Sabtu, 21 Mei 2011

KITA ADALAH WARGA KERAJAAN SORGA



Matius 25:24-25  Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.  Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!

Ada begitu banyak orang mengaku dirinya sebagai orang Kristen tapi tidak menyadari bahwa dirinya adalah warga Kerajaan Sorga. Ketidaktahuan ini mengakibatkan dia tidak mau melakukan hal yang disukai Tuhan yaitu melayani Dia dengan seluruh hidup kita (Roma 12:1).

Sebagai warga Kerajaan Sorga yang saat ini masih berada di bumi, kita diminta untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Seperti seorang anak yang tinggal bersama dengan orang tuanya, dia akan disayangi oleh kedua orang tuanya apabila dia  mau melakukan pekerjaan di rumah dengan baik. Demikian juga dengan kita yang adalah warga Kerajaan Sorga, Bapa di Sorga akan menyenangi dan mengasihi kita apabila melakukan pekerjaan Tuhan dengan setia.

Saudara dan saya adalah warga Kerajaan Sorga yang sudah sepantasnya merenungkan kebaikan Tuhan Yesus kepada kita dimana Dia pada saat ini tidak lagi bersama-sama dengan kita secara fisik. Suatu saat Dia akan datang kembali untuk kedua kalinya namun bukan lagi sebagai manusia, tetapi untuk menjemput umatNya yang setia melakukan pekerjaanNya. Dia akan meminta pertanggungjawaban atas segala talenta yang Tuhan telah berikan kepada kita, apakah talenta yang ada telah dipakai dan dikembangkan dengan melakukan pekerjaan Tuhan dengan baik atau tidak. Kalau kita seperti seorang yang memiliki satu talenta yang tidak mau mengembangkan talentanya dan malah menyalahkan Tuhan, maka kita adalah orang-orang yang akan dihukum dan akan dibuang dari warga Kerajaan Sorga. Kita harus bisa menjadi seperti orang yang memiliki lima talenta dan dua talenta yang mau dengan setia mempergunakan apa yang ada pada kita. Ketika Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya, Dia akan menyambut kita dengan penuh sukacita layaknya seorang pemenang. Ingatlah satu hal ini, bahwa kita adalah warga Kerajaan Sorga sehingga kita mau mengembangkan talenta yang kita miliki dengan melayani Dia dengan setia. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (21052011)
  

Kamis, 19 Mei 2011

TUHANLAH BENTENG HIDUPKU

Mazmur 27:  4  Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.

Satu pengalaman dari Daud yang menyatakan kecintaannya kepada Tuhan yang begitu dalam sampai dia mengungkapkan isi hatinya ingin diam di rumah Tuhan seumur hidupnya untuk menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati baitNya. Daud menyatakan hal ini bukan tanpa sebab. Mengapa? karena dia telah mengalami hidup bersama dengan Tuhan.

Daud telah mengalami bagaimana Tuhan melindunginya dari segala marabahaya, bagaimana Tuhan meluputkan dia dari serangan musuh, bagaimana Tuhan menyingkirkan musuh-musuhnya, bagaimana Tuhan membebaskan dia dari kepungan musuh dan lain sebagainya. Tuhanlah yang menjadi benteng hidupnya sehingga dia tidak takut terhadap segala hal.

Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menjadikan Tuhan sebagai benteng hidup kita? Ketika menghadapi masalah, pencobaan, tekanan, intimidasi, dan lain sebagainya,  kita tidak perlu seperti orang yang tidak punya Tuhan. Kita tidak perlu takut, bimbang, gelisah  dan kuatir akan segala hal karena Tuhan ada di pihak kita. Kita harus percaya bahwa Tuhan akan membentengi kita dari segala hal termasuk membentengi kita dari  orang-orang yang berniat tidak baik kepada kita. Coba kita renungkan bagaimana kebaikan Tuhan di dalam hidup kita setiap hari, bagaimana berkat Tuhan mengalir dalam hidup kita, bagaimana Tuhan menolong kita dari himpitan dan tekanan, dan lain sebagainya sehingga kita dapat mengatakan hal seperti yang Daud katakan ingin tinggal di rumah Tuhan seumur hidup kita. Mari, jadikan Tuhan sebagai benteng hidup kita sehingga kita memiliki kerinduan untuk tinggal di rumah Tuhan seumur hidup kita. Terpujilah nama Tuhan. Amin (20052011)

Rabu, 18 Mei 2011

HATI YANG BIJAKSANA

Mazmur 90:12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

Hidup itu begitu singkat dan sangat singkat dibanding dengan hidup sesudah kematian. Walaupun demikian, ada begitu banyak orang tidak menyadarinya sehingga hidup tidak punya tujuan dan selalu menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan. Waktu yang ada berlalu begitu saja tanpa ada makna dan tujuan.

Kita harus berlaku bijaksana terhadap waktu yang ada. Bijaksana berarti kita menggunakan waktu yang ada sebaik mungkin untuk mempersiapkan hidup kita di masa yang akan datang. Bijaksana berarti kita mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik, menerima pengajaran yang telah disampaikan para hamba Tuhan (Mazmur 2:10) dan menggunakan waktu dengan skala prioritas dengan mengutamakan Tuhan terlebih dahulu.

Pergunakanlah waktu yang singkat ini dengan sebaik mungkin. Mintalah kepada Tuhan agar kita diberikan hati yang berhikmat sehingga kita lebih bijaksana (Yakobus 2:5). Memiliki hati yang bijaksana akan membuat kita dapat bertahan hidup di tengah kehidupan yang semakin sulit dan dapat mempertahankan iman kepada Yesus di tengah tawaran dunia yang semakin menggiurkan untuk meninggalkan Yesus. Ingatlah kisah tentang Salomo yang begitu bijaksana dengan memilih hikmat Tuhan daripada harta, jabatan dan kekayaan ketika dia diharuskan memilih (1 Raja 3:9). Marilah kita hidup secara bijaksana selama hidup di dunia ini dengan mempergunakan waktu yang ada bersama dengan Tuhan sehingga kita dapat berpikir sedemikian rupa tentang hidup kita di masa yang akan datang yaitu hidup yang kekal. Haleluya. Amin (19052011

Selasa, 17 Mei 2011

TETAPLAH BERBUAT BAIK


Mzm 37:1-4 ¶  Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang;   sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau.   Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia,   dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.

Hidup di dalam kelompok orang-orang yang tidak mengandalkan Tuhan namun hidupnya jauh lebih baik dari kehidupan kita, yang hidupnya jauh lebih berhasil, jauh lebih mapan dan memiliki kekayaan yang jauh lebih besar dari kita, akan membuat kita menjadi kecil hati. Kita merasa bahwa kehidupan mereka jauh lebih diberkati daripada kehidupan kita dan hal itu kadang kala akan membawa kita untuk bertindak dan berlaku seperti yang mereka lakukan.

Mungkin kita ingin berbuat seperti yang mereka perbuat untuk mendapatkan kekayaan dengan cara menipu, melakukan kecurangan, manipulasi dan melakukan kejahatan lainnya. Kita ingin mencoba sesuatu yang belum pernah dilakukan karena tergiur dan iri hati untuk mendapatkan kekayaan dan karir secara cepat dengan cara yang tidak benar.

Ketahuilah bahwa hal itu tidaklah baik dan kita diingatkan untuk tidak menjadi iri hati terhadap orang lain yang menjadi kaya dan berhasil dengan cara-cara yang tidak benar. Firman Tuhan mengatakan bahwa orang-orang yang mendapatkan kekayaan dan keberhasilan secara demikian akan segera binasa. Mereka sebenarnya sudah berada di tempat yang gampang jatuh dan akan hancur binasa (Mazmur 73:18-19). Tetapi orang-orang yang tetap setia dan tetap di jalan Tuhan akan mendapatkan kebenaran dan Tuhan akan memberikan segala apa yang menjadi kebutuhan kita. Orang-orang yang tetap mempertahankan hati yang bersih di hadapan Tuhan dan tidak melakukan kejahatan, kecurangan, dan lain sebagainya, akan mendapatkan upah yang layak bagi dirinya dari Tuhan.  Di tengah kehidupan yang menuntut suatu perbuatan jahat untuk mendapatkan sesuatu, tetaplah berbuat baik sesuai dengan yang dikehendaki Tuhan.  Jangan mengikuti jalan orang fasik untuk mendapatkan kekayaan, keberhasilan, dan kemuliaan. Terpujilah nama Tuhan. Amin (17052011)

Sabtu, 14 Mei 2011

UKURAN KEBAHAGIAAN


Lukas 11:27-28 ¶  Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Tuhan dan yang memeliharanya."

Ukuran kebahagiaan bukanlah dikarenakan kita telah memiliki begitu banyak harta dan kekayaan, bukan karena telah memiliki karir jabatan yang tinggi di dalam pekerjaan, bukan pula karena telah memiliki keluarga yang sehat dan berhasil dan lain sebagainya. Kebahagiaan yang disampaikan oleh Yesus  Kristus berbeda dengan yang dipikirkan oleh dunia.

Orang dunia berpikiran bahwa kebahagiaan diperoleh karena memiliki sesuatu yang duniawi. Tetapi umat Tuhan  melihat kebahagiaan itu dari sudut pandang Tuhan, artinya karena dia telah memiliki Kerajaan Sorga dan kebenarannya. Umat Tuhan memperoleh kebahagiaan karena dia mengetahui bahwa harta yang tak ternilai adalah hidup kekal yang telah diberikan oleh Yesus Kristus.

Kebahagiaan yang diukur secara duniawi bersifat sementara, semu dan akan dapat musnah dengan seketika. Harta, kekayaan, jabatan, nama tenar dan lain sebagainya akan hilang seiring berlalunya waktu. Tetapi hidup di dalam Tuhan, mendengar sabdaNya siang dan malam setiap hari, memelihara persekutuan denganNya, dan melakukan perintahNya akan membuat hati menjadi tenang, ada damai sejahtera dan suka cita. Tidak ada hal yang dapat melebihi ukuran kebahagiaan selain kebahagiaan karena hidup bersama Tuhan, mendengar sabdaNya dan melakukanNya. Camkan dan ingatlah akan hal ini. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah dan bersekutu dengan Tuhan. Haleluyah. Amin. (15052011)  

Jumat, 13 Mei 2011

PASSION


Yosua 1:8  Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Masihkah kita bergairah dan bersemangat menjalani hidup ini? Masalah hidup, penderitaan hidup, kesedihan, dukacita dan tangisan yang mengiringi hidup sering membuat kita menjadi tidak bergairah dan bersemangat dalam menjalani hidup ini.  Hal ini berdampak pada produktivitas dan kinerja kita masing-masing di lingkungan pekerjaan, sekolah dan lain sebagainya. Mengapa hal ini dapat terjadi dalam hidup kita?

Gairah dan semangat hidup yang menurun dapat diibaratkan seperti seorang yang mengalami kelaparan karena tidak makan berhari-hari sehingga membuatnya lemah dan tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik. Kalau hal ini dibiarkan berlanjut terus akan dapat membuat kita tidak berdaya dan pada akhirnya akan mati. Demikian juga dengan rohani kita, tidak bergairah dan tidak bersemangat dikarenakan tidak pernah diberikan makan secara baik dan berkesinambungan.

Tubuh rohani yang tidak pernah diberikan makan akan membuat segala kesedihan, kepedihan hati, kegagalan, kepahitan dan lain sebagainya dapat mengacaukan hidup kita dengan membuat kita tidak bergairah dan tidak bersemangat lagi menjalani hidup ini (Amsal 15:13). Yosua mengalami hal yang sama dimana dia mulai tidak bergairah dan tidak bersemangat karena kematian Musa. Namun gairah dan semangat Yosua segera bangkit kembali karena dia diingatkan agar selalu memperkatakan dan merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Firman Tuhan adalah kekuatan bagi hidup Yosua dan kita semua di dalam menghadapi segala persoalan hidup yang mendera kita (Yes 40:29). Kita tidak dapat menghadapi persoalan hidup kalau tubuh rohani tidak kuat, tidak bergelora dan tidak bersemangat. Rohani yang sehat, rohani yang kuat, yang bergelora dan bersemangat akan dapat menghancurkan segala gunung persoalan dan itu hanya dapat diperoleh bersama dengan Tuhan melalui pembacaan firman Tuhan setiap hari. Kalau kita bergairah dan bersemangat karena selalu diingatkan oleh firman Tuhan, maka perjalanan hidup kita berhasil. Oleh karena itu, mari selalu membaca, mendengarkan dan merenungkan firman Tuhan agar kita bergairah dan bersemangat dalam menjalani hidup ini. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (13052011)