Senin, 31 Januari 2011

BERHASIL DI DALAM TUHAN


Mazmur 1:1-3 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Di dalam kehidupan, keberhasilan seseorang selalu diidentikkan dengan adanya sejumlah harta kekayaan yang dapat dilihat dan dinikmati, punya mobil mewah, punya rumah yang sangat besar dan mahal harganya, punya karir yang baik dengan jabatan tinggi di perusahaan, punya anak-anak dengan sekolah yang tinggi, punya simpanan uang yang cukup untuk  tujuh keturunan, dihormati oleh banyak orang, dipuja-puja karena terkenal dan memiliki sejumlah penggemar yang selalu menanti kedatangannya dan lain sebagainya. Inilah yang menjadi tolok ukur keberhasilan orang dunia yang kebanyakan tidak mengenal Tuhan. Lantas, keberhasilan yang bagaimanakah yang seharusnya  dialami oleh orang-orang percaya? Yaitu keberhasilan yang diperoleh bersama dengan Tuhan dimana di dalamnya ada damai sejahtera, sukacita dan ucapan syukur.


Raja Hizkia adalah raja yang penuh dengan berkat dari Tuhan. kekayaan, kehormatan, kejayaan dan lain sebagainya dia peroleh berkat kedekatannya dengan Tuhan dan bukan sebab hasil usahanya sendiri. Segala yang diperbuat Hizkia dibuat Tuhan berhasil. Di tengah kesibukannya sebagai raja, Hizkia sadar betul bahwa segala hal yang dia miliki adalah bersumber dari Tuhan dan dia tidak mau mengulang kesalahan nenek moyangnya yang mengalami kegagalan karena berlaku tidak setia kepada Tuhan, sehingga dalam segala kesibukannya, dia masih menyempatkan diri untuk memperhatikan rumah Tuhan (2 Tawarikh 29:3), memberitakan kebenaran serta mengajak seluruh rakyat untuk datang kepada Tuhan(2 Tawarikh 30:5) dan dia selalu berdoa menyerahkan seluruh permasalahan negeri kepada Tuhan (2 Tawarikh 32:20). Inilah yang membedakan raja Hizkia dengan raja-raja lainnya bahwa keberhasilan yang diperolehnya adalah merupakan berkat dari Tuhan.

Keberhasilan sesungguhnya tidaklah ditandai dengan harta yang melimpah, kekayaan yang banyak, jabatan yang tinggi dan lain sebagainya.  Firman Tuhan mengatakan bahwa apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?(Mat 16:26). Artinya, buat apa keberhasilan yang diperoleh tanpa ada Yesus di dalam kehidupan kita? Semuanya akan sia-sia. Hati akan terasa hampa, ada kekosongan, tidak ada damai sejahtera dan segala kekayaan yang diperoleh tidak akan memberikan rasa cukup. Kekayaan adalah merupakan barang yang fana yang akan dapat hancur seketika. Raja Salomo dalam segala kemewahannya pernah berkata bahwa segala yang telah dia lakukan untuk mencapai seluruh kekayaan dan kejayaan yang diperolehnya adalah kesia-siaan ( Pengkhotbah 2:11). Dengan segala usahanya dia telah menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum dia. Tidak ada raja seperti raja Salomo sampai sekarang ini, punya kekayaan yang luar biasa banyaknya, punya anak yang begitu banyak, punya istri dan gundik yang begitu banyak, punya wilayah kekuasaan yang begitu luas,  disegani, dihormati dan semua raja takluk kepadanya. Tapi semuanya itu dia katakan sia-sia.  Raja Salomo mengerti bahwa Tuhan telah memberikan kekekalan di dalam hati manusia, tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Tuhan dari awal sampai akhir (Pengkhotbah 3:11). Salomo menyimpulkan bahwa seseorang dikatakan berhasil apabila manusia dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Tuhan dari awal sampai akhir. Untuk dapat menyelami pekerjaan itu, manusia harus bergaul akrab dengan Tuhan, mau bersekutu denganNya, berdoa kepadaNya, dan lebih daripada itu yang kesukaannya adalah firman Tuhan. Untuk semuanya itu, maka dia akan seperti pohon yang ditanam di tepian aliran sungai yang   menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Inilah yang dikatakan berhasil menurut ukuran Tuhan yaitu menyadari bahwa semua itu terjadi karena anugrah Tuhan semata. Kita harus memahami ini semua dan sudah saatnya kita bertanya pada diri sendiri, apakah memang keberhasilan yang telah kita peroleh merupakan keberhasilan yang didalam Tuhan? Mari agar kita merenungkannya sehingga ada ucapan syukur yang memuliakan Tuhan atas setiap berkat yang telah diterima. Terpujilah nama Tuhan. Amin (01022011)

Minggu, 30 Januari 2011

JANGAN PERNAH MERAGUKAN YESUS


Matius 11:2-3  Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus,  lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"

Ketika menghadapi masalah, apakah masalah keuangan, masalah rumah tangga, masalah kesehatan dimana kita mengidap penyakit yang tak kunjung sembuh, masalah karir, dan masalah-masalah lainnya yang begitu berat dan menyesakkan hati, kita kadang kala menjadi ragu akan keberadaan Yesus di dalam hidup kita. Karena merasa tidak ada pertolongan sama sekali, kita meragukan ke-Tuhan-an Yesus yang sanggup melakukan segala perkara. Karena begitu beratnya permasalahan yang dihadapi membuat kita menjadi ragu, menjadi bimbang dan menjadi apatis terhadap penyertaan dan pemeliharaan Yesus Kristus yang kita percaya sebagai Tuhan dan juru selamat.

Demikian pulalah yang dialami oleh Yohanes Pembaptis, karena begitu beratnya masalah yang dideritanya dimana dia ditahan oleh Herodes, dia mulai meragukan Yesus sebagai Mesias yang akan datang. Dia menganggap bahwa apabila Yesus memang Mesias, maka seharusnya Dia harus membebaskan Yohanes dari tahanan. Tetapi apa yang diperkirakan dan diharapkan Yohanes tidak menjadi kenyataan dan malah dia mati dengan kepalanya dipenggal oleh Herodes (Matius 14:1-12). Berbeda halnya dengan Paulus dan Silas yang mengalami beban berat dimana dia juga ditangkap dan dipenjara karena memberitakan Injil. Mereka tidak meragukan Yesus sebagai juru selamat mereka dan berdoa lebih tekun lagi sehingga pintu penjara dan belenggu mereka terlepas (Kisah Para Rasul 16:25-26). Dalam hal ini mereka membawa masalah mereka kepada Yesus dalam doa dan puji-pujian sehingga terlepaslah beban mereka.

Memang masalah yang menghimpit, penyakit yang diderita yang berkepanjangan, masalah keuangan yang tidak kunjung membaik, karir di kantor yang tidak kunjung meningkat dan lain sebagainya, seringkali membuat umat Tuhan menjadi ragu dan bimbang akan janji Tuhan terhadap umatNya. Kita ragu dan mengatakan apakah memang Tuhan itu ada? Kita bimbang dengan mengatakan apakah memang Yesus itu dapat menolong kita untuk memberikan jalan keluar? Kita tidak percaya lagi kepadaNya dengan mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada dan tidak peduli terhadap permasalahan kita. Keraguan, kebimbangan dan sikap tidak percaya kepada Tuhan membawa kita untuk tidak mau lagi beribadah kepadaNya, tidak mau lagi berdoa kepadaNya, tidak mau lagi membawa segala permasalahan kita kepadaNya, tidak mau lagi melayani Dia di dalam kehidupan sehari-hari dan lain sebagainya. Kita menjadi statis, apatis, dan tidak mau lagi percaya kepadaNya. Ingatlah, kondisi ini akan dapat memperburuk masalah yang kita hadapi. Semakin jauh kita dari Tuhan, semakin kita akan menghadapi masalah yang terasa sangat berat. Namun semakin kita dekat dengan Tuhan, permasalahan yang dihadapi akan  semakin ringan karena Tuhan Yesus sendiri sudah menjanjikan agar semua yang letih lesu datang kepadaNya dan Dia akan memberikan kelegaan (Matius 11:28). Kita bawa masalah yang ada kepadaNya di dalam doa dan puji-pujian. Seberat apapun masalah yang dihadapi, jangan pernah meragukan kemampuan Yesus sebagai Tuhan. Separah apapun penyakit yang ada pada kita, jangan pernah meragukan bahwa Yesus sanggup melakukan mujizat kesembuhan. Tiada yang mustahil bagi Dia, asal kita percaya kepadaNya. Mari kita menyikapi setiap permasalahan kita seperti Paulus dan Silas yang membawa segala permasalahannya kepada Yesus, maka segala permasalahan yang dihadapi akan dapat diatasi. Tuhan akan turun tangan untuk  menolong dan menopang kita untuk dapat memampukan kita menanggung setiap permasalahan yang ada. Asal satu hal yang perlu diingat, jangan pernah meragukan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Terpujilah nama Tuhan. (31012011)

DI DALAM YESUS ADA KEPASTIAN


Roma 5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Tuhan oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!

Ada begitu banyak orang percaya tidak mengerti mengenai orang yang mati di dalam Tuhan. ketika menerima kabar kematian saudara, kematian tetangga, atau kematian teman yang merupakan orang percaya kepada Yesus Kristus, kita berkata : “Semoga arwahnya diterima di sisiNya”. Apakah pernyataan dan perkataan ini benar secara iman Kristen? Mungkin seseorang yang berkata demikian hanya bercanda, mungkin dia tidak bercanda, tetapi memang tidak mengetahui sama sekali keadaan orang yang mati di dalam Tuhan. Mungkin pula seseorang berkata demikian karena menganggap sama dengan iman orang lain yang tidak percaya di dalam Yesus Kristus dan menganggap bahwa orang yang mati di dalam Tuhan belum tentu diterima di sisiNya. Suatu ucapan yang tidak memilliki iman bahwa orang yang mati di dalam Tuhan pasti akan diterima di sisiNya.

Kita tidak perlu berteologi terlalu dalam mengenai hal ini, tetapi cukup mengingat akan perkataan Yesus di dalam Yohanes 14:2-3 yang berkata : “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.  Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.” Dari perkataan ini jelas sudah bahwa, orang yang percaya kepada Yesus Kristus telah disediakan tempat yang layak bagi kita di sorga kelak. Yesus telah berada di Sorga sekarang ini dan ini berarti Dia sedang menantikan orang-orang yang percaya kepadaNya untuk duduk di dekatNya di sorga. Tidak ada kata “mudah-mudahan”, “semoga”, atau perkataan-perkataan lain yang mengandung suatu ketidakpastian.

Yesus juga sudah mengatakan bahwa Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Dia (Yohanes 14:6). Ini artinya, bahwa Yesus telah menjamin seluruh kehidupan umat yang percaya kepadaNya suatu jalan yang pasti menuju ke sorga. Dia tahu jalan ke Sorga, karena Dia berasal dan datang dari sorga. Tidak ada seorang nabi yang paling terkenal sekalipun yang berani untuk memastikan jalan menuju ke sorga. Hanya Yesus yang berani untuk menjamin kepastian arah menuju sorga. Kalau Yesus adalah jalan dan kebenaran dan hidup, berarti kita harus percaya dan menyerahkan sepenuhnya hidup kita kepadaNya. Tetapi masalahnya, ada begitu banyak orang tidak mengerti akan hal ini dengan menganggap dan memiliki pengertian bahwa orang yang mati di dalam Tuhan belum tentu masuk sorga. Ada begitu banyak orang masih ragu-ragu dan tidak mempercayakan sepenuhnya hidupnya kepada Yesus. Kita sebagai orang percaya masih suka mendoakan orang yang sudah mati agar diterima di sisiNya. Kita masih suka menganggap bahwa arwah orang yang sudah mati di dalam Tuhan masih gentayangan di kuburan sehingga masih suka pergi ke kuburan untuk sembahyang, untuk mendoakan, untuk meminta wangsit, untuk meminta kekayaan, untuk meminta berkat dan lain sebagainya. Ini adalah salah satu kekejian di hadapan Tuhan (Imamat 19:31).   Firman Tuhan kali ini mengingatkan kita kembali bahwa di dalam Yesus Kristus ada kepastian. Yesus Kristus tidak pernah mengatakan mudah-mudahan, semoga, lihat nanti saja dan lain sebagainya mengenai keselamatan. Tetapi pada masa penghakiman, Tuhan Yesus Kristus akan membenarkan setiap orang yang percaya kepadaNya dan mempersilahkan kita masuk ke dalam kehidupan yang kekal. Inilah yang harus dipahami oleh orang percaya, bahwa orang yang percaya yang mati di dalam Tuhan akan bersuka cita karena telah dipastikan diterima di Kerajaan Sorga yang kekal. Kita harus percaya bahwa di dalam Yesus ada kepastian akan keselamatan. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (30012011)

Jumat, 28 Januari 2011

HARTA TERINDAH

2Timotius 1:14 Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.

Apakah harta terindah dalam hidup kita? apakah kekayaan yang melimpah, uang yang banyak, simpanan yang tidak habis tujuh keturunan, jabatan yang cukup tinggi, anak-anak yang sehat-sehat dan berhasil atau yang lainnya? Orang Batak punya prinsip bahwa harta yang terindah yang dimiliki adalah anak, maka lahirlah suatu perkataan yang selalu didengung-dengungkan baik dalam tutur kata sehari-hari maupun dalam sebuah lagu yaitu : “Anakkhon hi do hamoraon di ahu”, yang artinya, Anakkulah harta yang paling berharga. Tanpa lahirnya seorang anak dalam lingkungan keluarga Batak, maka kehidupan keluarganya terasa hampa dan boleh dikatakan semua yang diperoleh adalah sia-sia. Orang batak tanpa anak, apalagi tidak memiliki anak laki-laki, maka boleh dikatakan pasangan tersebut tidak berbahagia, tidak memiliki martabat, dan tidak ada penerus garis keturunan marga.

Ada banyak anggapan keliru di seputar harta terindah ini. Orang menganggap bahwa harta terindah adalah kekayaan. Namun pemazmur mengingatkan kita agar apabila harta makin bertambah, janganlah hati kita melekat padanya. (Mazmur 62:10). Biasanya kalau ada sesuatu yang terindah di dalam hidup kita, maka hati kita juga akan melekat kepada yang terindah tersebut (Matius 6:21). Apabila kita menganggap bahwa kekayaan sebagai harta terindah, berarti hati kita juga akan melekat kepada kekayaan yang dimiliki. Bila kita menganggap bahwa anak sebagai harta terindah, maka hati kita juga akan tertuju kepada anak. Dengan demikian, apabila kita dilarang untuk melekatkan hati kepada harta kekayaan,  berarti harta itu bukanlah suatu yang terindah. Jadi, apakah harta terindah itu dalam hidup kita? Yaitu, Yesus Kristus.

Yesus Kristus adalah harta terindah yang kita miliki. Tiada satupun yang amat berharga di dunia ini yang dapat menandingi dan menggantikan Yesus Kristus. Dia begitu berharga bagi kita, karena oleh kasihNya kita menjadi layak di hadapan Tuhan. Dengan darahNya yang mahal yang telah tercurah di kayu salib, Yesus telah menebus segala dosa kita. Bukan dengan barang yang fana, bukan dengan harta kekayaan, bukan dengan uang yang banyak, Dia menebus dosa manusia tetapi dengan darah yang mahal. Dia adalah harta kita yang terindah. Kalau Yesus Kristus adalah harta terindah, maka hati kita juga akan tertuju kepadaNya karena dimana hartamu berada di situ hati kita berada.  Pada kenyataannya, ada begitu banyak orang percaya mengatakan bahwa harta terindahNya adalah Yesus Kristus, tetapi hatinya tidak melekat kepada Yesus melainkan kepada harta duniawi. Ada begitu banyak orang sibuk mengumpulkan harta duniawi, sibuk mengurus kekayaannya, sibuk mempertahankan jabatan dan sejumlah kesibukan lainnya. Mengakui dengan mulut bahwa Yesuslah segalanya dalam hidup, tetapi hati menjauh dari Tuhan. Tidak ada ucapan syukur, tiada pujian kepada Tuhan dan tiada komunikasi dengan doa yang tiada jemu kepadaNya setiap saat. Harta yang dikatakan dengan mulut adalah harta terindah, telah disia-siakan, diabaikan dan tidak dijaga dengan baik. Kita mengatakan bahwa harta terindah dan termahal harganya adalah Yesus Kristus, tetapi kita tidak berani membayar harga atas harta tersebut dengan waktu, tenaga, uang dan pikiran kita. Kita tidak berani berprilaku seperti perumpamaan seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah dimana ketika menemukan mutiara yang sangat berharga, ia pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu (Matius 13:45-46). Kita mengaku bahwa harta paling berharga adalah Yesus, tetapi kita lebih takut  kehilangan jabatan ketimbang kehilangan Yesus dalam hidup kita. Kita mengaku bahwa harta yang tak tergantikan adalah Yesus, tetapi kita lebih suka menggantikan Yesus untuk sesuap nasi, untuk sebuah jabatan, dan untuk sebuah kekayaan. Di hadapan teman seiman kita mengatakan bahwa harta terindah yang tak tergantikan adalah Yesus Kristus, tetapi di hadapan orang fasik kita berpura-pura dan tidak mengakui Dia sebagai harta terindah. Kita menjadi seorang yang munafik. Di satu sisi kita memilliki harta terindah, tetapi di sisi lain kita mengabaikan dan tidak menjaganya serta memeliharanya. Kita tidak menjaga hati kita agar selalu bersih sehingga selalu melekat dengan harta terindah. Oleh sebab itu, marilah kita menjaga dan memelihara harta yang terindah yang kita miliki dengan selalu memberikan hati dan pikiran kita kepadaNya. Utamakan Dia daripada semua hal yang ada karena Dialah harta terindah yang kita miliki  sampai selama-lamanya. Terpujilah nama Tuhan. amin. (29012011)


Kamis, 27 Januari 2011

FENOMENA CIRCLE CROP


Kejadian 1:27  Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Penemuan Circle Crop atau lingkaran tanaman di Sleman yang disinyalir adalah jejak pendaratan mahluk luar angkasa telah membuat masyarakat bertanya-tanya. Benarkah ada mahluk luar angkasa? Benarkah mereka lebih hebat dan lebih pintar dari manusia di bumi? Ada begitu banyak pertanyaan yang menghantui masyarakat seputar mahluk luar angkasa yang diperkirakan berada di dalam pesawat yang dikenal dengan nama UFO (Unidentified Flying Object). Ada yang mengatakan percaya bahwa ada mahluk luar angkasa, ada yang menyatakan tidak percaya dan ada yang sama sekali tidak tahu menahu tentang mahluk yang satu ini. Lantas, sebagai umat Tuhan, percayakah kita akan adanya mahluk luar angkasa yang katanya lebih pintar dan lebih canggih dari manusia?

Kalau kita menelaah Alkitab, jelas disebutkan bahwa Tuhan menciptakan mahluk yang serupa dan segambar dengan Dia adalah manusia. Segambar mengandung arti bahwa gambaran Tuhan, baik rupa, sifat dan perilaku sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, ada pada manusia. Kalau manusia adalah gambaran dari Tuhan, berarti manusialah yang memiliki kelebihan dari segala mahluk yang ada. Tidak ada mahluk lain yang melebihi manusia yang diciptakan oleh Tuhan. Artinya, kalau ada berita yang mengatakan bahwa ada mahluk lain yang lebih pintar dari manusia, lebih canggih dari manusia, lebih super dari manusia dan lain sebagainya, dan hal itu benar adanya, berarti manusia bukanlah gambaran Tuhan seutuhnya seperti yang dikatakan firman Tuhan karena masih ada yang melebihi manusia.

Firman Tuhan ya dan amin dan tidak berdusta terhadap hal yang disampaikan. Tuhan sudah mengatakan bahwa manusia adalah gambaran dari diriNya, hal ini tidak dapat dibantah lagi. Tidak ada mahluk lain yang segambar dengan Tuhan selain manusia. Manusia adalah ciptaan yang paling agung dan paling mulia diantara ciptaan yang lain. Tuhan sudah berfirman bahwa manusia diciptakan untuk dapat berkuasa atas alam semesta ini beserta isinya (Kejadian 1:26). Artinya, seluruh isi dunia ini termasuk luar angkasa bisa dieksplorasi dan dikuasai oleh manusia. Masalahnya, ada begitu banyak manusia yang menjadi takut ketika diberitakan ada mahluk lain yang melebihi dirinya. Di dalam pikirannya, ada begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk. Betapa mengerikan apabila mahluk luar angkasa benar-benar ada dan nyata dalam kehidupan, karena lebih pintar dan lebih canggih dari manusia serta digambarkan memiliki peralatan tempur yang lebih hebat daripada yang dimiliki manusia. Kita tidak perlu khawatir dan takut akan hal ini. Apa yang telah disampaikan firman Tuhan harus dipegang bahwa   tidak ada mahluk lain yang diciptakan segambar dengan Tuhan selain manusia. Tidak ada mahluk lain yang melebihi kehebatan manusia. Tuhan pernah menjadi manusia dalam wujud Yesus Kristus. Tuhan tidak pernah jadi mahluk luar angkasa yang menurut manusia lebih pintar dan lebih canggih dari dirinya.  Dia datang kepada milik kepunyaanNya dalam rangka menyelamatkan seluruh umat manusia. Itu semua karena manusia sebagai gambaran Tuhan telah berdosa dan telah hilang kemuliaanNya (Roma 3:23). Hanya saja, kalau kita adalah gambaran dari Tuhan yang hidup, maka kita harus tetap percaya dan berserah kepadaNya.  Kita harus mengandalkan Yesus Kristus di dalam setiap aspek kehidupan kita. Inilah yang perlu dipahami bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling agung dan mulia melebihi segala mahluk yang ada di bumi sehingga kita tidak perlu takut kepada sesuatu yang dikatakan orang sebagai mahluk luar angkasa. Terpujilah nama Tuhan. Amin (27012011)

BERSYUKURLAH SELAGI MASIH HIDUP


Yesaya 38:19 Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya.

Di dalam kehidupan, ada begitu banyak orang yang menyesali kejadian-kejadian masa lalu yang sudah berlalu. Orang pintar mengatakan hal tersebut sebagai trauma masa lalu atau boleh dikatakan kenangan masa lalu yang sulit untuk dilupakan. Kita menyesali mengapa dulu tidak mau belajar lebih giat sehingga sekarang tidak menjadi pecundang. Kita menyesali mengapa dahulu tidak jadi menikah dengan mantan pacar yang sekarang sudah jadi orang terkenal. Kita menyesali mengapa tidak menempuh pendidikan di bidang kedokteran, sehingga dapat menjadi dokter dan menolong orang lain. Kita menyesali mengapa dulu hidup tidak benar sehingga harus dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan, dan lain sebagainya. Kenangan masa lalu itu membuat kita sulit untuk melangkah menghadapi masa depan yang lebih baik yang Tuhan sudah sediakan bagi kita. Mengapa kita sukar untuk melupakan masa lalu? Karena kita tidak pernah bersyukur atas anugrah terbesar yang Tuhan sudah berikan pada kita pada masa kini. 

Raja Hizkia di dalam suatu karangannya yang diungkapkan oleh Kitab  Yesaya pernah berkata bahwa hanya orang hidup saja yang dapat mengucap syukur. Orang yang sudah mati tidak dapat menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan. Raja Hizkia menyampaikan hal ini ketika dia sembuh dari penyakit yang dideranya. Betapa pahit dan galaunya perasaannya ketika dia harus mengalami penyakit yang begitu membuat dia menderita. Pada awalnya, begitu berat dia rasakan penderitaan atas penyakit tersebut sampai dia merasa putus asa. Dia meratap kepada Tuhan, mengapa Tuhan membuat Dia seperti itu dan dari siang sampai malam Tuhan membiarkannya begitu saja, dia berteriak minta tolong sampai pagi; seperti singa demikianlah TUHAN menghancurkan segala tulang-tulangnya; dari siang sampai malam Tuhan membiarkan dia begitu saja. (Yesaya 38:12-13). Tetapi dia menyadari bahwa apabila dia mati, dia tidak akan dapat mengucap syukur atas segalanya. Hanya orang hiduplah yang dapat mengucap syukur atas kehidupan yang ada kepada Tuhan. Itu sebabnya, Raja Hizkia mengucap syukur atas segala hal yang Tuhan telah perbuat bagi dirinya.

Mengucap syukur atas apa yang Tuhan berikan pada hari ini sangat membantu kita untuk melupakan masa lalu yang begitu buruk atau begitu indah. Masa lalu bukanlah hal-hal yang perlu diingat dan perlu dikenang sepanjang masa. Hidup kita masa yang akan datang bukan ditentukan oleh masa lalu kita. Masa lalu sudah berlalu, sesungguh masa depan sedang menanti kita (2 Korintus 5:17). Kita harus bersyukur atas anugerah yang terindah yang Tuhan berikan kepada kita pada hari ini. Masalahnya, ada begitu banyak orang tidak bersyukur untuk segala hal yang telah diterima pada hari ini. Istri atau suami masih suka mengenang mantan pacar yang sudah menjadi pasangan orang lain, masih suka membanding-bandingkan keburukan dan kebaikan sang mantan dengan pasangan. Anak-anak tidak bersyukur atas berkat Tuhan dengan dapat mengikuti pendidikan yang baik di sekolah sehingga masih suka bolos dan tidak serius mengikuti pelajaran. Kita tidak bersyukur dengan pekerjaan yang ada saat ini dan selalu membandingkan-bandingkan perusahaan tempat bekerja dengan perusahaan lain. Kita tidak bersyukur atas kondisi keuangan keluarga yang ada saat ini, sehingga membandingkan dengan tetangga yang memiliki harta yang melimpah. Ada begitu banyak hal yang membuat orang tidak bersyukur atas anugerah Tuhan untuk kehidupan kita pada saat ini. Hal ini membuat kita menjadi apatis, bersungut-sungut, mengeluh, berduka cita, tidak semangat menjalani hari esok,  dan dapat menimbulkan pertengkaran dalam kehidupan berumah tangga. Ingatlah, bahwa hidup kita hanya sekali saja di dunia ini. Kita tidak pernah diijinkan untuk mengulang masa lalu. Hidup bukan sebuah imajinasi seperti layaknya film kartun Dora Emon yang dapat kembali ke masa lalu. Tetapi hidup adalah untuk menghadapi kenyataan dalam meraih masa depan yang lebih baik. Kita tidak dapat mengatakan akan bersyukur apabila semua sudah menjadi sempurna, karena tidak ada yang sempurna di dalam hidup ini, tidak ada istri yang sempurna, tidak ada suami yang sempurna, tidak ada sekolah yang sempurna, tidak ada pekerjaan yang sempurna, tidak ada anak-anak yang sempurna dan lain sebagainya. Oleh karena itu, selagi jantung masih berdetak dan kehidupan masih berjalan, bersyukurlah atas kehidupan yang Tuhan telah berikan kepada kita pada hari ini karena memang tiada yang sempurna dalam hidup ini. Terpujilah nama Tuhan. Amin (28012011)


BERSYUKURLAH SELAGI MASIH HIDUP


Yesaya 38:19 Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya.

Di dalam kehidupan, ada begitu banyak orang yang menyesali kejadian-kejadian masa lalu yang sudah berlalu. Orang pintar mengatakan hal tersebut sebagai trauma masa lalu atau boleh dikatakan kenangan masa lalu yang sulit untuk dilupakan. Kita menyesali mengapa dulu tidak mau belajar lebih giat sehingga sekarang tidak menjadi pecundang. Kita menyesali mengapa dahulu tidak jadi menikah dengan mantan pacar yang sekarang sudah jadi orang terkenal. Kita menyesali mengapa tidak menempuh pendidikan di bidang kedokteran, sehingga dapat menjadi dokter dan menolong orang lain. Kita menyesali mengapa dulu hidup tidak benar sehingga harus dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan, dan lain sebagainya. Kenangan masa lalu itu membuat kita sulit untuk melangkah menghadapi masa depan yang lebih baik yang Tuhan sudah sediakan bagi kita. Mengapa kita sukar untuk melupakan masa lalu? Karena kita tidak pernah bersyukur atas anugrah terbesar yang Tuhan sudah berikan pada kita pada masa kini. 

Raja Hizkia di dalam suatu karangannya yang diungkapkan oleh Kitab  Yesaya pernah berkata bahwa hanya orang hidup saja yang dapat mengucap syukur. Orang yang sudah mati tidak dapat menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan. Raja Hizkia menyampaikan hal ini ketika dia sembuh dari penyakit yang dideranya. Betapa pahit dan galaunya perasaannya ketika dia harus mengalami penyakit yang begitu membuat dia menderita. Pada awalnya, begitu berat dia rasakan penderitaan atas penyakit tersebut sampai dia merasa putus asa. Dia meratap kepada Tuhan, mengapa Tuhan membuat Dia seperti itu dan dari siang sampai malam Tuhan membiarkannya begitu saja, dia berteriak minta tolong sampai pagi; seperti singa demikianlah TUHAN menghancurkan segala tulang-tulangnya; dari siang sampai malam Tuhan membiarkan dia begitu saja. (Yesaya 38:12-13). Tetapi dia menyadari bahwa apabila dia mati, dia tidak akan dapat mengucap syukur atas segalanya. Hanya orang hiduplah yang dapat mengucap syukur atas kehidupan yang ada kepada Tuhan. Itu sebabnya, Raja Hizkia mengucap syukur atas segala hal yang Tuhan telah perbuat bagi dirinya.

Mengucap syukur atas apa yang Tuhan berikan pada hari ini sangat membantu kita untuk melupakan masa lalu yang begitu buruk atau begitu indah. Masa lalu bukanlah hal-hal yang perlu diingat dan perlu dikenang sepanjang masa. Hidup kita masa yang akan datang bukan ditentukan oleh masa lalu kita. Masa lalu sudah berlalu, sesungguh masa depan sedang menanti kita (2 Korintus 5:17). Kita harus bersyukur atas anugerah yang terindah yang Tuhan berikan kepada kita pada hari ini. Masalahnya, ada begitu banyak orang tidak bersyukur untuk segala hal yang telah diterima pada hari ini. Istri atau suami masih suka mengenang mantan pacar yang sudah menjadi pasangan orang lain, masih suka membanding-bandingkan keburukan dan kebaikan sang mantan dengan pasangan. Anak-anak tidak bersyukur atas berkat Tuhan dengan dapat mengikuti pendidikan yang baik di sekolah sehingga masih suka bolos dan tidak serius mengikuti pelajaran. Kita tidak bersyukur dengan pekerjaan yang ada saat ini dan selalu membandingkan-bandingkan perusahaan tempat bekerja dengan perusahaan lain. Kita tidak bersyukur atas kondisi keuangan keluarga yang ada saat ini, sehingga membandingkan dengan tetangga yang memiliki harta yang melimpah. Ada begitu banyak hal yang membuat orang tidak bersyukur atas anugerah Tuhan untuk kehidupan kita pada saat ini. Hal ini membuat kita menjadi apatis, bersungut-sungut, mengeluh, berduka cita, tidak semangat menjalani hari esok,  dan dapat menimbulkan pertengkaran dalam kehidupan berumah tangga. Ingatlah, bahwa hidup kita hanya sekali saja di dunia ini. Kita tidak pernah diijinkan untuk mengulang masa lalu. Hidup bukan sebuah imajinasi seperti layaknya film kartun Dora Emon yang dapat kembali ke masa lalu. Tetapi hidup adalah untuk menghadapi kenyataan dalam meraih masa depan yang lebih baik. Kita tidak dapat mengatakan akan bersyukur apabila semua sudah menjadi sempurna, karena tidak ada yang sempurna di dalam hidup ini, tidak ada istri yang sempurna, tidak ada suami yang sempurna, tidak ada sekolah yang sempurna, tidak ada pekerjaan yang sempurna, tidak ada anak-anak yang sempurna dan lain sebagainya. Oleh karena itu, selagi jantung masih berdetak dan kehidupan masih berjalan, bersyukurlah atas kehidupan yang Tuhan telah berikan kepada kita pada hari ini karena memang tiada yang sempurna dalam hidup ini. Terpujilah nama Tuhan. Amin (28012011)


Selasa, 25 Januari 2011

SANG IDOLA

2Timotius 4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

Ada fenomena sosial yang terjadi saat ini dimana ada begitu banyak orang, baik tua maupun muda serta anak-anak mengidolakan seorang penyanyi remaja bernama Justin Bieber. Konser yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada bulan April 2011, tetapi pembelian karcis sudah membludak pada akhir Januari 2011. Betapa pesona seorang Bieber telah menghipnotis beribu orang yang ada di Indonesia sehingga mereka begitu antusias untuk menonton dan menyaksikan seorang Bieber untuk menyanyi. Apa yang membuat orang begitu terkesima dan mengidolakan seorang Justin Bieber? Apakah karena lagunya? Apakah karena perawakannya yang masih imut-imut? Apakah karena gaya panggungnya yang begitu menggemaskan? Ada begitu banyak alasan bagi seseorang untuk mengidolakannya.

Daya tarik dunia ini memang begitu memikat banyak orang, karena apa yang dilihat mata, apa yang didengar oleh telinga, dan apa yang dirasakan oleh rasa, itu yang akan menarik perhatiannya. Seseorang tidak akan mengidolakan sesuatu yang menurutnya abstrak dan tidak nyata. Sesuatu yang tidak kelihatan, sesuatu yang tidak dapat didengar, dan sesuatu yang menurutnya tidak dapat dirasa dan tidak dapat memuaskan hasrat dirinya, tidak akan menjadi pusat perhatiannya. Itu sebabnya, ada begitu banyak orang saat ini tidak lagi mempercayai hal-hal yang sifatnya abstrak dan tidak nyata serta tidak masuk di akal, termasuk tidak percaya akan ke-Tuhan-an Yesus Kristus. Ketika orang berbicara tentang Yesus Kristus, maka di dalam pikiran mereka akan membentang begitu banyak hal yang tidak masuk di akal dan berkata :”Mengapa Tuhan menjadi manusia?”, “Mengapa Tuhan mati di kayu salib?”, “Itukan kejadian masa lalu”, dan lain sebagainya.

Rasul Paulus mengatakan bahwa hidupnya adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat (2Kor 5:7 ). Artinya rasul Paulus menyadari bahwa dia mengidolakan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya, bukan karena dia melihat Yesus setiap hari di depan matanya, tetapi lebih daripada itu karena dia percaya dan memiliki iman kepadaNya. Umat Tuhan mau mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat karena percaya kepadaNya bukan karena melihat seperti layaknya mengidolakan seorang artis atau orang terkenal lainnya. Mengidolakan seseorang seringkali membuat sesorang menaruh hati, menaruh perhatian, memberikan waktu, memberikan tenaga, memberikan segala-galanya bagi idolanya. Namun mengidolakan seorang manusia, biasanya berakhir dengan kekecewaan. Coba diperhatikan, begitu banyaknya orang mengidolakan seorang Bieber sampai rela untuk menghabiskan waktu, tenaga, uang dan segalanya untuk dapat melihat dan menyaksikannya tampil bernyanyi namun ada begitu banyak orang kecewa karena tidak dapat bertemu dengannya atau kecewa karena tidak dapat membeli karcis pertunjukkannya. Ada begitu banyak orang saat ini ingin memuaskan hasrat hatinya, baik dalam bidang musik, spritual, maupun bidang-bidang lainnya. Ada begitu banyak orang asik dengan dirinya sendiri, asik dengan kepentingannya sendiri dan ingin hasrat hatinya yang dipuaskan dengan cara-cara yang menurutnya sudah benar. Ada yang menghabiskan waktu untuk karaoke bersama teman, berpesta pora, mengikuti seminar-seminar motivasi yang dapat menyenangkan hatinya, mendengar khotbah-khotbah yang menyenangkan hati, KKR kesembuhan dan lain sebagainya. Orang yang peduli kepada pelayanan sudah berkurang, yang peduli kepada penginjilan sudah semakin sedikit, yang mau bersekutu dan mengidolakan Yesus Kristus sebagai Tuhan sudah mengalami krisis. Ibadah yang semarak semakin semarak karena khotbahnya enak didengar dan pendetanya dapat berkata-kata menyenangkan hati jemaat. Ibadah yang sepi semakin sepi karena merasa khotbah tidak menarik dan menganggap pendetanya tidak dapat menyenangkan hati jemaat. Jemaat tidak dapat lagi melihat dan membedakan ibadah yang sehat dan sesuai dengan ajaran firman Tuhan.  Pokoknya khotbahnya lucu, hati senang dan tidak peduli bahwa ajaran tersebut sesuai dengan firman Tuhan atau tidak, karena memang jemaat sudah terbiasa dengan makanan yang lunak berupa susu.(Ibrani 5:13). Ketika masalah menghampiri, ingin agar masalah segera cepat berlalu. Ketika sakit, ingin agar mujizat segera terjadi, dan lain sebagainya. Namun kita tidak pernah mau mengidolakan Yesus sebagai Tuhan, tidak mau menaruh hati kepadaNya, tidak mau diproses olehNya dan tidak mau belajar kebenaran lebih semangat lagi sehingga mudah untuk diombang-ambingkan rupa-rupa pengajaran yang tidak sehat. Oleh karena itu, seperti kita mengidolakan seorang artis bernama Justin Bieber sehingga rela menghabiskan waktu, tenaga, pikiran dan uang, marilah kita juga mau mengidolakan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dan memberikan hati dan pikiran serta seluruh hidup kita kepadaNya sehingga nama Tuhan dapat dipermuliakan. Walaupun Yesus Kristus tidak pernah kita lihat, namun kita percaya Dia ada dan Dialah idola kita yang sesungguhnya. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (26012011)