Rabu, 31 Agustus 2011

TUHAN YESUS SETIA


Roma 8:38-39  Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,  atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Kekuatan di hidup kita ada di dalam Yesus. Tidak ada kekuatan lain yang sanggup memisahkan kita dari kasih karunia Tuhan. Kita tidak akan sanggup untuk menghadapi segala permasalahan hidup tanpa ada Yesus di dalam diri kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita karena Dia adalah setia.

Kesetiaan Tuhan memang tidak ada bandingannya. Ketika kita setia kepadaNya, Dia tetap setia. Sekalipun kita tidak setia, Dia selalu setia menantikan kita. Kitalah yang seringkali tidak setia kepada Tuhan. Acap kali kita meninggalkan Dia dan berpaling kepada kekuatan lain sehingga kasih karunia itu kita tinggalkan.

Camkan dan ingatlah bahwa Yesus Kristus adalah setia. Dia selalu setia menemani kita baik suka maupun duka. Ketika sedang menghadapi kesusahan hati, Dia dengan setia menemani dan memberikan penghiburan.  Ketika hati sedang lemah, Dia memberikan kekuatan. Ketika kita mulai putus asa dan hilang pengharapan, Dia akan menopang dan memberikan jalan keluar. Kalau Yesus sudah ada di dalam hidup kita, tidak ada satu kekuatanpun yang  sanggup untuk memisahkan kita dari kasih karunia Tuhan. Masalah, sakit-penyakit, bahkan maut sekalipun tidak akan dapat memisahkan kita dengan kasih karunia Tuhan. Hanya kita harus mengerti bahwa ada hal yang Dia inginkan dari kita yaitu mau taat dan setia kepadaNya. Maka segala perkara akan dapat kita tanggung karena Dia yang memberi kita kekuatan. Mari, setialah kepada Yesus dan tetaplah teguh kepadaNya dan lihatlah, tak satu kekuatan pun akan sanggup mengacaukan kehidupan kita. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (01092011)


Selasa, 30 Agustus 2011

TUHAN TURUT BEKERJA UNTUK MENDATANGKAN KEBAIKAN


Roma 8:28  Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Seringkali pola pikir seseorang di dalam memandang berkat Tuhan dinilai dari hal-hal luar biasa yang terjadi atas diri seseorang. Berkat dinilai dari jumlah yang besar yang diterima atau diperoleh seperti jabatan yang naik, mendapat sebuah mobil, memperoleh pekerjaan, mendapat hadiah dan lain sebagainya. Itu sebabnya ada begitu banyak orang yang hanya mengucap syukur tatkala mendapat hal yang demikian.

Kita lupa bahwa Tuhan sebenarnya Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Ini berarti bahwa di dalam setiap aspek kehidupan kita, Tuhan selalu menyertai dan memelihara hidup kita. Tak satupun dari sisi kehidupan kita luput daripada perhatianNya. Apapun yang terjadi di dalam kehidupan kita, baik sakit-penyakit, penderitaan, duka cita, suka cita, dan lain sebagainya, Tuhan selalu turut bekerja agar kita mendapatkan kebaikan.

Mari kita pahami hal ini, sehingga kita dapat mengucap syukur dan berterima kasih setiap saat kepadaNya. Ucapan syukur dipanjatkan bukan hanya ketika kita menerima berkat yang menurut kita luar biasa yang lain dari pada biasa, tetapi lebih daripada itu karena Tuhan sudah memelihara kehidupan kita. Setiap detak jantung kita untuk menghirup nafas kehidupan adalah berkat  Tuhan yang telah diberikan kepada kita. Setiap langkah di dalam aktifitas sehari-hari adalah juga berkat yang Tuhan sudah berikan. Lebih penting lagi untuk dipahami bahwa sakit penyakit, penderitaan, duka cita dan lain sebagainya adalah juga merupakan berkat yang akan membawa kita kepada kebahagian dan suka cita yang luar biasa, karena di dalam penderitaan, di dalam sakit penyakit dan di dalam duka cita, Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (31082011)

Senin, 29 Agustus 2011

SEBUAH PENGHIBURAN


I Tesalonika 4:16-17  Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Tuhan berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;  sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.

Kematian adalah suatu  hal yang menakutkan bagi manusia karena penuh misteri dan kita tidak tahu kapan akan menghadapinya. Seringkali kita menjadi tabu untuk membicarakan sebuah kematian. Namun cepat atau lambat kematian akan menghampiri setiap orang. Tua atau muda, miskin atau kaya, terhormat atau tidak terhormat, percaya atau tidak percaya kepada Tuhan dan lain sebagainya akan mengalami yang namanya kematian.

Bagaimana sikap kita di dalam menghadapi kematian? Ada banyak usaha yang dilakukan orang untuk tidak mengalami kematian. Ada dengan cara melakukan hidup sehat,  berobat ke sana ke mari, dan lain sebagainya. Yang perlu dilakukan bukanlah usaha untuk memperlambat kematian, tetapi lebih daripada itu adalah bagaimana sikap hati kita menghadapi kematian itu sendiri.

Kita sebagai orang percaya harus memahami bahwa kematian adalah merupakan hal yang amat berharga di mata Tuhan (Mazmur 116:15). Kematian bukanlah suatu peristiwa yang menakutkan. Memang bagi orang yang ditinggalkan, kematian adalah peristiwa yang menyakitkan. Namun, bagi orang yang mati di dalam Tuhan, dia sudah menyelesaikan garis akhir. Perjuangannya di dunia ini sudah berakhir dan tidak ada lagi air mata dan kedukaan. (Why 21:4). Kita yang ditinggalkan harus menyadari bahwa orang yang kita cintai yang telah meninggalkan kita tidak akan dapat hidup kembali. Menangis dan berduka berlarut-larut bukanlah jalan keluar. Tetapi mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus akan membuat kita semakin teguh dan yakin bahwa suatu hari kelak, kita juga akan bertemu dan berkumpul bersama saudara-saudara kita yang mati di dalam Tuhan. Inilah yang menjadi penghiburan bagi kita semua yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (30082011)

Sabtu, 27 Agustus 2011

AWASILAH DIRIMU SENDIRI

2Tim 3:2-5 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,  tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,  suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Tuhan.

Waspadalah terhadap situasi jaman sekarang ini. Ada begitu banyak orang telah terjebak dalam situasi yang membawa dirinya kepada penggenapan nubuatan akhir jaman. Manusia lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Tuhan. Itu sebabnya saat ini, ada begitu banyak umat Tuhan termasuk para pendeta dan pelayan Tuhan jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.

Jangan heran, akibat lebih mencintai diri sendiri, akibat mencintai uang lebih dari segalanya, membuat sebagian besar umat pilihan Tuhan tidak lagi menjaga kekudusan. Mereka terjebak di dalam hawa nafsu jasmani, terjebak dalam perselingkuhan, terjebak di dalam penyesatan dan lain sebagainya.

Mari kita mengawasi diri sendiri dengan selalu mengintrospeksi diri. Sudahkah kita hidup sesuai firman Tuhan atau sudah jauhkah hidup kita dari Tuhan? sebagai hamba Tuhan, kalau kita sudah menemukan bahwa hidup kita sudah menyimpang, segeralah berbalik kepadaNya. Tidak ada salahnya kita mengaku dosa, tidak ada ruginya kita datang kepadaNya. Jangan merasa sudah benar dan merasa sudah suci karena sudah menjadi hamba Tuhan, sudah menjadi pelayan Tuhan, sudah menjadi pendeta dan lain sebagainya. Paulus saja mengingatkan Timotius yang adalah seorang hamba Tuhan agar selalu waspada dan mengawasi dirinya sendiri dan ajarannya agar dengan berbuat demikian dia  menyelamatkan dirinya sendiri dan semua orang yang mendengarkannya. (I Timotius 4:16).  Sekali lagi diingatkan,  awasilah diri kita sendiri agar jangan murka Tuhan ada pada kita. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (27082011)

Kamis, 25 Agustus 2011

TIADA YANG SIA-SIA

I Korintus 15:58 ¶  Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Barangkali kita pernah menghadapi sebuah pergumulan hidup yang begitu berat dan berkepanjangan dimana ada orang yang kita cintai menderita sebuah penyakit yang tak kunjung sembuh. Segala upaya telah dilakukan, namun kita menemukan suatu kondisi yang memprihatinkan dan usaha yang dilakukan menjadi kelihatan sia-sia. Setelah sekian lama bergumul, yang dihadapi adalah sebuah kematian.

Menghadapi situasi seperti ini, ada begitu banyak orang menjadi kecewa, apatis, menjadi ragu dan menjadi jauh dari Tuhan. Tidak lagi berharap kepada Tuhan sebagai sumber kesembuhan, tetapi lebih daripada itu, semua dianggap sebagai hal yang sia-sia.

Ketahuilah, bahwa semua yang dihadapi dan semua yang terjadi di dalam kehidupan kita, ada maksud dan rencana Tuhan. Tuhan sedang merenda sebuah kehidupan yang luar biasa bagi hidup kita. Melalui tubuh seseorang, Tuhan sedang memakai tubuh itu sebagai alat kemuliaanNya. Seseorang yang sedang mengidap penyakit yang berkepanjangan yang tidak kunjung sembuh, tubuhnya sedang dipakai oleh Tuhan sebagai sumber kesaksian yang hidup. Sebuah sumber kesaksian yang begitu luar biasa adalah pengalaman hidup seseorang bersama Tuhan. Jadi, jangan menjadi kecewa, jangan menjadi apatis, jangan menjadi menjauh dari Tuhan, apabila kesembuhan tidak kunjung terjadi dan apabila kematianlah yang diberikan oleh Tuhan. Lihatlah, betapa sebenarnya orang akan menjadi kagum akan karya Tuhan terhadap diri seseorang dimana dia dapat bertahan di dalam sebuah pergumulan hidup yang berkepanjang dengan penuh sukacita. Oleh karena itu, tetaplah berdiri teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Tidak ada yang sia-sia di dalam mengiring Tuhan. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (26082011)

Senin, 15 Agustus 2011

SEMUA MANUSIA PUNYA MASALAH


Ayub 7:1 ¶  "Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan?

Ayub mengatakan bahwa hidup itu berat dan penuh perjuangan. Manusia harus bergumul di dalam kehidupannya sehari-hari. Tidak ada manusia yang hidup tanpa beban, tidak ada manusia yang tanpa masalah, semuanya memiliki masalah. Selama manusia hidup, selama itu pulalah masalah akan menimpa dirinya. Mulai di dalam kandungan sampai ajal tiba, semua ada masalahnya.

Kita tidak dapat berkata bahwa orang lain yang kelihatan hidup berkecukupan, penuh dengan harta yang melimpah, punya keluarga yang harmonis, punya jabatan yang tinggi dan lain sebagainya tidak memiliki masalah. Besar kecil masalah, tergantung pada orang yang mengalaminya. Ayub yang mengalami permasalahan yang cukup besar menurut kaca mata orang lain karena ditimpa musibah yang bertubi-tubi, mulai dari kehilangan harta, kematian anak sampai dijauhi oleh teman dan saudara, tidak memandang hal-hal tersebut sebagai sebuah masalah yang sangat besar yang harus dihindari. Justru dia semakin dekat dengan Tuhan.

Inilah yang perlu kita pahami bahwa setiap orang pasti memiliki masalah. Tidak ada manusia yang tanpa masalah. Bahkan tokoh-tokoh alkitab yang diceritakan memiliki iman yang besar sekalipun memiliki masalah. Sekarang tergantung kita bagaimana harus menyikapi setiap masalah. Setiap masalah harus disikapi dengan penuh sukacita, dengan doa dan pengharapan kepada Tuhan. Kita harus yakin bahwa setiap masalah pasti dapat kita tanggung dan setiap masalah pasti punya jalan keluar. Kita harus selalu bersandar dan berharap kepada Tuhan karena  oleh Dialah kita mampu untuk menghadapi semuanya. Tuhan akan menopang sehingga kita menjadi kuat, Tuhan akan bertindak sehingga kita menjadi menang, Tuhan berfirman sehingga kita menjadi yakin dan kuasa firmanNya akan memberikan kita damai sejahtera serta Tuhan akan memelihara sehingga kita menjadi aman. Oleh karena itu, mari sikapi setiap masalah dengan penuh sukacita, dengan doa dan perngharapan kepada Tuhan sehingga kita selalu mampu untuk menghadapinya. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (16082011)