Minggu, 15 April 2012

SUKACITA DI DALAM TUHAN


SUKACITA DI DALAM TUHAN

Amsal 10:28 Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia.

Seperti apakah sukacita di dalam Tuhan? Mungkin orang menganggap bahwa sukacita di dalam Tuhan adalah sama dengan sukacita yang dunia tawarkan. Orang dunia melihat sukacita dari segi yang berbeda dengan umat Tuhan. Mereka memandang bahwa sukacita yang sesungguhnya adalah apabila telah mendapatkan kepuasan dalam hal mendapatkan sesuatu yang sifatnya duniawi seperti uang, harta, jabatan, ketenaran dan lain sebagainya. Sukacita demikian sifatnya sementara (Ayub 20:5). Kalau sukacita di dalam Tuhan adalah suatu sukacita yang tidak hanya dapat disangkutpautkan dengan adanya perolehan sebuah benda, jabatan, harta dan lain sebagainya. Tapi lebih merupakan sukacita yang meluap dari dalam hati karena adanya sebuah pengharapan akan masa depan yang sudah pasti akan diraih dan lebih menetap sifatnya (Ibrani 10:34).

Untuk mengilustrasikan sukacita di dalam Tuhan kita dapat mengambil sebuah contoh seorang ibu yang sakit bersalin. Ketika seorang Ibu dalam proses persalinan yang memakan waktu beberapa jam, dia akan mengalami kesakitan yang sangat luar biasa karena akan melahirkan seorang anak dari rahimnya. Sang Ibu tidak akan menghiraukan kesakitannya karena di dalam pikirannya sudah terbayang seorang anak yang lucu akan lahir untuk menemaninya.  Ketika bayi tersebut lahir, sang Ibu tidak akan lagi mempedulikan sakit bersalin yang telah dialaminya tadi dan diganti dengan sukacita yang luar biasa.

 Demikian juga dengan umat Tuhan, kita sudah dijanjikan sebuah jalan keselamatan menuju Sorga oleh Yesus Kristus. Di dalam menanti janji itu, ada begitu banyak masalah, rintangan, penderitaan, aniaya, siksaan, ketidakenakan dan lain sebagainya yang dialami. Walaupun demikian, kita tetap dimampukan bersukacita di dalam pengharapan karena kita memiliki harapan akan bersama dengan Yesus di Sorga seperti yang dijanjikanNya. Di saat berdukacita karena ditinggalkan oleh orang yang dicintai, orang percaya masih mampu menaikkan pujian syukur kepada Tuhan dengan penuh sukacita dikarenakan percaya bahwa suatu hari kelak akan bertemu kembali dengannya  di Sorga. Di saat mengalami aniaya, orang percaya masih mampu mengatakan ucapan syukur kepada Tuhan, karena percaya bahwa penganiayaan yang dialami saat ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan diterima ketika Yesus datang kali yang kedua. Inilah kelebihan orang percaya yang menaruh harapannya kepada Tuhan, yang selalu memiliki sukacita baik di saat suka maupun duka karena ada pengharapan di dalam Yesus Kristus. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (16042012)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar