Selasa, 27 Maret 2012

OTORITAS TUHAN


Maitus 26:37-38  Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."

Sebagai manusia, hidup tidak selalu berada diatas dan tidak selalu dalam keadaan senang. Ketika kita berada dalam kondisi aman dan sejahtera yang lebih dikenal dalam istilah “comfort zone”, kita lupa kepada kehidupan kita yang harus bergantung kepada Tuhan. Namun ketika berada pada situasi tidak menguntungkan dan tidak mengenakkan, kita datang kepada Tuhan dan memaksakan kehendak kita kepada Tuhan dengan harapan agar masalah cepat berlalu. Kita lupa bahwa setiap masalah yang ada di dalam kehidupan kita adalah demi kebaikan kita di masa yang akan datang. Kita lupa bahwa rencana Tuhan lah yang harus dinyatakan melalui kehidupan yang dilalui. Otoritas Tuhan-lah yang akan dinyatakan.

Yesus Kristus pada saat hidup sebagai manusia juga memiliki masalah. Dia mengetahui bahwa waktuNya sudah dekat dan Dia merasa sedih dan gentar apabila harus menghadapi kenyataan mati di kayu salib. Sebagai manusia Dia juga memiliki kecemasan dan Dia juga berharap agar masalah yang akan dihadapi dapat cepat berlalu. Kalau sekiranya mungkin masalah yang akan dihadapiNya jangan pernah terjadi sehingga pada awalnya Yesus berdoa :  "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku” (Matius 26:39). Artinya, Dia sebagai manusia juga sebenarnya mengharapkan agar tidak ada masalah di dalam kehidupanNya.

Mungkin sebagai manusia ketika menghadapi masalah, kita mungkin berdoa demikian : “ Ya Bapa-ku, Ya Yesus-ku, tolonglah aku agar masalahku cepat berlalu”. Tidak ada yang salah dalam doa yang demikian karena memang sebagai manusia kita berharap adanya jalan keluar yang cepat dan realistis. Tetapi kita harus melihat bahwa otoritas bukan berada di tangan kita, tetapi berada di tangan Tuhan. Kita harus mengerti bahwa sepahit apapun masalah yang dihadapi, masalah tersebut harus tetap dihadapi. Tidak ada kemenangan yang disambut dengan gegap gempita tanpa proses yang panjang. Tidak ada orang sampai ke tangga atas tanpa melalui tangga demi tangga. Itu sebabnya, kita harus melanjutkan doa kita menjadi : “tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Janganlah memaksakan kehendak kita kepada Tuhan, tetapi serahkan semua jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi kepada otoritas Tuhan karena Dia yang tahu liku-liku jalan keluar secara mendetail dari kehidupan kita. Jalan keluar yang diperoleh melalui otoritas Tuhan akan lebih baik bahkan teramat baik bila dibandingkan dengan jalan keluar yang kita buat dengan kehendak dan kemauan sendiri. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (28032012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar