Selasa, 24 April 2012

HAMBA TUHAN YANG SESUNGGUHNYA


HAMBA TUHAN YANG SESUNGGUHNYA

Lukas 1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Sekarang ini peran pembantu sangat penting bagi rumah tangga-rumah tangga yang ada di kota-kota besar dimana majikannya yang merupakan pasangan suami istri kedua-duanya bekerja. Aturannya, pembantu rumah tangga harus mematuhi dan mengerjakan pekerjaan yang diberikan majikannya. Tetapi fakta mengatakan bahwa sebagian besar para pembantu rumah tangga tidak lagi memerankan perannya sebagai pembantu rumah tangga karena kebanyakan dari mereka pada saat majikan tidak ada, menghabiskan waktunya untuk menonton televisi, ngerumpi dengan tetangga, tidur dan lain sebagainya. Pada saat majikan tidak ada, mereka berperan sebagai majikan dan hebatnya lagi mereka mulai membangkang sehingga tidak heran terjadi pergantian  pembantu yang sangat cepat.

Pembantu dan hamba memiliki posisi yang hampir sama yaitu sama-sama memiliki majikan. Semua orang Kristen adalah merupakan seorang hamba karena memiliki Tuan yaitu Yesus Kristus yang harus ditaati dan disembah.  Itu sebabnya orang Kristen disebut sebagai hamba Tuhan yaitu orang yang mematuhi dan mentaati Tuhan. Tetapi fakta menunjukkan bahwa seringkali orang Kristen tidak berperan sebagai hamba Tuhan tetapi berperan sebagai majikan. Mau bukti? Kita lihat betapa banyaknya orang Kristen saat ini memiliki pola pikir sebagai majikan dengan selalu memerintah Tuhan. Kerjanya hanya berdoa memerintahkan Tuhan untuk melindungi, memberi berkat, menjaga hartanya saat pergi keluar rumah dan lain sebagainya. Adakah kita sebagai hamba Tuhan mematuhi perintahNya dengan sering membaca firman Tuhan, dengan melakukan kebenaranNya, dengan melayani Dia, menyenangkan hatiNya dan selalu berusaha untuk mengetahui keinginanNya?

Pola pikir yang berperan sebagai seorang majikan  harus diubah. Kapan? Sekarang juga. Kita harus berubah dan tidak lagi bertindak sebagai tuan. Kita tidak lagi berdoa yang sifatnya hanya memerintah Tuhan, tetapi mari kita berdoa sebagai seorang hamba yang meminta petunjuk Tuannya tentang hal apa lagi yang harus dikerjakan. Mari kita mematuhi  perintahNya dengan taat dan setia, mari kita mengetahui keinginanNya dengan membaca firman Tuhan, mari kita menyenangkan hatiNya, mari kita berusaha mengetahui keinginanNya, mari kita berusaha mengetahui rancanganNya dan lain sebagainya. Jadilah seperti Maria yang tidak membantah ketika Tuhan mengatakan sesuatu kepadanya.  ketika Tuhan yang merupakan majikan kita mengatakan sesuatu kepada kita, mari kita berkata : ” "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.". Mari kita menjadi hamba Tuhan yang sesungguhnya. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (25042012)

Minggu, 22 April 2012

BELA DIRI VS SANGKAL DIRI


BELA DIRI VS SANGKAL DIRI

Matius 16:24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Orang tua seringkali merasa kuatir terhadap anak-anak mereka apabila diganggu oleh orang lain dan tidak dapat membela dirinya sendiri. Itu sebabnya ada begitu banyak anak-anak disuruh latihan bela diri dengan tujuan dapat bertahan atau membela diri sendiri dengan mengadakan perlawanan ketika ada orang lain yang mengganggunya. Sehingga ketika orang lain memukul, si anak sudah dapat membalas dengan pukulannya sendiri. Tanpa disadari orang tua, anak-anak diajarkan suatu pelajaran yang sangat bertolak belakang dengan pengajaran Yesus kepada murid-muridNya.

Yesus mengajarkan kepada murid-murid untuk dapat menyangkal diri. Artinya sifat-sifat yang ada dalam diri sendiri harus ditaklukkan terlebih dahulu baru bisa mengikut Yesus. Sifat egois, pemarah, kesombongan, kedengkian, iri hati, pendendam dan lain sebagainya harus dapat ditaklukkan dan tidak lagi mendominasi kehidupan seseorang. Ketika orang lain melukai hati kita, kita tidak dapat membalas dan harus mengampuninya. Ketika orang lain memukul dan menyakiti kita, firman Tuhan mengajarkan agar tidak melawan. Di dalam Matius 5:39 dikatakan demikian : “Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” Suatu pengajaran yang terlihat sebagai sebuah kebodohan dan sangat bertolakbelakang dengan pengajaran manusia.

Memperhatikan pengajaran Yesus ini, berarti orang Kristen yang taat tidak seharusnya belajar bela diri. Kenapa? Karena belajar beladiri mengajarkan seseorang untuk membalas dan melakukan perlawanan yang sangat bertolak belakang dengan pengajaran Yesus yang mengajarkan sebaliknya untuk tidak membalas. Dengan belajar bela diri hal tersebut mengajarkan seseorang untuk mengandalkan diri sendiri, padahal firman Tuhan juga mengatakan bahwa terkutuklah orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! (Yeremia 17:5). Jadi bagaimana dong kalau ada orang yang berusaha mengganggu kita? Masa diam saja? Ya, diam saja karena memang itulah kehidupan seorang Kristen sejati, tidak melawan, tidak membalas dan tidak berusaha membela diri. Sama seperti Yesus pada waktu dihakimi orang Yahudi, Dia tidak membela diri dan diam saja. Tidak bisa? Itulah tugas kita untuk dapat menjadi murid Yesus yang taat di dalam melakukan kebenaran firman Tuhan dengan mau belajar menyangkal diri. Mari kita belajar untuk menyangkal diri dan bukan belajar bela diri. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (22042012)  

BELA DIRI VS SANGKAL DIRI


BELA DIRI VS SANGKAL DIRI

Matius 16:24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Orang tua seringkali merasa kuatir terhadap anak-anak mereka apabila diganggu oleh orang lain dan tidak dapat membela dirinya sendiri. Itu sebabnya ada begitu banyak anak-anak disuruh latihan bela diri dengan tujuan dapat bertahan atau membela diri sendiri dengan mengadakan perlawanan ketika ada orang lain yang mengganggunya. Sehingga ketika orang lain memukul, si anak sudah dapat membalas dengan pukulannya sendiri. Tanpa disadari orang tua, anak-anak diajarkan suatu pelajaran yang sangat bertolak belakang dengan pengajaran Yesus kepada murid-muridNya.

Yesus mengajarkan kepada murid-murid untuk dapat menyangkal diri. Artinya sifat-sifat yang ada dalam diri sendiri harus ditaklukkan terlebih dahulu baru bisa mengikut Yesus. Sifat egois, pemarah, kesombongan, kedengkian, iri hati, pendendam dan lain sebagainya harus dapat ditaklukkan dan tidak lagi mendominasi kehidupan seseorang. Ketika orang lain melukai hati kita, kita tidak dapat membalas dan harus mengampuninya. Ketika orang lain memukul dan menyakiti kita, firman Tuhan mengajarkan agar tidak melawan. Di dalam Matius 5:39 dikatakan demikian : “Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” Suatu pengajaran yang terlihat sebagai sebuah kebodohan dan sangat bertolakbelakang dengan pengajaran manusia.

Memperhatikan pengajaran Yesus ini, berarti orang Kristen yang taat tidak seharusnya belajar bela diri. Kenapa? Karena belajar beladiri mengajarkan seseorang untuk membalas dan melakukan perlawanan yang sangat bertolak belakang dengan pengajaran Yesus yang mengajarkan sebaliknya untuk tidak membalas. Dengan belajar bela diri hal tersebut mengajarkan seseorang untuk mengandalkan diri sendiri, padahal firman Tuhan juga mengatakan bahwa terkutuklah orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! (Yeremia 17:5). Jadi bagaimana dong kalau ada orang yang berusaha mengganggu kita? Masa diam saja? Ya, diam saja karena memang itulah kehidupan seorang Kristen sejati, tidak melawan, tidak membalas dan tidak berusaha membela diri. Sama seperti Yesus pada waktu dihakimi orang Yahudi, Dia tidak membela diri dan diam saja. Tidak bisa? Itulah tugas kita untuk dapat menjadi murid Yesus yang taat di dalam melakukan kebenaran firman Tuhan dengan mau belajar menyangkal diri. Mari kita belajar untuk menyangkal diri dan bukan belajar bela diri. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (22042012)  

Jumat, 20 April 2012

KENALI DIRI ANDA


KENALI DIRI ANDA

Roma 8:37  Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Apakah saudara mengenal diri anda sendiri? Siapakah anda? Mungkin kalau orang yang bernama A menjawab pertanyaan ini, dia dengan spontan mungkin akan menjawab demikian : “Ya, saya kenal, nama saya A seorang pegawai bank”. Sebuah jawaban yang sederhana tetapi belum mengenai sasaran. Pertanyaan dimaksud diperdalam lagi : “Apakah anda mengenal kekuatan sendiri sehingga mampu menjalani hidup yang penuh tantangan? Mungkin orang tersebut bingung atau mungkin menjawab bahwa kekuatannya adalah bisa ini dan bisa itu dan lain sebagainya.

Dalam menghadapi hidup yang penuh dengan tantangan di dunia ini, seseorang harus memiliki keyakinan akan kekuatannya.  Kekuatan yang dimaksud bukan kekuatan fisik karena secara fisik memang kita lemah.  Kekuatan kita adalah keyakinan bahwa kita telah memiliki kemenangan. Pada masa kini memang kelihatannya kita  seperti orang yang kalah, tetapi di masa yang akan datang kita adalah lebih dari pada yang menang. Mungkin saat ini kita tertindas, mungkin teraniaya, terabaikan, dan lain sebagainya, tetapi di masa yang akan datang semuanya akan berakhir dengan gemilang.

Mengenali dan memiliki keyakinan terhadap kekuatan sendiri sangat diperlukan agar kuat menghadapi segala permasalahan yang ada pada masa kini. Tuhan sudah menjadikan dan menjanjikan  kita sebagai orang yang lebih dari sekedar menang, itu adalah kekuatan kita. Tuhan sudah berjanji akan membela kita, itu adalah keistimewaan kita. Kalau hal ini tidak kita yakini sebagai kekuatan, maka kita akan mudah goyang, mudah putus asa, mudah kalah dan mudah dihancurkan serta dijadikan babak belur oleh keadaan sekeliling kita.  Kekuatan diri ini yang bersumber dari Tuhan tidak bisa dijadikan sebagai sebuah kesombongan, tetapi membuat kita semakin merendahkan diri dan semakin takluk kepada yang menjanjikan kemenangan itu. Kekuatan ini sangat dahsyat dalam menghalau segala permasalahan kalau kita yakini tanpa ragu-ragu. Nah,kalau kita sudah memiliki keyakinan seperti itu dengan mengenali kekuatan diri sendiri maka  di dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang penuh dengan masalah kita sudah yakin pasti menang bahkan lebih dari yang menang. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (20042012)

Kamis, 19 April 2012

KENALI DIRI ANDA


KENALI DIRI ANDA

Roma 8:37  Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Apakah saudara mengenal diri anda sendiri? Siapakah anda? Mungkin kalau orang yang bernama A menjawab pertanyaan ini, dia dengan spontan mungkin akan menjawab demikian : “Ya, saya kenal, nama saya A seorang pegawai bank”. Sebuah jawaban yang sederhana tetapi belum mengenai sasaran. Pertanyaan dimaksud diperdalam lagi : “Apakah anda mengenal kekuatan sendiri sehingga mampu menjalani hidup yang penuh tantangan? Mungkin orang tersebut bingung atau mungkin menjawab bahwa kekuatannya adalah bisa ini dan bisa itu dan lain sebagainya.

Dalam menghadapi hidup yang penuh dengan tantangan di dunia ini, seseorang harus memiliki keyakinan akan kekuatannya.  Kekuatan yang dimaksud bukan kekuatan fisik karena secara fisik memang kita lemah.  Kekuatan kita adalah keyakinan bahwa kita telah memiliki kemenangan. Pada masa kini memang kelihatannya kita  seperti orang yang kalah, tetapi di masa yang akan datang kita adalah lebih dari pada yang menang. Mungkin saat ini kita tertindas, mungkin teraniaya, terabaikan, dan lain sebagainya, tetapi di masa yang akan datang semuanya akan berakhir dengan gemilang.

Mengenali dan memiliki keyakinan terhadap kekuatan sendiri sangat diperlukan agar kuat menghadapi segala permasalahan yang ada pada masa kini. Tuhan sudah menjadikan dan menjanjikan  kita sebagai orang yang lebih dari sekedar menang, itu adalah kekuatan kita. Tuhan sudah berjanji akan membela kita, itu adalah keistimewaan kita. Kalau hal ini tidak kita yakini sebagai kekuatan, maka kita akan mudah goyang, mudah putus asa, mudah kalah dan mudah dihancurkan serta dijadikan babak belur oleh keadaan sekeliling kita.  Kekuatan diri ini yang bersumber dari Tuhan tidak bisa dijadikan sebagai sebuah kesombongan, tetapi membuat kita semakin merendahkan diri dan semakin takluk kepada yang menjanjikan kemenangan itu. Kekuatan ini sangat dahsyat dalam menghalau segala permasalahan kalau kita yakini tanpa ragu-ragu. Nah,kalau kita sudah memiliki keyakinan seperti itu dengan mengenali kekuatan diri sendiri maka  di dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang penuh dengan masalah kita sudah yakin pasti menang bahkan lebih dari yang menang. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (20042012)