapi kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian, memang kadang kala bahkan sering membuat seseorang menjadi mengeluh. Di rumah mengeluh dengan tetangga karena belum punya anak, mengeluh tentang anak  yang berkelakuan bandel, mengeluh tentang keadaan ekonomi yang tak kunjung membaik dan lain sebagainya. Di kantor mengeluh tentang pimpinan yang tidak bisa memimpin, mengeluh tentang karir yang belum meningkat, mengeluh tentang pekerjaan yang berat, dan lain sebagainya. Ketika belum bekerja, kita mengeluh betapa sulitnya mencari pekerjaan sehingga mau diberikan pekerjaan apa saja asal dapat bekerja. Ketika pekerjaan sudah didapat, kita mengeluh mengenai gaji yang sedikit dan tidak mencukupi sehingga berusaha mencari tempat pekerjaan yang lebih baik dan dapat memberikan gaji yang lebih tinggi. Ketika gaji sudah mencukupi, kita mengeluh mengenai karir yang tidak kunjung meningkat dan membuat ulah agar pimpinan melihat dan mendengar keluhan kita. Menginginkan hal yang lebih baik, memang baik dan mengeluh tentang sesuatu memang manusiawi, tapi sering mengeluh akan membuat orang lain mempunyai pandangan yang jelek mengenai kita.   Seberat apapun masalah yang dihadapi, Tuhan menghendaki agar kita datang dan mengungkapkan seluruh kerinduan kita kepadaNya. Keluhan kepada manusia kadang kala membuat suatu batu sandungan kepada orang lain. Belum tentu orang tersebut akan memberikan jalan keluar yang lebih baik kepada kita. Sebaliknya mungkin dia akan menggunakan keluhan kita menjadi alat baginya untuk kemajuan dirinya sendiri. Tetapi keluhan kepada Tuhan akan membuat segalanya menjadi lebih baik, ada damai sejahtera, ada suka cita dan yang pasti akan ada jalan keluar. Kan Tuhan Yesus sendiri sudah mengatakan agar datang kepadaNya semua orang yang letih lesu dan berbeban berat dan Dia berjanji akan memberikan kita kelegaan (Matius 11:28). Jadi, apalagi yang dipikirkan? Mengeluh kepada manusia? Mari kita katakan :”Nggak lah yao”. Mari kita mengucap sukur senantiasa dan datang kepadaNya dengan doa yang tidak jemu-jemu (Lukas 18:1) dan di dalam doa, Roh akan membantu kita untuk mengungkapkan setiap keluhan yang tidak terucapkan (Roma 8:26). Terpujilah nama Tuhan. Amin (17122010).