PENURUT HUKUM
Roma 2:4 Maukah
engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan
hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun
engkau kepada pertobatan?
Dalam memandang orang lain, seringkali kita memiliki
sudut pandang yang berpusatkan pada diri kita sendiri. Seakan-akan kita
mengerti keadaan orang lain seperti mengetahui diri sendiri sehingga cenderung
mengatakan sesuatu menurut sudut pandang kita sendiri. Tanpa sadar karena
melihat orang lain dari sudut pandang diri membuat kita sering mengatakan orang
lain berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang kita ketahui tanpa pernah berusaha
mengetahui latar belakang dia berbuat demikian. Inilah yang disebut dengan
menghakimi.
Firman Tuhan secara tegas menegur kita agar tidak
menghakimi sesama menurut cara pandang kita. Kalau kita menghakimi seseorang
berarti kita adalah hakimnya (Yakobus 4:11). Tuhan tidak menghendaki kita semua
sebagai hakim yang selalu menghakimi orang lain tetapi sebagai penurut hukum
yang telah diberikan Tuhan kepada umatNya melalui firmanNya.
Sebagai orang yang telah diselamatkan dari lumpur dosa,
seharusnya kita tidak menganggap sepi kemurahan Tuhan yang telah diberikan
kepada kita. Kita harus bersyukur atas segala karunia yang telah kita terima
karena telah dibenarkan di dalam Yesus Kristus. Jangan sampai kita menghakimi
seseorang menurut cara pandang kita sendiri, karena dengan penghakiman yang
kita pakai untuk menghakimi akan dipakai untuk menghakimi diri kita (Matius
7:1-2). Yesus Kristus-lah yang akan menjadi hakim yang menghakimi setiap orang
baik yang hidup maupun yang mati (Kis 10:42). Bukan kita. Selama kita hidup,
kita dituntut untuk menjadi penurut-penurut hukum, setia kepada kasih karunia
Tuhan dan mau menjadi hambaNya. Pertanyaannya sekarang bagi kita : “Maukah kita
menjadi penurut hukum Tuhan dan bukan menjadi hakimnya?” Laksanakanlah dan
jadilah penurut hukum Tuhan. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua. Amin
(11102012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar