Minggu, 30 September 2012

PERGUNAKANLAH WAKTU DENGAN BIJAKSANA


PERGUNAKANLAH WAKTU DENGAN BIJAKSANA

Efesus 5:15-16  Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,  dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Orang bijak mengatakan bahwa waktu adalah uang, waktu adalah kesempatan dan waktu sangat singkat. Namun ada ada begitu banyak orang tidak mau mendengar nasehat yang sangat berharga ini dengan tetap mempergunakan waktu secara sia-sia. Mereka menghabiskan waktu hanya bermain, memuaskan hawa nafsu, melampiaskan kesenangan, berbuat kejahatan, menghina agama dan kepercayaan orang lain dan lain sebagainya. Waktu bagi sebagian orang berlalu begitu saja tanpa hasil yang maksimal dan tanpa terasa umur sudah menjadi tua dan semua menjadi sia-sia.

Apa yang disampaikan oleh Rasul Paulus ini ditujukan kepada Jemaat Efesus dan juga kepada kita agar menggunakan waktu dengan arif dan bijaksana.  Menjadi bijaksana berarti berusaha mengerti kehendak Tuhan dan melakukan apa yang baik.  Menjadi bijaksana berarti menggunakan waktu dengan baik untuk Tuhan dan bukan untuk kesenangan pribadi. Apa yang mungkin pernah dilakukan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan adalah merupakan kebodohan dan semuanya harus ditanggalkan. Waktu yang dipergunakan dengan sia-sia akan membuat sebuah penyesalan di kemudian hari.

Tuhan memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan waktu dengan bijaksana. Karena itu selagi masih ada kesempatan pergunakanlah waktu sedemikan rupa. Ingatlah apa yang dikatakan juga oleh firman Tuhan bahwa sebagai orang yang beriman kita harus berbuat sesuatu yang berguna yang merupakan  buah Roh yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23) karena iman tanpa perbuatan adalah kosong (Yakobus 2:20). Jangan sampai waktu yang ada hanya digunakan untuk menghakimi orang lain, menghujat agama orang lain, berdebat tiada arah tujuan, bersilat kata, melakukan kejahatan, menfitnah orang lain, berbuat zinah  dan lain sebagainya yang semuanya berujung kepada kesia-siaan.  Sebagai anak Tuhan dan sebagai terang di dalam Tuhan, marilah kita hidup sebagai anak-anak terang, yang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dengan menggunakan waktu dengan bijaksana (Efesus 5 :8-9). Kesempatan telah diberikan Tuhan kepada kita, jadi mari kita gunakan kesempatan ini dengan menggunakan waktu secara bijaksana dengan melakukan kehendak Tuhan. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua.  

Tuhan Yesus berfirman dalam Wahyu 22:13 “Akulah yang pertama dan yang terakhir; Akulah Tuhan dari Permulaan sampai Penghabisan” Amin (BIS) (01102012)

Jumat, 28 September 2012

MENANTIKAN JAWABAN TUHAN


MENANTIKAN JAWABAN TUHAN

Mazmur 37:7 ¶  Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.

Apakah anda merasa belum berhasil hingga saat ini, belum melihat tanda-tanda target yang ingin diraih dapat dicapai  dan belum mendapatkan apa-apa dari segala jerih payah yang telah dilakukan?  Kita yang sudah berusaha dan bekerja keras belum mendapatkan hasil, tetapi teman atau tetangga yang tidak melakukan apa-apa sepertinya sangat berhasil dan diberkati. Cemburu? Barangkali jawaban kita adalah “ya”. Kalau kita mengatakan tidak cemburu barangkali kita menipu diri sendiri karena memang masih manusiawi seseorang merasa cemburu terhadap keberhasilan orang lain.

Kalau saat kita mengalami cemburu melihat keberhasilan orang lain yang kelihatan diberkati oleh Tuhan padahal dia tidak dekat dengan Tuhan, jangan langsung merasa putus asa. Ingatlah bahwa ada waktunya Tuhan untuk kita karena kehidupan ini berputar sehingga ada kalanya kita berada diatas dan ada kalanya kita harus berada di bawah, semua akan indah pada waktunya. Ketika  melakukan bagian kita dengan bekerja keras, tidak serta merta keberhasilan langsung dicapai  dengan baik. Ada proses yang akan membuat kita menjadi matang untuk memperoleh keberhasilan itu. Seperti seorang petani yang menanam padi, tidak serta merta tumbuh tanaman padi dan langsung panen. Tetapi ada masa penantian yang memerlukan  kesabaran, ketekunan dan ketangguhan serta keuletan.

Di dalam firman Tuhan kali ini kita diajarkan agar mau bersabar dan jadilah tenang untuk menantikan jawaban Tuhan atas pergumulan hidup yang dihadapi. Tidak mengambil sikap yang menyepelekan orang lain, tidak menghakimi sumber kekayaan orang lain atau marah kepada keberhasilan orang lain. Tetapi mari kita melihat bahwa sebenarnya keberhasilan orang lain bukanlah keberhasilan yang sesungguhnya karena pada saat mereka berhasil akibat sebuah kejahatan, maka apa yang mereka tabur tinggal menunggu waktunya untuk menuai di dalam kejahatan mereka. Kita harus segera menyadari posisi kita seperti pemazmur Asaf yang dapat melihat kejatuhan orang-orang fasik di dalam keberhasilan mereka akibat sebuah kejahatan (Mazmur 73). Pemazmur Asaf menyimpulkan bahwa sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada Tuhan akan binasa; (mazmur 73:27). Menantikan jawaban Tuhan dengan sabar dan tekun jauh lebih baik daripada kita menggerutu dan marah melihat keberhasilan orang lain dan percayalah bahwa semua akan indah pada waktunya. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua.

Tuhan Yesus berfirman dalam Wahyu 22:13 “Akulah yang pertama dan yang terakhir; Akulah Tuhan dari Permulaan sampai Penghabisan” Amin (BIS) (29092012)

Kamis, 27 September 2012

DON'T FACE YOUR TROUBLE BY YOURSELF


DON’T FACE YOUR TROUBLE BY YOURSELF

Lukas 7:14-15  Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.

Seberapa besarkah masalah yang sedang kita hadapi sehingga membuat kita menjadi putus asa dan hilang pengharapan? Mungkin kita berkata :”Masalahku sangat besar”, yang lain berkata : “Penyakit ini tidak mungkin sembuh”, yang seorang berkata : “Tidak ada yang dapat menolong aku”, dan lain sebagainya. Kita sering terfokus kepada sebuah masalah sehingga membuat kita melihat masalah itu terlalu besar dan tak mungkin untuk diselesaikan.

Sebenarnya masalah tidak ada yang besar dan tidak ada yang kecil. Bagaimana seseorang memandang masalah, demikianlah dia akan menilai masalah yang menimpa dirinya sehingga dia akan memberi nilai kecil, sedang sampai besar. Tetapi sesungguhnya bagi Tuhan, sebuah masalah tidaklah memiliki arti apa-apa karena semua jalan keluar dari masalah ada di dalam genggamanNya. Kalau sebuah kematian adalah sebuah momok dan masalah yang menakutkan bagi kita, bukan demikian bagi Tuhan. Dia dapat melakukan apa saja termasuk menghidupkan kembali orang yang sudah mati seperti yang dialami ibu yang anaknya mati dan dihidupkan kembali oleh Yesus pada kisah kali ini.

Kalau saja kematian dapat diberikan solusi oleh Tuhan dengan membangkitkan dan menghidupkannya kembali, betapa sebenarnya masalah yang kita hadapi bagiNya sangat terlalu kecil. Nyawa seseorang saja dapat dikembalikan kepada tubuhnya, apalagi sakit penyakit, kehilangan pekerjaan, karir yang belum meningkat dan lain sebagainya, sangat mudah bagiNya untuk memberikan solusi semudah membalikkan telapak tangan. Yesus sebagai Tuhan datang ke dunia ini mau menemani kita saat susah maupun senang dan siap menanggung segala persoalan hidup kita termasuk menanggung segala penyakit kita (Yesaya 53:4). Kita saja yang seringkali tidak mau percaya dan  datang kepadaNya. Kita saja yang selalu mau menghadapi permasalahan kita sendirian. Kita saja yang selalu mau memandang masalah dan menilainya sedemikian rupa. Kita seringkali lupa bahwa kemampuan kita terbatas. Itu sebabnya orang bijak yang mau belajar dari pengalaman berkata: “Don’t face your trouble by yourself”, jangan hadapi masalah sendirian karena akan sangat berbahaya dan bisa hilang kendali bahkan putus asa. Lihatlah, betapa sebenarnya Yesus itu penuh kasih. Dia akan mau memberikan jalan keluar bagi kita asal kita mau datang kepadaNya. Hadapilah masalah bersama dengan Tuhan, pasti ada solusi. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua.

Tuhan Yesus berfirman dalam Wahyu 22:13 “Akulah yang pertama dan yang terakhir; Akulah Tuhan dari Permulaan sampai Penghabisan” Amin (BIS) (28092012)

Selasa, 25 September 2012

IMAN DENGAN PERBUATAN


IMAN DENGAN PERBUATAN

Markus 5:28  Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."

Penyakit seringkali membuat seseorang menjadi putus asa dan kehilangan jati diri. Bayangkan kalau kita divonis dokter mengidap penyakit yang mematikan. Mungkin kita menjadi tidak tahu lagi harus berbuat apa dan bagaimana harus bertindak. Uang tidak punya, harta tidak ada yang dapat dijual untuk membiayai pengobatan sedangkan pengobatan harus berjalan terus. Inilah yang menjadi dilema bagi seseorang sehingga lebih memilih mati daripada hidup lebih lama dengan kondisi yang pasrah dan tidak ada jalan keluar. Lebih tragisnya lagi  kondisi ini membuat dia lebih memilih datang kepada dukun untuk sebuah kesembuhan daripada menyakini imannya pada Yesus yang dapat membuat mujizat yang sering dibacanya di alkitab.

Tapi lain ceritanya dengan seorang perempuan yang telah mengalami sakit pendarahan selama dua belas tahun. Ketika mendengar tentang Yesus, hatinya terbuka dan imannya timbul untuk sebuah kesembuhan. Dia tanpa ragu datang pada Yesus dan berkata :  "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Sebuah iman yang patut diacungi jempol. Dia mendengar tentang perbuatan Yesus yang ajaib, kemudian percaya, imannya tumbuh dan kemudian dia bertindak  menjamah jubah Yesus. Hasilnya? Dia menjadi sembuh.

Adakah kita seperti perempuan itu? Seringkali kita berkata bahwa Yesus sanggup melakukan mujizat, tetapi seringkali pula kita mengingkari iman percaya kita. kita lebih memilih mendengar perkataan orang untuk mengajak ke dukun daripada perkataan firman Tuhan sehingga rela menghabiskan waktu untuk datang ke dukun.  Iman percaya kita kalah dan kita menjadi ragu dikarenakan perkataan seseorang. Kita sudah membaca di dalam Yakobus 2:20 yang mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong, tetapi seringkali  tindakan kita tidak mencerminkan  iman kita. Iman tidak selaras bekerja dengan perbuatan sehingga mujizat tidak ada. Yang diinginkan oleh Tuhan adalah agar kita percaya kepada Dia dan sekaligus kita bertindak untuk melaksanakan iman percaya kita. Kalau Tuhan sudah mengatakan agar jangan kuatir, marilah kita bertindak dan mengambil sikap untuk melakukannya dengan tidak perlu gelisah akan hari esok. Seperti perempuan yang menderita pendarahan ini, dia percaya akan mujizat Tuhan dan melaksanakan imannya dengan datang kepada Yesus dan sembuh, demikian jugalah hendaknya kita di dalam menerapkan iman percaya kita. kalau kita percaya bahwa firman Tuhan ya dan amin, mari kita datang kepada Yesus untuk setiap permasalahan kita, untuk setiap penyakit kita dan mujizat pun akan terjadi di dalam hidup kita. Iman disertai dengan perbuatan akan menghasilkan sebuah kesaksian yang luar biasa. Haleluyah.    

Tuhan Yesus berfirman dalam Wahyu 22:13 “Akulah yang pertama dan yang terakhir; Akulah Tuhan dari Permulaan sampai Penghabisan” Amin (BIS) (26092012)

Minggu, 23 September 2012

JANGAN MENUNDA UNTUK PERCAYA


JANGAN MENUNDA UNTUK PERCAYA

Kis 26:28 Jawab Agripa: "Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!"

Raja Agripa sudah mendengar kesaksian iman Paulus mengenai Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Juruselamat. Paulus sudah menjelaskan secara terinci dan mendalam bagaimana dia mengenal Yesus tetapi tetap saja raja Agripa tidak bergiming dan tidak mau percaya kepada pemberitaan Paulus. Sangkanya Paulus hanya mengajak dia menjadi seorang Kristen, pikirannya hanya terbatas pada pengetahuan tentang penigkut Kristus dan matanya tertutup kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan.

Kata “Hampir-hampir saja” mengandung pengertian suatu saat yang amat singkat. Karena begitu singkatnya, dia tidak mau mengambil sebuah keputusan yang sebenarnya bisa menguntungkan. Dalam hal ini raja Agripa memilih menunda untuk percaya kepada pemberitaan firman yang disampaikan oleh Paulus. Kesempatan yang sangat berharga dibuang begitu saja dan sampai hari ini kita tidak pernah mendengar bahwa raja Agripa menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Sebuah keputusan yang amat menyedihkan.

Kalau Tuhan sudah memberikan kita kesempatan untuk mengenal Yesus dengan baik, jangan pernah mengeraskan hati ataupun menunda untuk percaya. Kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk mendengar kabar baik itu sangat berharga dan kita tidak tahu kapan lagi kesempatan itu datang kepada kita.  Kalau kita mengatakan “besok”, apakah kita bisa tahu bahwa kita masih hidup esok hari?  Kalau kita mengatakan “nanti saja”, apakah kita masih memiliki kesempatan untuk mendengar hal tersebut pada waktu “nanti”? Kita harus mengambil keputusan pada “hari ini”, pada saat ini. Jangan pernah menunda karena akan menyesal pada waktunya. Ingatlah kisah tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin (Lukas 16:19-31), dimana orang kaya itu menyesal ketika dia berada di dalam neraka. Selama hidupnya dia menyangka bahwa keselamatan hanya diperoleh dengan harta, kekayaan dan jabatan. Dia tidak pernah percaya kepada para pemberitaan firman yang disampaikan oleh para nabi. Terlambat sudah dan kesempatan tidak dapat datang dua kali. Oleh karena itu, selama kita hidup dan selagi masih ada kesempatan, mari kita mengambil keputusan untuk percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Jangan pernah menunda untuk percaya kepadaNya. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua. Amin

Tuhan Yesus berfirman dalam Wahyu 22:13 “Akulah yang pertama dan yang terakhir; Akulah Tuhan dari Permulaan sampai Penghabisan” Amin (BIS) (24092012)