Rabu, 02 Maret 2011

BATU SANDUNGAN

Matius 17:27  Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga."

Dalam kehidupan sehari-hari, umat Tuhan sering bisa menjadi batu sandungan bagi sesamanya. Betapa tidak, ada begitu banyak orang dihukum karena korupsi adalah umat Tuhan, ada begitu banyak orang dari suku tertentu yang mayoritas pengikut Tuhan memiliki sifat  suka berpesta, suka hura-hura dan suka minum minuman keras serta mabuk-mabukan, ada begitu banyak anak-anak Tuhan dengan berbagai macam atribut Kristen di belakang mobilnya ugal-ugalan di jalan raya, ada begitu banyak orang Kristen yang rumah tangganya berantakan dan melakukan kawin cerai layaknya orang yang tidak mengenal Tuhan dan lain sebagainya. Memang orang dapat berrpendapat bahwa hal  itu adalah tergantung orangnya, tetapi hal ini merupakan suatu batu sandungan bagi orang lain yang belum mengenal Tuhan bahwa gambaran pengikut Kristus adalah seperti itu.

Yesus tidak mau diriNya dan murid-muridNya menjadi batu sandungan bagi orang Farisi dan bagi orang yang menentang Dia. Yesus sebenarnya sudah tahu bahwa raja-raja dunia memungut bea dan pajak dari orang asing  dan bukan dari rakyatnya. Namun karena musuh-musuhnya tidak menyukai Yesus dan para muridNya dan mereka ingin menjatuhkan Yesus dengan berbagai cara, maka Yesus tetap membayarnya walaupun hal itu bukanlah kewajibanNya karena Dia bukan orang asing. Dalam hal ini, Yesus rela mengorbankan miliknya untuk  sesuatu yang bukan kewajibanNya agar Dia tidak terjatuh oleh batu sandungan dari hal tersebut.

Sebagai umat Tuhan, kita selalu akan menjadi pusat perhatian dari orang lain yang bukan umat Tuhan. segala tingkah laku dan perbuatan kita akan diperhatikan dan akan menjadi bahan perbincangan untuk menjatuhkan nama kita sebagai pengikut Tuhan dan juga nama Yesus. Ketika kita yang menyandang nama Kristen berpakaian tidak senonoh, dengan pakaian ketat, rok mini di atas lutut, berjalan di keramaian menuju gereja untuk ibadah, orang lain berkata : “begitulah orang Kristen”,  Ketika mengendarai mobil dengan banyak tempelan stiker sebagai simbol anak Tuhan ugala-ugalan di jalan raya, orang lain yang melihat akan berkata :”begitulah orang Kristen”, Ketika rumah tangga Kristen suka bertengkar dan perang mulut sampai mengganggu tetangga, orang lain berkata : ”begitulah orang Kristen”, Ketika hari Natal tiba dan umat Tuhan berpesta sampai mabuk-mabukan, orang lain akan berkata :”begitulah orang Kristen”, dan lain sebagainya. Kita tidak menjaga keberadaan kita sebagai umat Tuhan. Kita tidak menyadari bahwa kehidupan orang Kristen akan selalu menjadi sorotan. Di rumah, di kantor, di lingkungan sekitar rumah, dan lain sebagainya segala tingkah laku kita akan menjadi  perhatian. Itu sebabnya Tuhan berkata bahwa jika kita tidak bertobat dan menjadi seperti seorang anak kecil, tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga (Matius 18:3). Artinya, kita harus mengalami pertobatan terlebih dahulu dari segala perbuatan daging, dari segala dosa dari tingkah laku yang salah dan selanjutnya kita melakukan segala perintahNya seperti seorang anak kecil yang polos. Seorang anak kecil tidak suka bertengkar, tidak suka mendendam, tidak suka mabuk-mabukan, tidak suka ugal-ugalan, menurut dan selalu ikut arahan orang tuanya dan lain sebagainya. Apabila kita mengaku sebagai anak Tuhan, berprilakulah seperti anak kecil yang dapat meniru gaya orang tuanya, yang dapat meniru gaya Tuhan Yesus dalam melaksanakan segala sesuatu. Kalau Tuhan Yesus saja mau membayar sesuatu yang bukan kewajibanNya untuk menghindari suatu pertengkaran yang menimbulkan suatu batu sandungan, mengapa kita tidak mau seperti itu? Memang hal itu kelihatan bodoh, tapi nyata-nyata telah dilakukan Yesus untuk memberikan contoh yang baik bagi pengikutNya. Oleh karena itu, berlakulah seperti anak kecil dan tidak menjadi batu sandungan bagi sesama serta jadikanlah Yesus sebagai panutan yang rela menderita agar orang lain dapat dimenangkan. Terpujilah nama Yesus. Amin.    (03032011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar