Kamis, 28 Februari 2013

BELAJARLAH


BELAJARLAH

2Tim 3:16  Segala tulisan yang diilhamkan Tuhan memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Ketika kita belajar di sekolah, seringkali kita sangat sulit untuk mencerna dan memahami sebuah pelajaran sehingga ketika ujian berlangsung kita tidak dapat menjawab soal-soal yang diberikan kepada kita. Kita mengatakan bahwa gurunyalah yang gagal dan tidak mampu untuk mengajar. Atau mungkin kita mengatakan pelajarannyalah yang sangat sullit dan membosankan. Bahkan mungkin kita mengatakan bahwa soal yang diuji tidak ada di dalam pelajaran yang selama ini diterima.  Kita menyalahkan orang lain yaitu guru yang membuat kita tidak mampu untuk mempelajari pelajaran tersebut. Padahal sebenarnya sebuah pelajaran diberikan sesuai dengan kelasnya dan sesuai dengan porsinya. Dimulai dari kelas satu dan seterusnya. Dan sebuah ujian diberikan sesuai dengan apa yang telah dipelajari. Alasan sebenarnya didalam ketidakmampuan kita menjawab soal-soal yang ada karena tidak mau belajar.

Demikian juga pelajaran yang diberikan oleh Tuhan kepada kita baik melalui firmanNya maupun melalui pencobaan-pencobaan yang dialami. Seringkali karena ketidaktahuan kita, kita menyalahkan Tuhan dan mengatakan bahwa Tuhanlah yang salah, Tuhanlah yang telah memberikan pencobaan ini, Tuhanlah yang tidak mau mengerti akan keberadaan kita dan lain sebagainya. Kita merasa bahwa kegagalan yang dialami di dalam menghadapi ujian karena Tuhan tidak pernah memberikan kunci jawaban. Kita merasa bahwa firman Tuhan tidak pernah menyampaikan kepada kita akan adanya sebuah masalah di dalam mengiring Tuhan.

Karena ketidakmauan kita untuk belajar, membuat kita menyalahkan orang lain ketika gagal di dalam menghadapi ujian. Karena ketidakmauan kita membaca firman Tuhan, membuat kita menyalahkan Tuhan ketika menghadapi sebuah permasalahan yang belum terselesaikan. Kita tidak dapat melihat sebuah jalan keluar karena mata kita masih buta disebabkan ketidaktahuan kita bahwa sesungguhnya Tuhan sudah menyediakan jalan keluar. Kalau kita mau membaca firman Tuhan, maka sesungguhnya kita akan mengetahui sebuah kunci jawaban bahwa Tuhan memiliki sebuah rancangan yang amat baik bagi kehidupan umatNya yaitu rancangan damai sejahtera (Yeremia 29:11). Ketika ujian sedang berlangsung di dalam kehidupan kita, Tuhan sudah menyediakan kunci jawaban-kunci jawaban sehingga dengan pertolongan Roh Kudus, kita dapat dengan mudah menjawabnya. Dia tidak akan membiarkan kita sendirian menyelesaikan permasalahan tersebut. Di dalam setiap ujian, pasti ada kunci jawaban karena semuanya sudah disampaikan di dalam firman Tuhan yang selayaknya harus kita baca.  Karena itu belajarlah dengan baik. Kasih karunia TUhan menyertai kita semua. Amin (01032013)

Selasa, 26 Februari 2013

HATI YANG BIJAKSANA


HATI YANG BIJAKSANA

Mazmur 90:12 ¶  Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

Untuk dapat menjadi bijaksana kita harus mau belajar, baik belajar secara teori melalui setiap buku seperti Alkitab dan buku-buku lainnya, juga belajar secara praktek melalui kehidupan yang dilalui hari lepas hari. Kalau belajar dari buku berarti kita harus mau meluangkan waktu untuk membaca setiap saat. Kalau belajar dari kehidupan berarti kita harus mau menerima dan menghadapi segala sesuatu permasalahan yang ada di depan kita. Teori dan praktek akan menghasilkan hati yang bijaksana.

Kita tidak akan bisa menjadi bijaksana kalau kedua hal tersebut tidak mau kita jalani. Itu sebabnya pemazmur meminta kepada TUhan agar dia bisa belajar di dalam mencapai semuanya itu. Tidak ada yang instan, Tidak ada yang bisa menjadi bijaksana kalau tidak pernah membaca firman Tuhan dan melakukannya sehingga dia memiliki pengalaman bersama Tuhan. Tidak ada seorang dokter menjadi ahli di bidangnya tanpa belajar di bangku kuliah dan belajar dari pengalaman menangani begitu banyak pasien, Tidak ada mutiara yang indah dihasilkan seekor kerang tanpa kesakitan yang luarbiasa. Tidak ada emas yang murni yang dihasilkan tanpa proses pembakaran yang begitu panas. Tidak ada seorang pun yang dapat bersaksi mengenai pertolongan Tuhan tanpa pengalaman bersama dengan Tuhan, dan lain sebagainya. 

Itu sebabnya Alkitab mengatakan agar jangan lupa tentang firman Tuhan sehingga kita dapat bertindak hati-hati dalam setiap langkah kehidupan kita(Yosua 1:8). Disamping itu Alkitab juga mengingatkan kita bahwa orang dapat mengakui Tuhan itu baik berdasarkan pengalamannya bersama dengan Tuhan. Lihat saja Paulus dapat mengatakan kepada jemaatnya bahwa sesungguhnya Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan (Roma 8:28) berdasarkan pengalamannya bersama dengan Tuhan. Paulus menjadi bijak karena adanya teori dan praktek. Dia belajar teori melalui pembacaan firman Tuhan dan prakteknya dia mengalami sendiri kebaikan Tuhan di dalam pengiringannya bersama dengan TUhan. Kita juga demikian. Kita dapat belajar firman Tuhan setiap hari dan mendapatkan pengalaman karena mengalami kebaikan Tuhan hari lepas hari bersama dengan Dia. Hati yang bijaksana dapat menjadi milik semua orang asal dia mau belajar dari firman Tuhan dan melakukannya bersama dengan Dia. Kasih karunia TUhan menyertai kita semuanya. AMin.  (27022013)

Kamis, 21 Februari 2013

AKU LAGI, AKU LAGI


AKU LAGI, AKU LAGI

Roma 5:3-4 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

“Aku lagi, aku lagi. Tiap hari aku yang ketibaan sial terus.”. “Masak sih masalah terus yang kualami, nggak pernah selesai!” Inilah ungkapan hati kita yang sering kita lontarkan karena dongkol, kesal dan kecewa. Kita menganggap bahwa hanya kita sajalah yang mengalami masalah itu. Kita menganggap bahwa kita sajalah yang mengalami beban penderitaan yang begitu hebat. Kita melihat orang lain kelihatannya tidak memiliki masalah yang berarti.

Masalah yang membuat kita menderita seringkali kita anggap sebagai penghalang dari pencapaian cita-cita. Melihat sebuah masalah membuat kita seakan melihat sebuah dinding penghalang yang begitu tinggi yang sulit untuk dilewati. Melihat sebuah masalah seakan kita melihat sebuah gunung batu yang sangat sulit untuk dipindahkan.  Hal itu membuat kita mengatakan, “tidak bisa”, “tidak mungkin”, dan lain sebagainya. Bahkan pada saatnya kita akan mengatakan kepada teman, sahabat, keluarga bahkan kepada Tuhan : “Aku lagi, aku lagi”.

Kita seperti anak-anak ketika menghadapi sebuah masalah. Seorang anak di dalam sebuah rumah tangga akan menganggap bahwa pekerjaan yang dibebankan kepadanya adalah sebuah tugas yang berat. Ketika anak itu disuruh lagi untuk melakukan pekerjaan tersebut dia akan mengatakan : “Aku lagi, aku lagi, kenapa tidak yang lain saja yang disuruh”.  Dia tidak pernah menganggap bahwa tugas yang dilakukan adalah untuk mempertajam keterampilan yang dimiliki di dalam menyelesaikan pekerjaan. Demikian juga dengan kita, masalah yang kitahadapi adalah untuk membuat kita semakin matang di dalam memecahkan setiap persoalan. Jadi kalau ada masalah yang menghadang di dalam melakukan rutinitas kehidupan, jangan kita menghindar daripadanya. Tetapi hadapilah itu dengan tenang, tidak mengeluh, dan kerjakan semua bagian kita dengan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Kita harus bersyukur karena hal itu adalah sebuah proses yang akan membuat kita semakin mengerti keadaan hidup ini. Kita harus bangga karena kita punya Tuhan yang mau memproses dan membuat kita semakin tangguh.  Selebihnya kita serahkan kepada  Tuhan untuk mengambil bagianNya dalam memberikan jalan keluar. Yakinlah bahwa semuanya akan bisa kita lalui dengan baik sehingga kita semakin matang dan semakin memiliki pengharapan di dalam menghadapi kehidupan ini. Kasih karunia Tuhanmenyertai kita semua. Amin.  (22022013)

Rabu, 20 Februari 2013

TETAP KOMITMEN


TETAP KOMITMEN

 

Yohanes 16:1-2 ¶  "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.  Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.

 

Menyesalkah saudara mengikut Tuhan setelah tahu bahwa dengan menjadi pengikut Kristus, begitu banyak masalah yang timbul? Tetangga sinis kepada kehidupan kita, di masyarakat kita dikucilkan dan dianggap sebagai orang kelas bawah, dianggap kafir, orang bodoh dan lain sebagainya. Seringkali kita menjadi kecewa karena keadaan seperti ini menimpa kehidupan kita.  Kita lantas berpikir untuk mengakhiri saja hubungan dengan Kristus dan berpaling kepada yang lain yang dapat mendukung karir pekerjaan, harkat, martabat dan kehormatan di masyarakat. Kita kecewa karena kita pikir dengan mengikut Kristus kehidupan akan menjadi lebih baik. Kita menganggap bahwa janji-janji Tuhan hanya sebatas tulisan saja di dalam Alkitab.

 

Yesus tidak pernah mengingkari apa yang dikatakanNya. Dia bukan seorang pendusta. Dia bukan seorang politikus yang mengumbar janji yang menyenangkan untuk mendapatkan simpatisan. Dia bukan pembual yang senang menyenangkan hati orang banyak agar mau mengikut Dia. Yesus telah mengatakan sebuah penderitaan kalau mengikut Dia. Bahkan Dia mengatakan sebuah perkataan yang mungkin membuat  nyali kita akan ciut bahwa suatu saat kemungkinan juga kita akan dibunuh oleh karena namaNya. Secara manusia perkataan ini membuat kita menjadi takut.

 

Kalau kita sudah tahu kondisinya akan seperti itu, tetaplah komitmen. Pegang teguh janji Tuhan yang mengatakan akan menyertai kita sampai akhir jaman (Matius 28:20). Kalau yang dikatakan Yesus bahwa pada masa yang akan datang kita akan menderita ternyata benar, berarti perkataan Yesus yang mengatakan bahwa supaya kita jangan takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh (Matius 10:28)dan perkataan-perkataan lainnya yang berupa janji keselamatan kepada kita yang percaya kepadaNya, juga adalah benar. Itu yang harus kita pegang. Jangan sampai yang kita dengar dan imani hanya perkataan yang menakutkan saja, tetapi janji Tuhan juga harus kita imani sehingga hal ini akan membuat kita semakin kuat dan berdiri kokoh menghadapi segala rintangan dan masalah yang ada.  Tetaplah di dalam komitmen bersama Tuhan. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua. Amin (21022012)

AYO BERSEMANGAT


AYO BERSEMANGAT

 

Ams 18:14 Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?

 

Mulailah hari-hari kita dengan penuh semangat, karena dengan semangat semua masalah yang menghadang di depan mata menjadi tidak berarti apa-apa. Semangat adalah sebuah kondisi hati yang bisa menjadi senjata untuk mengalahkan segala sesuatu yang ingin merusak  suasana hati kita. Semangat di dalam berjuang melawan  penyakit akan membuat mujizat terjadi. Semangat di dalam menghadapi keadaan keuangan yang semakin memburuk akan bisa membuat adanya sumber berkat yang lain yang tidak pernah diperkirakan dari semula.  Tetap semangat walaupun diputus sama pacar akan membuat kita bisa membuka hati bagi orang lain yang lebih baik.

 

Setiap orang yang bersemangat akan dapat menanggung penderitaannya, itu kata firman Tuhan.  Semangat itulah yang membuat kita untuk terus hidup dan berusaha melakukan inovasi untuk keluar dari himpitan masalah. Semangat itulah yang akan membuat kita semakin yakin bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara. Dengan semangat yang tidak kenal menyerah, kita akan terbebas dari belenggu putus asa. Kita tidak akan terlihat seperti orang yang kalah perang, kita tidak terlihat sedang lesu, tidak terlihat sedang menghadapi masalah.

 

Pahamilah bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Tetapi kalau kita sudah patah semangat, tidak akan ada yang dapat kita lakukan. Itu sebabnya firman Tuhan berkata : "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu." Efesus 5:14). Kalau kita sudah putus asa dan mengakhiri hidup dengan bunuh diri, siapa lagi yang dapat menolong kita? Tidak ada. Keluarga, sahabat, tetangga dan semua yang mengenal kita hanya ikut bersedih sebentar dan mereka hanya dapat bergumam : “kasihan ya”.  Setelah itu mereka akan menghadapi masalah mereka sendiri dan tidak mau ikut larut dengan kesedihan akibat kematian kita. Kita yang sudah mati akan dibiarkan menikmati dinginnya liang lahat. Jadi buat apa kita bersusah hati kalau semua itu akan merugikan diri sendiri? Buat apa putus asa dan memikirkan bunuh diri kalau itu tidak menguntungkan? Ayo kita tetap semangat. Selama jantung masih berdetak, pengharapan masih ada, jalan keluar masih ada, kesembuhan masih bisa diberikan kepada kita. Kasih karunia Tuhan menyertai kita. Amin. (19022013)

 

BERKAT ABRAHAM


BERKAT ABRAHAM

 

Ulangan 8:18  Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.

 

Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam memperoleh kekayaan.  Orang yang satu memperoleh kekayaan dengan cara sepatutnya, yang lain dengan menghalalkan berbagai cara. Demikian juga orang yang tidak mengenal Tuhan memiliki cara yang berbeda di dalam memperoleh kekayaan dibanding dengan umat Tuhan. Setiap orang diajarkan cara yang berbeda-beda untuk memperoleh segala kekayaan, apakah dengan cara kerja keras dan mengesampingkan Tuhan atau kerja keras dan mengandalkan Tuhan atau sama sekali tidak melakukan apa-apa tetapi ingin menjadi kaya dengan cara yang di luar akal sehat?

 

Menjadi kaya tidak salah, tetapi yang sering salah adalah cara untuk mendapatkannya. Kita seringkali ingin instan dalam mendapatkan kekayaan, tidak mau susah dan inginnya dalam sekejab memiliki harta melimpah bak putera mahkota yang mendapat warisan segunung emas. Tuhan tidak ingin umatNya menjadi seorang yang rakus akan kekayaan. Dia mau kita menjadi orang yang mengandalkan Tuhan di dalam mendapatkan kekayaan, Dia mau kita bekerja bukan karena mengejar kekayaan, tetapi lebih dari itu Dia mau agar kita melakukan segala pekerjaan yang baik sebagai ibadah yang berkenaan kepada Tuhan (Roma 12:1) sehingga lebih mengutamakan diriNya daripada yang lain.

 

Kita harus ingat bahwa kita adalah orang-orang yang istimewa karena disebut sebagai anak Tuhan, anak yang dihasilkan dari perjanjian Tuhan dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Sebagai anak Tuhan dan sebagai anak perjanjian, kita layak dan berhak untuk memperoleh segala sesuatu baik di bumi maupun di sorga.  Di bumi kita memperoleh berkat Abraham berupa kekayaan, jabatan, harta dan lain sebagainya yang telah dijanjikanNya kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Di sorga kita mendapatkan keselamatan kekal di dalam Yesus Kristus. Syarat semuanya adalah asal kita mau hidup di dalamNya (Yohanes 15:7). Tuhan akan memberikan kita kekuatan untuk memperoleh semuanya itu sesuai porsi masing-masing yang ditetapkanNya bagi kita. Kalau semuanya itu sudah dijamin akan diberikan kepada kita sesuai porsi masing-masing, mengapa kita menjadi serakah dan ingin lebih lagi memiliki harta dan jabatan yang bukan hak kita?  Mari kita renungkan hal ini, agar berkat Abraham, Ishak dan yakub yang telah dijanjikan Tuhan menjadi milik kita dan kita bisa menjadi berkat bagi orang lain juga. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua. Amin. (20022013)

 

Minggu, 17 Februari 2013

TETAPLAH RENDAH HATI


TETAPLAH RENDAH HATI

 

Yes 2:11 Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu.

 

Seringkali di dalam kehidupan tanpa sadar kita berlaku angkuh dan sombong terhadap apa yang kita miliki. Seiring  kekayaan kita semakin bertambah dan seiring jabatan semakin meningkat, kita semakin sombong dalam hal berkata-kata, kita semakin percaya diri untuk menyampaikan dan memaksakan suatu ide kepada orang lain. Kita semakin seenaknya bertindak kepada sesama, semakin semaunya untuk berkata-kata tanpa memandang apakah lawan bicara menjadi sakit hati atau tidak.  Tidak ada lagi kerendahan hati, semuanya kita yang mengatur karena kita telah memiliki segalanya.

 

Hal ini dikarenakan kita menganggap bahwa kekayaan dan jabatan yang dimiliki adalah hasil kerja keras selama bertahun-tahun. Kita merasa telah merintis sebuah kesuksesan, kejayaan dan kemahsyuran dengan upaya sendiri sehingga tanpa sadar kita lupa keadaan diri semula yang tidak memiliki apa-apa dan berlaku sombong kepada sesama yang belum berhasil. Kita begitu angkuh berkata kepada yang belum berhasil : “makanya kerja keras”, “makanya usaha yang baik”,”Makanya, jangan berdoa melulu”, dan lain sebagainya.   

 

Itu sebabnya Tuhan mengingatkan bangsa Israel dan juga kepada kita semua bahwa segala sesuatu yang terjadi atas diri mereka selama empat tahun di padang Gurun adalah untuk memproses bangsa itu sehingga tidak berlaku sombong terhadap apa yang telah dimiliki. Proses kehidupan yang mereka lalui adalah sebuah proses yang panjang untuk membuat mereka menjadi rendah hati dan tetap taat serta setia berpegang pada firman Tuhan (Ulangan 8:2).  Kita yang telah mendapatkan segala sesuatu kekayaan dan jabatan dengan proses yang begitu panjang adalah merupakan pemberian Tuhan dan tidak untuk dipamerkan menjadi sebuah alas kesombongan. Tuhan mengharapkan kita tetap berlaku rendah hati, semakin takut akan Tuhan dan tetap setia kepadaNya serta taat kepada segala perintahNya. Kalau kita tetap rendah hati dan takut akan Tuhan, maka seperti firman Tuhan mengatakan bahwa  ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan akan menjadi milik kita (Amsal 22:4). Tuhan akan memberikan kekayaan, kehormatan, kemasyuran kepada kita berlipat kali ganda. Tetaplah rendah hati. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua. Amin. (18022013)

Kamis, 14 Februari 2013

KESABARAN


KESABARAN

 

Yakobus 5:7-11

 

Kita seringkali mengatakan kepada orang lain : “Aku percaya kepada Tuhan yang sanggup melakukan segala perkara”. Mungkin juga kita seringkali menyanyikan lagu yang liriknya mengatakan :”Aku percaya, Tuhan ku ajaib, Kau turun tangan memberkatiku, dst”. Namun seringkali ketika menghadapi sebuah pergumulan hidup, ketika menghadapi permasalahan hidup dan sedang menanti sebuah jawaban, kita tidak sabar untuk menantinya. Akibatnya sangat fatal, kita hidup tidak lagi sesuai dengan rencana Tuhan karena ingin sebuah jalan keluar yang instan dengan pergi ke dukun untuk berobat, bertanya kepada peramal untuk mengetahui jalan hidup yang sebenarnya dan lain sebagainya.

 

Tidak sabar adalah sebuah masalah yang menjadi inti dari persoalan hidup. Tuhan bukannya tidak  mau memberikan jalan keluar atas permasalahan yang dihadapi, Tuhan bukannya tidak mau menyembuhkan kita dari sakit yang diderita, Tuhan bukannya tidak mau menjadikan karir kita cemerlang, tetapi diatas semuanya itu, yang menjadi masalah sesungguhnya adalah kita tidak sabar. Itu sebabnya Yakobus mengingatkan kita di dalam perikope ini agar mau bersabar di dalam sebuah penderitaan. Penderitaan yang bagaimana? Segala persoalan hidup kita adalah sebuah penderitaan bagi setiap orang yang mengalaminya. Inilah yang dimaksudkan oleh Yakobus supaya kita bersabar menghadapi penderitaan yang ada.

 

Yakobus mengajak kita untuk meneladani 3 contoh di dalam bersabar yaitu:

1.       Petani (Ayat 7)

Petani di dalam menanam padi, tidak serta merta dia menghasilkan padi untuk dituai. Tetapi di dalam semuanya itu, seorang petani harus memulai untuk menanam benih padi dan kemudian dia harus menanti hasilnya untuk beberapa bulan ke depan. Dia harus dengan sabar menanam bibit padi, dia harus dengan sabar melihat pertumbuhan padi, dia harus dengan sabar memberi pupuk, menghalau hama, memastikan kecukupan air, dan lain sebagainya. Semua proses yang dilaluinya harus dijalani dengan sabar.

 

2.       Para Nabi (ayat 10)

Para nabi di dalam menyampaikan pesan Tuhan begitu sabar untuk melakukannya. Ingatlah tentang kisah nabi Nuh yang dengan begitu sabar menyampaikan pesan Tuhan kepada umatNya dan dengan sabar juga membangun sebuah bahtera walaupun harus menghadapi begitu banyak cemooh, hasutan dan lain sebagainya. Ingat juga kisah mengenai nabi Elia yang begitu sabar harus menanggung semua penolakan dari bangsa Israel.

 

3.       Ayub (ayat 11)

Kisah Ayub  begitu menginspirasi kita untuk mau bersabar. Betapa kisah Ayub ini membuat kita harus memahami bahwa kesabaran akan membuktikan betapa sebenarnya Tuhan itu ada dan Dia hidup bersama dengan kita serta Dia turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia (Roma 8:28).

 

Lihatlah hasil dari sebuah kesabaran membuat seseorang bisa bersaksi dan berkata demikian :  "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” (Ayub 42:2). Betapa buah dari kesabaran membuat seseorang tercatat sebagai saksi-saksi iman yang begitu luar biasa dan hal ini telah disampaikan di dalam kitab Ibrani 11:1-40. Sungguh kesabaran membuat seseorang bisa menerima berkat-berkat Tuhan yang luar biasa. Karena itu, marilah kita bersabar untuk menantikan jawaban Tuhan atas segala permasalahan kita sehingga ini menjadi sebuah sumber kesaksian yang luar biasa. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua. Amin. (15022013)

 

 

 

 

 

Minggu, 10 Februari 2013

JANGAN MEMBERONTAK

JANGAN MEMBERONTAK

Lukas 15 : 11 – 32

Memberontak adalah salah satu sifat dasar manusia. Lihat saja, manusia pertama yaitu Adam dan Hawa sudah berani memberontak kepada Tuhan karena ingin menyamai dirinya dengan Tuhan. Sudah tahu bahwa buah dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat dilarang dan tidak boleh dimakan, mereka makan juga (Kejadian 3:6). Sudah tahu itu adalah perintah Tuhan, tetapi tetap dilanggar. Inilah manusia yang bisa dikatakan orang bebal yang tidak mau mengikuti perintah Tuhan.

Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang yang dipaparkan di dalam kitab Lukas ini diceritakan tentang kebebalan seorang anak bungsu yang memberontak terhadap bapaknya. Dia meminta bagian dari harta bapaknya yang menurut dia merupakan warisan buat dirinya. Sebenarnya ini belumlah haknya, tetapi bapanya dengan penuh kasih memberikan bagiannya. Kita lihat, setelah dia memperoleh bagiannya, dia segera berpoya-poya dan menghambur-hamburkan uang bapaknya sampai habis. Dia kemudian jatuh bangkrut dan tidak lagi memiliki apa-apa. semua temannya menjauh. Tidak ada tempat mengadu dan tidak ada tempat untuk berkeluh kesah serta tidak ada orang yang mau menolong dia. Akhirnya dia harus hidup di kandang babi. Sebuah ironi yang harus dimiliki oleh seorang kaya tetapi memberontak terhadap bapaknya.

Kita sebenarnya adalah orang yang beruntung telah menerima kasih karunia Tuhan berupa keselamatan dan masuk dalam rencana Tuhan yang begitu indah (1 Petrus 1:2). Tetapi seringkali di dalam perjalanan hidup, kita menjadi orang yang memberontak kepada Tuhan, egois, hidup semaunya, dan ingin mendapatkan sesuatu dengan jalan pintas. Kita tidak sabar menantikan janji Tuhan untuk memberikan masa depan yang penuh harapan sehingga harus meninggalkan Tuhan dan pergi menikmati kesenangan duniawi. Kita pikir hidup menjadi lebih baik, tetapi kenyataan yang dihadapi jauh lebih berat dan tidak mengenakkan. Hidup tanpa kasih sayang Tuhan membuat hidup kita menderita dan pada akhirnya hidup kita terlunta-lunta sampai memiliki derajat hidup sama seperti babi (Lukas 15:16). Oleh karena itu, mari kita menyadari hal ini dan kembali kepada Bapa. Bila kita pada saat ini telah menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan itu dan telah meninggalkan Tuhan, lakukanlah seperti anak bungsu ini dengan datang kepada Bapa dan mengaku dosa. Bapa di Sorga akan mengampuni kita karena Dia adalah setia dan adil (1 Yohanes 1:9). Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua. Amin. (09022013)

HARI INI


HARI INI

Kej 19:17 Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap."

Kembali ke masa lalu? Mungkin bagi sebagian orang kembali ke masa lalu adalah hal biasa. Katanya untuk bercermin diri, introspeksi diri dan mengambil hal positif untuk melangkah maju. Tapi ada begitu banyak orang terkungkung ke masa lalu. Masih mengingat-ingat kejayaan masa lalu sehingga selalu membicarakan kejayaan yang pernah dirasakan, masih mengenang indahnya masa lalu sehingga ingin kembali kepada mantan pacar, terngiang akan hidup yang begitu indah pada masa lalu sehingga ingin kembali meneguk kenangan yang indah itu, dan lain sebagainya.

Menoleh ke belakang dan mengingat masa lalu akan membuat hidup menjadi mati. Sama seperti istri Lot yang mati karena ingin kembali ke masa lalunya. Masa lalu adalah masa lalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Masa lalu sudah berlalu dan yang pasti kita menghadapi hari ini dan menanti untuk hari esok. Itu sebabnya rasul Paulus mengingatkan kita agar melupakan yang ada di belakang yaitu masa lalu seperti yang dilakukannya dan siap mengarahkan diri kepada apa yang ada di hadapan kita (Filipi 3:13). Jangan sampai kita terikat kepada masa lalu yang membuat kita tidak bisa berlari mengejar masa yang akan datang.

Kita saat ini berada pada hari ini. Kita tidak lagi bisa kembali ke hari kemarin dan tidak bisa melompat ke masa depan. Hari ini memiliki suka duka sendiri. Yang pasti kita jangan sampai terikat ke masa lalu dan jangan sampai kuatir akan masa depan. Kesusahan, kejayaan dan kenangan hari kemarin cukuplah sampai di situ dan mari kita mempersiapkan diri pada hari ini. Demikian juga kesusahan hari esok jangan sampai dikuatirkan karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri(Matius 6:34). Kita tidak akan dapat melakukan segala sesuatu dengan baik kalau kita masih teringat kepahitan masa lalu. kita tidak akan dapat melangkah dengan pasti kalau kita sudah kuatir akan masa depan.  Hadapi hari ini dengan ucapan syukur kepada Tuhan dan tambatkan masa depan kita kepada pengharapan  di dalam Yesus Kristus karena pengharapan kepadaNya adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita (Ibrani 6:19) sehingga kita bisa melangkah maju dengan pasti. Kasih karunia Tuhan menyertai kita. Amin. (11022013)

Kamis, 07 Februari 2013

SEMUA PEMBERIAN TUHAN


SEMUA PEMBERIAN TUHAN

Efesus 2:8-9  Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,  itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Darimanakah datangnya harta, kekayaan, jabatan dan semua yang dimiliki termasuk keselamatan? Itu semua adalah pemberian Tuhan kepada kita. Besar anugerahNya kepada kita, sehingga apapun yang kita minta di dalam namaNya semuanya bisa terpenuhi. Besar anugerahNya kepada kita sehingga walaupun kita berdosa tetap saja menjadi layak masuk ke dalam KerajaanNya di dalam nama Yesus Kristus. Tapi kenapa ada begitu banyak orang yang menjadi sombong dan bermegah di dalam kekayaannya, di dalam jabatannya dan di dalam segala sesuatu yang dimilikinya?

Tanpa sadar kita seringkali meremehkan orang yang tidak memiliki apa-apa. kita menyepelekan orang-orang yang terbuang. Memandang muka bagi orang yang tidak mampu, membedakan mereka antara yang punya dengan yang tidak punya. Itu sebabnya Yakobus menegor jemaatnya agar tidak memperlakukan jemaat dengan cara yang salah yaitu memandang muka. (Yakobus 2:1). Memandang muka, merasa lebih penting, merasa lebih baik, merasa lebih pintar, merasa lebih kaya, dan lain sebagainya tidak diperbolehkan karena hal itu akan mengarahkan kita untuk berbuat dosa (Yakobus 2:9).   

Kita harus menghargai kasih karunia Tuhan yang diberikan kepada kita, menghargai kekayaan yang dimiliki, mengucap syukur atas jabatan yang telah diberikan dan lain sebagainya karena semua adalah pemberian Tuhan.  Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang mengambil. Jangan sampai karena kesombongan kita, semua yang telah ada pada kita diambil olehNya. Waktu terus bergulir dan hidup seperti roda pedati. Kadang kita berada di atas dan kadang  kita berada di bawah. Jadi ketika kita berada di atas, jangan kita menjadi sombong. Namun ketika kita berada di bawah, jangan kita merasa kecil hati karena semuanya Tuhan sudah sediakan.  Mari mulai saat ini kita menyadari keadaan diri kita yang pada dasarnya tidak memiliki apa-apa, sehingga kita selalu merendahkan hati di hadapan manusia dan di hadapan Tuhan. Kita dapat menghargai sesama kita dengan lebih baik lagi dan menghargai kasih karunia Tuhan yang telah diberikan kepada kita dengan lebih sungguh-sungguh lagi mendekat kepadaNya. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua. Amin (08022013)