BUKA WAWASAN
Lukas 10:29 Tetapi
untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah
sesamaku manusia?"
Pola pikir seseorang seringkali sempit dan tidak terbuka
dengan dunia lain. “Orang itu bukan dari suku kami”, “Dia bukan Kristen”, “Dia tidak
seiman”, “Dia bukan dari gereja kami”, dan lain sebagainya, itulah yang sering
kita dengar dari orang berpikiran sempit. Pemikiran sempit seringkali membuat orang
terkotak-kotak dan tidak mau bergaul dengan orang lain.Orang-orang seperti ini seringkali
telah didoktrin sejak kecil untuk memiliki pemahaman sempit mengenai agamanya,
sehingga agamanyalah yang harus dipaksakan kepada orang lain untuk dipercayai.
Mereka juga didoktrin untuk memiliki pemahaman yang sempit mengenai sukunya
sehingga merasa sukunya lah yang paling unggul diantara suku-suku lainnya.
Inilah yang terjadi kepada bangsa Israel yang pada masa
lalu memiliki ajaran yang diterima sejak kecil bahwa sesama manusia adalah
orang Israel. Itu sebabnya untuk membenarkan dirinya yang memiliki pemikiran
sempit tersebut mereka bertanya kepada Yesus : “Siapakah sesama manusia?”.
Mereka menyangka akan mendapatkan jawaban bahwa sesama
manusia adalah dalam pemikiran mereka sendiri yaitu bangsa Israel. Ternyata sesama
manusia lebih luas daripada itu yaitu orang yang menunjukkan belas kasihan
kepada orang lain. (Lukas 10:37)
Kita harus membuka wawasan kita seluas-luasnya. Memiliki
hati yang berbelaskasihan akan memungkinkan kita untuk menghargai orang lain,
mengasihi dan bertindak menjadi sesama bagi
orang lain tanpa terkecuali. Tidak melihat agama, suku, dan golongan. Tidak
membuat perbedaan yang menjadikan kita menjadi sentimen kepada kelompok
lainnya. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang
mempersatukan dan menyempurnakan. (Kol 3:14). Inilah yang bisa membuat kita
bisa hidup dalam kerukunan, saling menghargai, saling menopang, saling
mendukung dan memiliki solidaritas yang tinggi terhadap orang lain. Kita tidak lagi membenci agama orang lain,
tidak menghujat kepercayaan orang lain, tidak menyepelekan kelompok lainnya dan
lain sebagainya yang akan berdampak kepada terciptanya sebuah kerukunan dan
damai sejahtera. Bukalah wawasan
berpikir kita seperti yang telah diajarkan Tuhan Yesus mengenai orang Samaria
yang baik hati ini. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua. Amin. (31012013)