Selasa, 04 September 2012

BERDAMAILAH


BERDAMAILAH

Mzm 34:14  jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!

Salah satu faktor penentu keberhasilan seseorang adalah adanya hati yang mau mengampuni. Tanpa pengampunan, maka segala sesuatu tidak akan dapat berjalan dengan baik. Kalau kita mau belajar dari kisah kehidupan seorang Nelson Mandela pada jaman modern ini, kita dapat melihat bahwa keberhasilannya sebagai seorang presiden kulit hitam pertama di negerinya adalah karena dia mau memberikan pengampunan.  Kisah Nelson Mandela yang sudah diangkat di layar lebar ini sangat memberikan kita inspirasi adanya penerapan firman Tuhan mengenai kaitan pengampunan dengan keberhasilan seseorang.

Diceritakan pada awal dia angkat sebagai seorang presiden, langkah pertama yang diambilnya bukanlah seperti harapan para pengikutnya yaitu tindakan balas dendam terhadap para pegawai kulit putih yang telah berlaku sewenang-wenang terhadap dirinya dan kepada kaumnya pada masa lalu. Dia dengan penuh kasih mengadakan perdamaian dan merangkul para musuhnya serta menjadikan mereka sebagai teman untuk bersama-sama membangun negerinya. Di dalam dirinya tidak ada perbedaan suku, agama dan ras. Yang ada di dalam dirinya adalah satu nusa, satu bangsa dan satu tanah air dan dia mengampuni serta melupakan apa yang dulu pernah terjadi di belakangnya dan menaruh perhatiannya kepada masa depan negerinya.

Kita sebagai umat Tuhan juga demikian, apabila ingin berhasil dalam hidup harus mau saling mengampuni.  Firman Tuhan sudah mengajarkan kepada kita supaya kita berlaku ramah terhadap orang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Tuhan di dalam Kristus telah lebih dahulu mengampuni kita.( Ef 4:32). Bagaimana kita dapat berhasil kalau masih ada dendam di dalam hati kita dan semua aktivitas kita dibarengi dengan pertengkaran? Bagaimana kita berbisnis dengan baik kalau niat kita hanya ingin menghancurkan orang lain? Bagaimana kita bisa bekerja dan membangun karir dengan baik kalau masih ada sakit hati kepada teman sekerja maupun kepada pimpinan? Bagaimana membangun rumah tangga dengan baik kalau masih tidak mau mengampuni istri atau suami yang salah langkah? Kita harus berdamai dengan sesama dan harus memberikan pengampunan itu serta melupakan sakit hati yang pernah dialami sama seperti yang dilakukan oleh Paulus yang berkata bahwa dia melupakan apa yang telah ada di belakangnya dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapannya yaitu masa depan di dalam Kristus  (Filipi 3:13). Di dalam Yesus ada harapan, di dalam Yesus ada masa depan, dan di dalam Yesus ada keselamatan. Kalau di dalam Yesus yang merupakan masa depan terdapat segala sesuatu yang menjadi impian kita, buat apa kita menoleh ke belakang dan menaruh perhatian kepada hal yang sudah berlalu? Camkan dan renungkanlah hal ini agar kita berhasil di dalam hidup ini. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua.

Tuhan Yesus berfirman dalam Wahyu 22:13 “Akulah yang pertama dan yang terakhir; Akulah Tuhan dari Permulaan sampai Penghabisan” Amin (BIS) (05092012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar