Kamis, 28 Juni 2012

SELALU BERDOA


SELALU BERDOA

Markus 14:38 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Apakah yang kita lakukan ketika menghadapi sebuah permasalahan? Mungkin kita mengatakan bahwa kita cukup cerdas untuk penyelesaian sebuah masalah. Yang lain mungkin berkata bahwa masih ada saudara yang akan menolong untuk keluar dari permasalahan itu. Mungkin kita berpikir bahwa masalah yang dihadapi tidaklah sukar untuk diselesaikan dan kita meremehkan masalah itu dan lain sebagainya. Dalam hal ini jawaban yang selalu diberikan adalah berpusatkan kepada diri sendiri dan mengandalkan kekuatan orang lain. Setelah menghadapi jalan buntu, baru kita mulai bingung untuk mengambil tindakan selanjutnya.

Seringkali tindakan yang diambil ketika menghadapi masalah adalah tindakan yang salah dengan melihat kemampuan diri sendiri dan kemampuan orang lain yang kita kenal. Firman Tuhan sudah mengatakan kepada kita agar berjaga-jaga dan berdoa supaya jangan jatuh ke dalam pencobaan, artinya kita diharapkan agar tidak melihat kemampuan diri sendiri dan orang lain di dalam menghadapi segala sesuatu. Tetapi dalam segala hal kita harus berpedoman kepada Tuhan dan memohon pimpinanNya agar diberikan kekuatan, arahan dan tuntunan yang akan membawa kita kepada jalan keluar.    

Inilah yang tidak dipahami setiap orang percaya sehingga selalu saja mau mengandalkan diri dan mengandalkan orang lain. Tidak pernah belajar sebuah kenyataan bahwa kalau mengandalkan diri sendiri berarti kita mengandalkan kedagingan kita yang adalah lemah. Sudah tahu daging lemah, lalu mengapa harus mengandalkan yang lemah? Pikiran kita yang cerdas, otot kita yang kuat, saudara kita yang kaya, dan lain sebagainya,  kelihatan adalah kekuatan yang patut dibanggakan, padahal semuanya adalah lemah dan seringkali tidak dapat berbuat apa-apa.  Kalau kita mengatakan bahwa Tuhan maha kuasa, berarti Tuhan adalah kuat dan lebih daripada yang kuat, tetapi kenapa tidak mengandalkan Dia? Kenapa setelah masalah semakin rumit dan kelihatan tidak ada jalan keluar, baru kita datang kepadaNya? Mari kita mulai saat ini supaya selalu berjaga-jaga dan berdoa. Mari kita menyerahkan segala hal keinginan kita kepada Tuhan dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Flp 4:6). Jangan melihat kekuatan sendiri dan orang lain di dalam menghadapi segala sesuatu, tetapi mari untuk membiasakan diri melihat kekuatan Tuhan yang maha dahsyat dengan selalu berdoa kepadaNya. Kasih karunia Tuhan menyertai.

 Tuhan Yesus berfirman dalam Wahyu 22:13 “Akulah yang pertama dan yang terakhir; Akulah Tuhan dari Permulaan sampai Penghabisan” Amin (BIS) (29062012)

Senin, 25 Juni 2012

TETAPLAH TEGUH


TETAPLAH TEGUH

Ayub 2:9 Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"

Pada suatu kesempatan saya mengadakan perjalanan di sebuah kota besar yang pernah kami jalani sebelumnya namun belum begitu hapal jalan-jalannya dengan baik. Saya yang menyetir mobil dan keluarga sebagai penumpangnya. Karena hari sudah malam, ketika membawa mobil dari luar kota menuju ke penginapan, rambu-rambu jalan tidak kelihatan sehingga membuat kami harus meraba-raba apakah jalan yang kami tempuh adalah jalan yang benar atau tidak. Saya sebenarnya agak mengenal jalan yang kami tempuh, tetapi karena istri mengatakan agar jangan gegabah, maka saya menjadi bimbang dan ragu dan tidak mengambil jalan yang ada. Hal ini mengakibatkan kami berputar-putar dan salah arah. Setelah beberapa jam dan setelah yakin jalan yang ditempuh, barulah kami tiba di penginapan.

Di dalam menjalani kehidupan juga demikian, ketika mata hati kita mulai gelap dan tidak mengetahui jalan dengan pasti, kita seringkali menjadi bimbang akan kehidupan ini. Mungkin juga kita agak yakin dengan jalan yang ditempuh, namun karena pengaruh istri, anak-anak, teman dan keluarga, seringkali kita menjadi tidak yakin dan mengambil jalan lain yang dikira jalan yang benar. Tidak demikian halnya dengan Ayub  yang memiliki banyak masalah dan  istrinya berusaha  untuk mempengaruhinya untuk tidak lagi menyembah Tuhan yang ada. Namun karena Ayub mengenal benar jalan yang ditempuhnya, maka dia tetap berdiri kokoh untuk menjalani kehidupan dengan tabah dengan begitu banyak masalah yang pada akhirnya jalan yang ditempuhnyalah yang memberikan dia jalan keluar yang sangat memberkati orang banyak.

Bagaimana  dengan kita? Apakah kita mulai bimbang dan ragu akan jalan yang ditempuh pada saat ini? Apakah istri, anak-anak, teman dan keluarga berusaha menggoyang iman percaya kita dengan berbagai argumen yang dikarenakan begitu masalah yang dihadapi? Apakah kita mulai ragu dengan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat karena begitu banyaknya pendapat yang salah di sekitar kita baik melalui  radio, televisi, internet, facebook dan lain sebagainya? Ingatlah di dalam Amsal 10:30 dikatakan : “Orang benar tidak terombang-ambing untuk selama-lamanya, tetapi orang fasik tidak akan mendiami negeri.” Kita semua adalah orang benar dan pada saat ini kembali diteguhkan untuk tidak bimbang kepada Yesus Kristus. Kita harus yakin akan janjiNya dan kepada jalanNya.  Kita harus memiliki sikap seperti Ayub yang tetap memilih jalan orang benar dan tetap memiliki iman yang teguh walaupun banyak masalah dihadapi. Dengan pertolongan Roh Kudus kita harus membaca dan merenungkan firmanNya  setiap hari yang akan membuat mata rohani kita menjadi terang dan  mengetahui jalanNYa dengan baik sehingga kita menjadi orang benar yang tidak mudah diombang-ambingkan arus pencobaan. Firman Tuhan kali  ini mengajak dan mengingatkan kita untuk tetap teguh dengan iman percaya kepada Yesus Kristus dan tetap semangat melayani Tuhan. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua.    
Tuhan Yesus berfirman dalam Wahyu 22:13 “Akulah yang pertama dan yang terakhir; Akulah Tuhan dari Permulaan sampai Penghabisan” Amin (BIS) (26062012)

Selasa, 19 Juni 2012

MANUSIA VS BINATANG


MANUSIA VS BINATANG

Efesus 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Seringkali kalau seseorang marah terhadap orang lain, tidak sungkan-sungkan mengeluarkan kata-kata hujatan yang berkisar dengan nama-nama di kebun binatang.  Kalau ditelusuri alasan orang tersebut mengeluarkan kata-kata di sekitar nama binatang pasti ada penyebabnya. Mungkin dia beranggapan bahwa orang yang telah melukai hatinya telah berbuat seperti binatang, atau mungkin kelakuan orang tersebut begitu rendahnya seperti binatang yang terlihat sangat jorok, tidak manusiawi dan lain sebagainya.

Kalau orang sudah mengeluarkan kata : “binatang kau”, “Babi kau”, “anjing kau, atau mungkin istilah “kumpul kebo” dan lain sebagainya berarti ada anggapan orang bahwa sebuah perbuatan sudah menyamai atau melebihi daripada binatang. Ini artinya bahwa perbuatannya tidak lagi dihargai sebagai perbuatan manusia tapi sama atau bahkan melebihi seekor binatang. Mengapa? karena tidak pernah diceritakan seekor binatang diciptakan untuk melakukan perbuatan baik. Binatang tidak memiliki akal seperti manusia dan tidak memiliki kasih.

Lainnya halnya manusia. Manusia diciptakan dari sebuah tujuan yang baik yaitu melakukan pekerjaan baik  dan Dia mau kita hidup di dalamNya. Artinya, kita ada di dunia ini dengan maksud dan rencana Tuhan agar kita melakukan perbuatan baik yang sesuai dengan kehendakNya. Bahkan dikatakan oleh firman Tuhan bahwa kita diciptakan menurut gambarNya  (Kejadian 1:27) sehingga dengan demikian kita adalah mahluk yang sungguh luar biasa, yang berakal budi, memiliki pengetahuan yang baik dan benar, mengetahui mana kehendak Bapa dan mana yang tidak dan lain sebagainya . Manusia adalah mahluk yang berpikir, berakhlak dan memiliki budi pekerti serta memiliki kasih. Nah, apabila kita memang diciptakan dengan maksud dan tujuan yang mulia yaitu melakukan pekerjaan yang baik, maka sudah sepantasnyalah kita memperhatikan hal itu agar jangan sampai orang lain menyamakan kita dengan binatang. Sungguh tidak menyenangkan kalau kita disamakan dengan seekor binatang. Betapa sedihnya Tuhan ketika mendengar hasil karyanya yang serupa dengan gambarNya dianggap sampah dan dianggap tidak berharga sama sekali karena telah melakukan perbuatan yang sama dengan binatang. Renungkanlah akan hal ini sehingga kita bisa mengambil sikap untuk selalu melakukan pekerjaan dan perbuatan yang baik yang menyenangkan hati Tuhan. Kasih karunia Tuhan menyertai.    
Tuhan Yesus berfirman dalam Wahyu 22:13 “Akulah yang pertama dan yang terakhir; Akulah Tuhan dari Permulaan sampai Penghabisan” Amin (BIS) (20062012)

Senin, 18 Juni 2012

TAKLUK KEPADA TUHAN


TAKLUK KEPADA TUHAN

Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Di dalam pergaulan selalu ada perbedaan. Tidak ada yang sama. Pola pikir, cara penampilan, cara berbicara dan lain sebagainya pasti berbeda. Untuk bisa  diterima di dalam pergaulan, kita harus bisa saling berbagi dan saling menerima. Perselisihan terjadi apabila salah satu pihak ada yang mau menang sendiri dan bahkan memaksakan kehendak sendiri. Pola pikir yang satu ingin dipaksakan diterima di lingkungan yang berbeda, ya jelas nggak bisa. Pihak lain pasti berontak dan terjadilah perselisihan yang membuat hidup kita menjadi tidak enak.

Demikian juga dalam pergaulan kita bersama dengan Tuhan, pasti ada perbedaan pandangan. Kadang kita memandang Tuhan tidak peduli dengan kita, kita melihat bahwa Tuhan sepertinya tidak menolong kita, kita memiliki harapan dan rencana yang menurut pandangan kita baik tetapi menurut Tuhan tidak, kita memandang diri sendiri tidak berdosa tetapi menurut Tuhan kita semua sudah berdosa, kita ingin bebas sesuai keinginan tetapi Tuhan menginginkan kita selalu hidup di dalam hadiratNya, dan lain sebagainya. Itu sebabnya, ketika kita memaksakan kehendak kitalah yang jadi, maka kita dianggap sudah memberontak, tidak setia dan Tuhan tidak menyukai umat yang demikian.

Untuk dapat diterima dan berkenan di dalam bergaul dengan Tuhan di dalam Kerajaan Sorga, maka pola pikir kita harus diubah dan menjadi sama seperti Yesus (2 Korintus 3:18). Kita tidak bisa lagi membawa sifat dan perilaku yang lama di dalam Kerajaan Sorga.  Kita tidak bisa memaksakan kehendak kita kepadaNya, namun kehendak Tuhan lah yang jadi atas hidup kita. Kita harus takluk kepada segala rancanganNya, kepada segala peraturanNya, kepada hukum-hukumNya, dan lain sebagainya. Kalau kita ingin hidup dalam damai sejahtera, tidak ada galau di hati, tidak kuatir, tidak takut dan lain sebagainya, kita harus menyamakan pola pikir kita dengan Tuhan dan takluk kepadaNya  sehingga kita dapat mengetahui mana kehendak Tuhan  yaitu yang baik dan berkenan kepadaNya. Kalau hal ini terjadi dalam hidup kita, maka bergaul dengan Tuhan akan semakin indah dan menakjubkan. Kasih karunia Tuhan menyertai kita.
  
Tuhan Yesus berfirman dalam Wahyu 22:13 “Akulah yang pertama dan yang terakhir; Akulah Tuhan dari Permulaan sampai Penghabisan” Amin (BIS) (19062012)

Minggu, 17 Juni 2012

BAYAR HARGA


BAYAR HARGA

1Tim 4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

Apakah anda ingin menjadi pemenang atau bahkan lebih dari yang menang seperti yang dikatakan firman Tuhan, bisa keluar dari arena pertandingan dengan tepuk tangan dan dengan sorak-sorai yang gemerlapan di masa yang akan datang? Ataukah kita mau menjadi pecundang atau orang yang kalah babak belur oleh banyaknya masalah dunia yang semakin tidak menentu? Atau mungkin kita hanya ingin menjadi penonton saja tanpa pernah mau ikut bertanding namun hanya bisa mengamati serta mengkritik para pemain yang sedang bertanding?

Seorang pemenang tidak akan pernah menjadi pemenang bila tidak mau belajar dan berlatih dengan serius. Seorang pemenang akan selalu serius untuk melatih seluruh organ tubuhnya agar bisa menghadapi lawan dengan baik. Tiap hari secara konsisten dan disiplin, seorang juara akan terus berlatih. Otot tubuh dan mental diasah sampai dia mampu untuk menahan rasa sakit dan tidak mudah putus asa. Dia harus mengorbankan waktu,tempat, kesenangan dan lain sebagainya hanya untuk bisa tampil menjadi seorang juara.  Dengan kata lain ada harga yang harus dibayar untuk menjadi seorang pemenang dan menjadi juara.

Perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging seperti seorang pemenang di dunia ini, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:12). Agar kita bisa keluar sebagai pemenang melawan hal-hal tersebut, maka kita harus juga berlatih secara konsisten dengan cara beribadah kepada Tuhan, membaca firmanNya, berdoa dan berpuasa. Di dalam melakukan semuanya itu, ada harga yang harus dibayar yaitu waktu, tenaga, pikiran, tempat, kesenangan dan lain sebagainya. Dengan selalu setia mendekatkan diri kepada Tuhan, setia membaca firmanNya dan melatih hidup kita berkenan kepadaTuhan dengan beribadah, maka otot rohani kita akan semakin kuat sehingga kita tidak gampang menjadi sakit hati, tidak gampang putus asa, tidak gampang marah, dapat menguasai diri dan lain sebagainya. Namun masalah yang sering terjadi, ada begitu banyak orang tidak mau bayar harga dengan tidak mau meluangkan waktu dan tempat untuk datang berdoa dan tidak mau beribadah kepada Tuhan dengan mengorbankan kesenangan-kesenangan yang dimiliki. Kalau kita mau keluar sebagai pemenang, kita harus mau membayar harga. Maukah kita melakukannya? Kasih karunia Tuhan menyertai.   

Tuhan Yesus berfirman dalam Wahyu 22:13 “Akulah yang pertama dan yang terakhir; Akulah Tuhan dari Permulaan sampai Penghabisan” Amin (BIS) (15062012)