Rabu, 04 April 2012

TIGA PULUH UANG PERAK


TIGA PULUH UANG PERAK

Matius 16:14 ¶  Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. 15  Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.

Yudas menjual Yesus dengan uang senilai tiga puluh uang perak. Waw, tiga puluh uang perak? Apakah uang senilai itu menggiurkan atau tidak? Kita tidak perlu membahas secara detail mengenai  berapa rupiah uang tiga puluh uang perak itu. Tapi kalau kita melihat di dalam Zakaria 11:12, tiga puluh uang perak adalah nilai upah dari seorang gembala domba. Apakah nilai tersebut sangat besar? Tidak juga. Seorang gembala adalah seorang upahan yang menurut tradisi dahulu kala adalah sangat hina. Kalau seseorang upahan adalah hina berarti uang sebesar tiga puluh perak juga adalah sangat rendah nilainya.

Lalu mengapa Yudas mau melakukan hal tersebut hanya dengan uang sejumlah itu yang tidak ada artinya dan dalam sekejap sudah habis? Jawabannya bukan karena jumlah uang yang membuat Yudas melakukan semua itu. Tidak ada tawar menawar harga dalam hal ini.  Bukan karena tiga puluh uang perak Yudas menjual Yesus, tetapi karena Yudas melihat Yesus tidak memiliki harga di dalam hidupnya. Dengan kata lain, di mata Yudas, Yesus tidak berharga sama sekali.  Di mata Yudas, Yesus adalah seorang yang harus disingkirkan. Mata rohani Yudas sudah tertutup dan dia tidak lagi dapat memandang bahwa Yesus itu sangat berharga yang tidak dapat dinilai dengan uang sebesar apapun.

Bagaimana dengan kita? apakah saat ini mata rohani kita juga telah tertutup? Apakah Yesus tidak memiliki harga sama sekali di dalam kehidupan kita sehingga tidak pernah menjadikan Yesus sebagai hal yang utama di dalam hidup kita? Yesus diabaikan, Yesus dibuang, bahkan Yesus dijual seharga tiga puluh uang perak yang tidak berarti apa-apa. Kita sibuk dengan urusan tiga puluh uang perak yaitu sibuk dengan pekerjaan kita, sibuk dengan hal-hal yang pasti binasa, sibuk dengan hal-hal yang tidak berarti dan menganggap Yesus sebagai cerita dongeng yang tidak memilliki pengaruh dalam kehidupan kita. Kalau keadaan ini kita alami saat ini, dimana Yesus sepertinya tidak memiliki arti lagi di dalam hidup kita, mari kita menepi sejenak dari kesibukan yang ada dan ambil sikap berdoa untuk merenungkan betapa berharganya Yesus itu di dalam kehidupan kita. Renungkanlah bahwa tanpa Yesus kita tidak akan berarti apa-apa. Jangan kita sampai menyesal seperti Yudas yang akhirnya mengambil sikap bunuh diri. Buka kembali mata rohani kita dan pandanglah Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup kita sehingga kita akan melihat bahwa Yesus adalah sangat berharga bagi kita semua. Terpujilah nama Tuhan. Amin (05042012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar