MEMILIH SEBUAH CINTA
Pengkhotbah 5:10, Siapa mencintai uang tidak akan puas
dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan
penghasilannya. Inipun sia-sia.
Bryan May, seorang pentolan grup musik Queen, pernah
menyanyikan sebuah lagu yang berjudul : “Too Much Love Will Kill You”, yang
mengisahkan tentang kisah perjalanan hidup seorang temannya bernama Freddy Mercury
yang mati karena salah mengartikan arti sebuah cinta. Setelah mengalami
penyakit yang mematikan yaitu AIDS, baru dia menyadari betapa dia seperti
sampah dan dia merasa sendirian. Dia merasa tidak ada orang yang pernah
memberitahukan dia tentang sebuah kebenaran karena telah salah dalam
mengartikan sebuah cinta. Dia telah mengumbar cinta kepada dunia yang fana yang
berakibat kepada kesia-siaan.
Cinta yang berlebihan dan salah kepada sesuatu yang fana bisa membuat sebuah kesia-siaan. Seorang pria
lajang yang mencintai seorang wanita secara berlebihan bisa berakibat buruk
kepada keduanya karena biasanya didasari sebuah nafsu untuk memiliki. Ibarat
sebuah kata pepatah, “Habis manis sepah dibuang”, demikianlah juga seorang pria
yang ketika mendapatkan apa yang diinginkan dari seorang wanita akan berusaha membuang
wanita itu dari kehidupannya karena cinta telah berubah menjadi benci. Itulah juga
yang dialami oleh Amnon ketika cintanya telah tersalurkan kepada Tamar, semuanya
berubah dimana dia jadi memiliki kebencian yang mendalam kepada Tamar. (1
Samuel 13:15).
Pahamilah bahwa mencintai dunia ini adalah kesia-siaan.
Pengkhotbah mengatakan bahwa mencintai uang tidak akan pernah puas. Paulus
mengatakan bahwa akar segala kejahatan
adalah cinta uang (1Tim 6:10). Yudas Iskariot menghianati Yesus karena sejumlah
uang. Salomo jatuh karena mencintai banyak wanita asing (1 Raja 1:11). Yesus
mengatakan bahwa barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya
(Yoh 12:25). Mencintai dunia ini dan isinya berarti tidak berkenan kepada
Tuhan. Agar kita beroleh hidup, baik
pada masa kini di dunia ini maupun pada masa yang akan datang di kehidupan kekal,
maka kita harus mencintai Tuhan. Kita mencintai Tuhan bukan karena inisiatif
kita, tetapi karena Dialah yang pertama mencintai kita. Dia begitu mengasihi
milik kepunyaanNya sehingga rela datang ke dunia ini untuk menyelamatkan
manusia dari kebinasaan dan memberinya hidup kekal (Yohanes 3:16). Bilamana kita mencintai Tuhan dan mengasihi
Tuhan dengan segenap hati, maka kehidupan
kekal akan menjadi milik kita. Sebaliknya, mencintai dunia dan isinya akan
membawa kepada kesia-siaan. Sekarang pertanyaan ditujukan kepada kita semua,
mana yang kita pilih, mencintai Tuhan dan memiliki hidup yang kekal atau mencintai
dunia ini dan isinya namun hidup binasa? Pilihan ada di tangan kita. Kasih
karunia Tuhan menyertai kita semua.
Tuhan Yesus berfirman dalam Wahyu 22:13
“Akulah yang pertama dan yang terakhir; Akulah Tuhan dari Permulaan sampai
Penghabisan” Amin (BIS) (31082012)