Selasa, 29 Mei 2012

BESAR ANUGERAHNYA


BESAR ANUGERAHNYA

Lukas 17:12-13  Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh  dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"

Berkat Tuhan di dalam kehidupan kita sangat banyak dan tak terhitung jumlahnya. Tetapi seringkali kita melupakan berkat-berkatNya sehingga tidak mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan. Kita menganggap bahwa berkat Tuhan hanya ketika mendapatkan  sesuatu yang amat besar seperti promosi jabatan, mendapatkan pekerjaan yang baik, memiliki sebuah rumah dan lain sebagainya yang terlihat secara jelas dengan mata. Berkat yang tidak terlihat seperti kesehatan, keamanan, rasa damai dan lain sebagainya, selalu dianggap bukan berkat.

Kita dapat belajar dari kisah sepuluh orang kusta dimanaTuhan Yesus telah menyembuhkan mereka semua tetapi hanya satu orang yang kembali kepadaNya untuk menyatakan terima kasih. Yang sembilan orang hilang begitu saja. Kenapa? Karena pada saat mereka disembuhkan, mereka tidak melihat hal itu sebagai anugerah kesembuhan dari Tuhan Yesus. Yang mereka tahu adalah bahwa mereka sembuh seketika ketika di dalam perjalanan. Yang mereka tahu pada saat itu Tuhan Yesus  hanya memerintahkan mereka agar memperlihatkan diri kepada imam-imam dan mereka melakukannya dan di tengah jalan mereka menjadi sembuh. Jadi mereka tidak melihat bahwa hal itu adalah karya Yesus kepada mereka.

Demikian juga dengan hidup kita. Karena kita setiap hari terlihat sehat, damai, tidak ada kesusahan yang mengganggu, dan lain sebagainya, menyebabkan kita menganggap sepele tentang keadaan kita sehingga lupa mengucap syukur. Kita menganggap bahwa kehidupan kita bukanlah sebuah anugerah dan melihat bahwa semua hal itu bukanlah bagian dari pemberian Tuhan. Oleh karena itu pada renungan kali ini kita diajak untuk merubah pandangan kita dan harus ingat bahwa sebenarnya seluruh hidup kita adalah anugerah,  kita harus ingat bahwa kesehatan kita adalah anugerah, kita harus ingat bahwa kedamaian yang ada saat ini adalah anugerah dan lain sebagainya.  Ingat dan camkanlah bahwa setiap jengkal kehidupan kita adalah anugerah yang begitu besar dari Tuhan sehingga kita harus berterima kasih kepadaNya seperti satu orang kusta yang kembali kepadaNya untuk berterima kasih. Ucapkanlah syukur dan terima kasih senantiasa kepada Tuhan karena begitu besar anugerahNya bagi hidup kita. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (30052012)

Senin, 28 Mei 2012

MENJADI PELAYAN TUHAN


MENJADI PELAYAN TUHAN

Nehemia 1:11  Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini." Ketika itu aku ini juru minuman raja.

Apakah profesi anda hari ini? Mungkin anda seorang supir, mungkin pegawai negeri, mungkin pegawai swasta, mungkin tukang bakso, artis, pelukis, wartawan, bankir dan lain sebagainya. Apakah anda pernah berpikir dan memiliki beban untuk orang lain, namun tidak mengetahui caranya untuk melayani orang lain dan melayani Tuhan? Dalam benak kita, kita hanya berpikir bahwa beban untuk orang lain, melayani orang lain dan melayani Tuhan adalah tugas seorang pendeta atau penginjil. Kita juga berkata bahwa kita tidak memiliki banyak waktu untuk melayani sesama dan melayani Tuhan.

Nehemia adalah seorang juru minuman raja, sebuah pekerjaan yang mungkin tidak memiliki waktu yang banyak karena harus selalu menemani raja kemana dan dimana pun dia berada. Nehemia juga adalah seorang keturunan Yehuda yang pada saat itu adalah orang buangan di Persia.Tetapi di sela-sela kesibukannya, dia memiliki beban untuk bangsanya agar mau datang kepada Tuhan. Dia melihat bahwa begitu lama bangsanya telah meninggalkan Tuhan dan tidak lagi beribadah kepadaNya sehingga tergerak oleh belas kasihan dia berdoa kepada Tuhan.

Melayani Tuhan dan sesama tidak harus dilakukan oleh seorang pendeta atau penginjil. Melayani Tuhan tidak harus berada di mimbar atau di gereja dengan menjadi seorang asher, kolektan, pemain musik atau worshipleader dan lain sebagainya. Melayani Tuhan dapat dimana saja, di kantor, di rumah, di tempat kerja atau di toko dan lain sebagainya. Kita bisa seperti Nehemia yang meluangkan waktu untuk berdoa bagi kaumnya dan bagi bangsanya.Kita dapat mempergunakan segala sarana dan prasarana yang dimiliki untuk melayani Tuhan. Pada masa kini peranan internet semakin meluas, mari kita pergunakan internet sebagai sarana pelayanan kita. Alat komunikasi yang dipergunakan bisa dipergunakan untuk mengingatkan orang lain akan adanya Tuhan yang harus disembah. Pada dasarnya, seluruh hidup kita adalah melayani Tuhan karena hidup kita adalah sebuah Injil terbuka yang selalu dilihat dan diperhatikan orang lain sehingga dari perilaku kehidupan kita yang benar, orang lain akan melihat bahwa kita adalah umat TUhan. Oleh karena itu, mari kita bisa meniru seperti yang dilakukan oleh Nehemia yang  memiliki beban bagi orang lain dan mau meluangkan waktu untuk melayani Tuhan di tempat kerja dan di mana  saja dimanaTuhan menempatkan kita. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (29052012)

Sabtu, 26 Mei 2012

JANGAN PERNAH MENYERAH


JANGAN PERNAH MENYERAH

Yohanes 5:5-6  Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"

Tiga puluh delapan tahun menderita sakit? Waw, sungguh penderitaan yang tidak singkat. Bisa dikatakan orang tersebut sangat menderita. Dia tidak bisa berjalan dan sudah berusaha berobat untuk kesembuhannya. Tidak ada yang mau menolongnya dan juga tidak ada yang bisa menyembuhkannya. Mungkin dia telah berobat kemana-mana tetapi tak kunjung sembuh dan terakhir dia harus berjuang di kolam Betesda untuk sebuah kesembuhan. Sebuah usaha yang tidak mengenal lelah dan putus asa sampai  akhirnya  bertemu dengan Yesus dan dia mengalami kesembuhan.

Ada begitu banyak orang yang mengalami hal yang sama dengan kisah di kolam Betesda ini yaitu mengalami penderitaan dan pergumulan yang begitu  lama dan hampir bisa dikatakan seumur hidupnya. Cuma yang membedakan pergumulan yang seorang dengan orang lain adalah cara memandangnya. Yang seorang langsung menyerah dengan keadaan, yang lain mungkin pasrah tanpa berbuat sesuatu dan yang lainnya lagi mungkin sudah putus asa. Semuanya adalah orang-orang yang kalah dan tidak bisa sampai kepada tujuan. Namun orang yang tidak menyerah akan mendapat kesempatan untuk sampai kepada tujuannya yaitu kesembuhan, kedamaian, jalan keluar, kemenangan, keberhasilan dan lain sebagainya.

Kita harus tetap maju dan tidak mengenal putus asa di dalam menghadapi kehidupan yang semakin sulit. Mungkin ada orang lain yang sudah berkata kepada kita :”tidak mungkin”, tetapi sesungguhnya masih ada Tuhan yang berkata :“bisa”. Mungkin  ada seorang teman mengatakan “tidak ada harapan”, tetapi Tuhan berkata : “masih ada harapan”. Mungkin seorang dokter telah memvonis penyakit kita dan berkata : “tidak bisa sembuh”, tetapi Tuhan menawarkan kepada kita “maukah engkau sembuh?” Kita harus menyakinkan diri bahwa Tuhan telah menawarkan sebuah kebaikan kepada diri kita, Tuhan sudah menawarkan jalan keluar bagi kita, Tuhan telah menawarkan kesembuhan bagi kita, dan kita harus menerimanya dengan penuh keyakinan.  Kalau Tuhan sudah mendekat dan menawarkan yang demikian kepada kita maka sesuatu yang luar biasa akan terjadi dan mujizat pun akan dialami. Karena itu jangan pernah menyerah kepada keadaan, lakukan dan teruslah berusaha disertai dengan  mendekatkan  hidup kita kepada Tuhan maka kita akan melihat perkara besar akan terjadi. Buktikan sendiri.Terpujilah nama Tuhan. Amin (26052012)

Kamis, 24 Mei 2012

LUANGKAN WAKTU UNTUK TUHAN


LUANGKAN WAKTU UNTUK TUHAN

Mazmur 48:10 Kami mengingat, ya Allah, kasih setia-Mu di dalam bait-Mu.

Kalau seseorang mengajak anda untuk datang ke sebuah persekutuan atau ke gereja, jawaban apakah yang akan anda berikan kepadaNya? Barangkali kita akan mengatakan :”maaf, saya terlalu sibuk”, “saya tidak bisa”, “saya ada acara”, dan lain sebagainya. Mungkin kita juga berdalih bahwa nanti kita dapat bersekutu dengan Tuhan bila waktu memungkinkan, atau bila nanti ada di rumah akan memberi waktu untuk membaca firman dan lain sebagainya. Tetapi pada kenyataannya sesampai di rumah kita langsung tidur karena sudah terlalu lelah. Seringkali kita tidak dapat memberikan waktu kepada Tuhan walau hanya satu dua menit saja sehari.

Waktu yang hanya dua puluh empat jam sehari yang Tuhan berikan kepada kita ternyata tidak dapat dipergunakan dengan baik. Kita terlena dengan waktu kita sendiri dan menganggap bahwa waktu untuk Tuhan belum ada. Di dalam keseharian, tanpa sadar sebenarnya kita sering telah membuang waktu dengan percuma. Lho kog bisa? Ya bisalah. Ketika menunggu seseorang yang kita cintai selama berjam-jam, kita dapat meluangkan waktu. Ketika sedang browsing di internet untuk sesuatu yang tidak berguna, kita sanggup berlama-lama di depan komputer. Ketika ngobrol dengan teman di cafe, kita bisa sampai jauh malam. Lalu mengapa kita tidak bisa meluangkan waktu untuk Tuhan walau hanya satu atau dua menit? Sampai kapan kita tidak memiliki waktu bagi Tuhan?

Cobalah kita renungkan keadaan kita. Barangkali dengan merenungkan kebaikan Tuhan atas kehidupan kita, kita dapat menyadari betapa besar kebaikan Tuhan atas kehidupan kita sehingga dapat meluangkan waktu bagi Dia.  Dengan meluangkan waktu bagi Dia walau satu atau dua menit sehari, hal ini akan membuat kita memperoleh sebuah makna di dalam hidup. Kita akan semakin dekat denganNya dan semakin memiliki sebuah kerinduan untuk lebih lagi meluangkan waktu. Waktu yang dua puluh empat jam harus disisihkan sebagian untuk Tuhan. Meluangkan waktu untuk membaca firmanNya dan mendengarkan sabdaNya akan membuat hati menjadi tenang dan kita memiliki damai. Kita bisa memakai segala fasilitas yang kita miliki seperti membaca Alkitab melalui BB, membaca renungan melalui FB, mendengar lagu pujian melalui HP dan lain sebagainya. Semua itu akan membangun hubungan kita dengan Tuhan. Renungan kali ini mengajak kita untuk bisa meluangkan waktu sejenak untuk Tuhan, ambillah tindakan dan lakukanlah dengan segera. Tuhan Yesus memberkati. Amin. (25052012)

Rabu, 23 Mei 2012

LIHAT DAN RENUNGKANLAH


LIHAT DAN RENUNGKANLAH

Mzm 12:6 (12-7) Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.

Untuk menjadi bijaksana di dalam melihat kehidupan, kita dapat  belajar dari alam semesta seperti sang Fajar yaitu matahari. Setiap hari kita dapat melihat matahari terbit dari sebelah timur dan selalu bersinar menerangi dunia ini. Dia tidak pernah terlambat untuk menghangatkan kehidupan manusia di dunia. Walaupun begitu banyak awan berusaha untuk menghalangi matahari bersinar, tetap saja sinarnya terpancar dan menghangatkan kehidupan manusia di dunia. Tidak pernah berlebihan dia bersinar yang mengakibatkan dunia terbakar, dan tidak juga kurang bersinar sehingga manusia kedinginan. Semua berjalan normal.

Matahari adalah ciptaan Tuhan. Kalau ciptaan Tuhan saja tidak pernah datang terlambat di dalam memenuhi kehidupan manusia, apalagi Penciptanya. Sang Pencipta matahari tidak akan pernah terlambat untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan hidup manusia karena semua ada dalam kendali Tuhan. Inilah yang tidak pernah dipahami oleh manusia dan seringkali kita yang adalah umat Tuhan menyangkali hal ini sehingga membuat kita menjadi kuatir dan ragu-ragu di dalam menanti janji Tuhan.

Pada saat ini kita diingatkan kembali bahwa janji Tuhan adalah seperti fajar pagi hari yang tidak pernah terlambat bersinar. Kalau diantara kita saat ini mulai ragu akan janji Tuhan, lihatlah kembali sang fajar yang setiap pagi selalu bersinar di ufuk timur. Kalau di antara kita mulai lemah dan tidak lagi memiliki harapan karena sudah begitu lama pergumulan yang dihadapi tak kunjung ada jalan keluar, lihatlah kembali sang  fajar yang bersinar di pagi hari. Semua itu akan mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak pernah lalai dan tidak pernah terlambat di dalam memberi pertolongan kepada kita. Jadi kunci kekuatan kita adalah kita harus mengingat bahwa Tuhan tidak pernah lalai dan tidak pernah terlambat di dalam memberi pertolongan. Yakinkanlah dirimu dengan selalu melihat sang fajar yang selalu bersinar di pagi hari, karena begitulah juga janji Tuhan kepada kita. Terpujlah nama Tuhan. Amin.   (24052012)