Jumat, 29 April 2011

MENGANDALKAN TUHAN

1Sam 1:5 Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya.

Menarik untuk belajar dari kehidupan seorang yang bernama Hana. Hana adalah seorang istri yang mandul dan selalu tertindas di dalam kehidupan rumah tangganya. Betapa tidak, sebagai seorang istri yang dimadu karena tidak dapat memberikan keturunan bagi suaminya, Hana selalu disakiti hatinya, ditekan dan dibuat gusar oleh madunya. Selama bertahun-tahun dia hidup bersama madunya dan selama bertahun-tahun pula dia mengalami ketertindasan bathin dan berurai air mata.

Apa yang membuat Hana bisa bertahan dalam kehidupan yang begitu tertekan? Mungkin kalau kita mengalami hal seperti itu, kita akan segera lari dan keluar dari rumah tangga yang demikian. Namun Hana tidak. Dia dapat bertahan karena selalu dekat dengan Tuhan. Hana berjiwa besar karena mengandalkan Tuhan. Dan pada akhirnya kita tahu, bahwa Tuhan membuka kandungannya dan memberikannya keturunan sehingga dia melahirkan seorang anak yang memiliki nama besar yaitu Samuel.

Kita dapat tenang hanya dekat dengan Tuhan. Sebesar apapun masalah yang dihadapi kalau kita dekat dengan Tuhan, maka masalah tersebut akan terlihat kecil dan tidak berarti apa-apa. Mengandalkan Tuhan akan membuat kita dapat bertahan dalam kesesakan, mengandalkan Tuhan akan membuat kita menemukan jalan keluar, dan mengandalkan Tuhan akan membuat kita mengalami kemenangan demi kemenangan. Kita tidak dapat lari dari masalah tetapi kita harus menghadapinya. Hana sudah membuktikannya. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita mengandalkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita? Mari kita mulai dari saat ini untuk mengandalkan Tuhan dan selalu berharap kepadaNya. Haleluya. Amin. 30042011.

Rabu, 27 April 2011

BERSUKACITALAH


Keluaran 17:7  Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"

Menghadapi orang yang suka mengeluh dan bersungut-sungut, seringkali membuat kita menjadi risih dan tidak enak hati. Bayangkan, bila seorang teman sering datang kepada kita dan menyampaikan keluhannya dan bersungut-sungut tentang kehidupannya. Betapa tidak enak menghadapi orang seperti itu.

Demikian juga dengan Tuhan, Dia tidak suka terhadap orang yang bersungut-sungut dan suka mengeluh. Bayangkan saja apabila kita menghadapi satu orang yang suka bersungut-sungut, kita begitu terganggu, apalagi kalau ada banyak orang yang bersungut-sungut. Bangsa Israel adalah bangsa yang suka mengeluh dan bersungut-sungut dan Tuhan tidak suka akan hal itu. Tuhan mau agar umatNya tetap dapat bersukacita di dalam segala keadaan.

Mengeluh atau bersungut-sungut merupakan dampak dari ketidakpuasan kita terhadap segala sesuatu yang Tuhan telah berikan kepada kita. Kita tidak puas dengan keadaan diri kita, tidak puas dengan berkat Tuhan yang telah diterima, tidak puas dengan adanya masalah dan lain sebagainya. Mengeluh dan bersungut-sungut  bukanlah jawaban dari setiap keadaan dan permasalahan yang kita hadapi. Yang Tuhan inginkan dari kita adalah agar di dalam menghadapi permasalahan yang ada, kita bisa atasi dengan suka cita. Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Itu yang firman Tuhan katakan (Filipi 4:4). Ketika memberi sesuatu kepada orang lain, Tuhan senang apabila kita dapat memberi dengan sukacita (2 Korintus 9:7). Ketika menghadapi jalan buntu atas permasalahan yang dihadapi, kita tetap bersukacita di dalam pengharapan kepada Tuhan (Roma 12:12). Ketika menghadapi seteru dan orang yang membenci kita karena Tuhan, kita tetap bersukacita (Lukas 6:23). Dengan sukacita di dalam Tuhan, kita dapat menanggung segala perkara. Dengan sukacita, kita dapat mengalahkan musuh dan memperoleh kemenangan demi kemenangan. Oleh karena itu, mari agar kita tetap bersukacita di dalam Tuhan dan katakan kepada setiap keadaanmu dan kepada setiap masalah yang dihadapi dengan berkata : “Puji Tuhan”.  Itulah senjata kemenangan orang percaya. Terpujilah nama Tuhan. Amin (28042011)


IMAN YANG TIDAK MELIHAT


Yohanes 20:25  Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."

Menjadi pengikut Tuhan belum tentu adalah seorang yang percaya kepada Tuhan. Demikian juga, kita berkata bahwa kita adalah orang yang percaya kepada Tuhan tetapi seringkali bukanlah orang yang sungguh percaya dengan iman. Kita seringkali mau percaya apabila telah melihat sesuatu bukti bahwa Tuhan itu hidup. Ini dinamakan dengan iman karena melihat.

Tuhan tidak mau kita menjadi seorang pengikut yang memiliki iman karena melihat, tetapi lebih daripada itu, Tuhan ingin agar kita menjadi percaya walaupun tidak melihat. Ada begitu banyak orang seperti Tomas yang tidak percaya kepada berita kebangkitan Yesus karena dia belum melihat dengan mata kepala sendiri.

Keraguan mengiang di dalam pikiran orang percaya karena kita seringkali berpikiran negatif terhadap sesuatu. Ketika menghadapi masalah, walaupun kita adalah seorang umat Tuhan, tetapi seringkali iman kita menjadi goyah dan tidak percaya kepada kemampuan Tuhan karena adanya pikiran negatif. Coba kita lihat seperti yang terjadi dalam kehidupan Saul, dia memiliki pikiran negatif terhadap lawannya yang besar yaitu Goliat sehingga dia tidak berani menghadapinya. Pikiran negatifnya ini mau ditularkannya juga kepada Daud  dengan berkata: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit." (1 Samuel 17:33).

Jauhkanlah pikiran negatif dari hati dan pikiran kita. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati bahwa Tuhan telah bangkit dan telah memberikan kita semangat, sukacita dan damai sejahtera. Kalau kita percaya dengan sepenuh hati, maka tiada mustahil yang bagi Tuhan untuk memberikan sesuatu yang begitu indah pada waktunya. Hendaknya kita jangan seperti Tomas yang pada akhirnya percaya karena telah melihat, tetapi hendaknya kita tetap percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara dan bahwa kuasa kebangkitanNya sanggup mengubahkan hidup kita. Iman yang tidak melihat adalah lebih berbahagia daripada karena melihat (Yohanes 20:29). Terpujilah nama Tuhan. Amin  (25042011).


Sabtu, 23 April 2011

KUASA KEBANGKITAN TUHAN


Yohanes 20:18  Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.

Apa kabar kita hari  ini?  Adakah saat ini kita tengah berputus asa karena ada sesuatu masalah dalam hidup kita, atau kita sedang bersedih karena orang yang dicintai telah meninggalkan kita selamanya, ataukah mungkin kita sedang merasa lelah karena beratnya beban hidup yang harus dijalani dan lain sebagainya?

Apabila kita mengalami hal yang demikian, kita perlu tenaga baru yang dapat memberikan kita semangat, sukacita dan pengharapan. Dengan cara apa? Dengan cara kita melihat bahwa Yesus hidup dan Dia hidup di dalam hidup kita.

Kita tidak akan dapat mengalami sukacita yang luar biasa seperti yang dialami oleh Maria Magdalena selama kita menganggap bahwa Yesus mati, selama kita menganggap bahwa Dia masih di dalam kubur dan selama kita belum menemukan dan melihat Tuhan. Tetapi kita akan dapat bersukacita dan bahkan lebih dari itu, apabila kita telah melihat Tuhan yang hidup dan percaya bahwa Yesus telah bangkit dari kematian. Kuasa kebangkitanNya telah membangkitkan kita dari kematian rohani, membangkitkan kita dari keputusasaan, membangkitkan kita dari kelesuan dan lain sebagainya. Semangat yang tadinya patah akan dipulihkan kembali  apabila kita bertemu dengan Yesus, masalah yang menghimpit dan seakan tiada jalan keluar akan menemukan jalan keluar apabila ada Yesus, hati yang lesu karena beban yang berat akan segera bersinar kembali ketika melihat Tuhan yang hidup di dalam hidup kita. Itulah  kuasa kebangkitan Tuhan yang sungguh luarbiasa. Yesus telah bangkit dari kematian dan telah hidup sampai selama-lamanya. Dia ada bersama dengan saudara dan saya yang percaya kepadaNya pada saat ini. Dia siap untuk menolong dan memberi kita kekuatan.  Percayakah saudara akan hal itu? Selamat Paskah bagi kita semua. Amin. (24042011).     

Kamis, 21 April 2011

TUJUAN HIDUP


Lukas 23:47  Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Tuhan, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"

Tuhan Yesus datang ke dunia ini memiliki tujuan yaitu membebaskan dan menyelamatkan manusia dari belenggu dosa.  Kalau Tuhan saja dalam setiap tindakan dan setiap perbuatanNya memiliki tujuan, apalagi manusia. Kita seharusnya juga memiliki tujuan hidup. Apakah tujuan hidup kita? Mungkin kita berkata bahwa tujuan hidup kita adalah mencari harta sebanyak-banyaknya agar bisa diwariskan ke anak cucu. Mungkin yang lain berkata bahwa tujuan hidupnya adalah mencapai cita-cita setinggi langit dan lain sebagainya.

Kalau tujuan hidup kita hanya seperti itu maka kita adalah orang-orang mati yang tidak memiliki cara pandang yang benar terhadap hidup. Kita mati walaupun masih hidup, karena memiliki cara pandang yang salah terhadap tujuan hidup. Kalau cara pandang kita masih seperti itu, kita adalah orang yang tidak berguna karena semuanya adalah kesia-siaan.

Karena tujuan Tuhan datang ke dunia ini adalah menyelamatkan manusia dari belenggu dosa, maka tujuan hidup manusia adalah menerima keselamatan itu dengan menyambut kedatanganNya dan mempermuliakanNya setiap saat. Dengan cara apa? Dengan cara takut dan gentar terhadap perintahNya sehingga kita tetap mau setia dan taat kepadaNya. Juga dengan cara mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup yang berkenaan kepadaNya setiap saat dan setiap waktu (Roma 12:1) . Sebagai kepala rumah tangga, kita mengasihi istri seperti diri sendiri dan sebagai istri, harus tunduk kepada suami (Efesus 5:22-29). Sebagai pegawai kita harus tunduk dan taat kepada pimpinan dan melakukan segala pekerjaan dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23). Sebagai anak kita harus hormat kepada orang tua dan lain sebagainya. Dengan cara ini nama Tuhan akan dipermuliakan.  Inilah tujuan hidup kita yang sebenarnya yaitu mempermuliakan nama Tuhan di setiap hidup kita, sehingga kita memiliki hidup yang berguna bagi Tuhan dan bagi sesama. SELAMAT PASKAH. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (22042011)