BERDAMAILAH
Mzm 34:14 jauhilah
yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah
mendapatkannya!
Salah satu faktor penentu keberhasilan seseorang adalah
adanya hati yang mau mengampuni. Tanpa pengampunan, maka segala sesuatu tidak
akan dapat berjalan dengan baik. Kalau kita mau belajar dari kisah kehidupan seorang
Nelson Mandela pada jaman modern ini, kita dapat melihat bahwa keberhasilannya
sebagai seorang presiden kulit hitam pertama di negerinya adalah karena dia mau
memberikan pengampunan. Kisah Nelson
Mandela yang sudah diangkat di layar lebar ini sangat memberikan kita inspirasi
adanya penerapan firman Tuhan mengenai kaitan pengampunan dengan keberhasilan seseorang.
Diceritakan pada awal dia angkat sebagai seorang presiden,
langkah pertama yang diambilnya bukanlah seperti harapan para pengikutnya yaitu
tindakan balas dendam terhadap para pegawai kulit putih yang telah berlaku
sewenang-wenang terhadap dirinya dan kepada kaumnya pada masa lalu. Dia dengan
penuh kasih mengadakan perdamaian dan merangkul para musuhnya serta menjadikan
mereka sebagai teman untuk bersama-sama membangun negerinya. Di dalam dirinya
tidak ada perbedaan suku, agama dan ras. Yang ada di dalam dirinya adalah satu
nusa, satu bangsa dan satu tanah air dan dia mengampuni serta melupakan apa
yang dulu pernah terjadi di belakangnya dan menaruh perhatiannya kepada masa
depan negerinya.
Kita sebagai umat Tuhan juga demikian, apabila ingin
berhasil dalam hidup harus mau saling mengampuni. Firman Tuhan sudah mengajarkan kepada kita supaya
kita berlaku ramah terhadap orang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,
sebagaimana Tuhan di dalam Kristus telah lebih dahulu mengampuni kita.( Ef 4:32).
Bagaimana kita dapat berhasil kalau masih ada dendam di dalam hati kita dan
semua aktivitas kita dibarengi dengan pertengkaran? Bagaimana kita berbisnis
dengan baik kalau niat kita hanya ingin menghancurkan orang lain? Bagaimana
kita bisa bekerja dan membangun karir dengan baik kalau masih ada sakit hati
kepada teman sekerja maupun kepada pimpinan? Bagaimana membangun rumah tangga
dengan baik kalau masih tidak mau mengampuni istri atau suami yang salah
langkah? Kita harus berdamai dengan sesama dan harus memberikan pengampunan itu
serta melupakan sakit hati yang pernah dialami sama seperti yang dilakukan oleh
Paulus yang berkata bahwa dia melupakan apa yang telah ada di belakangnya dan
mengarahkan diri kepada apa yang di hadapannya yaitu masa depan di dalam
Kristus (Filipi 3:13). Di dalam Yesus
ada harapan, di dalam Yesus ada masa depan, dan di dalam Yesus ada keselamatan.
Kalau di dalam Yesus yang merupakan masa depan terdapat segala sesuatu yang
menjadi impian kita, buat apa kita menoleh ke belakang dan menaruh perhatian
kepada hal yang sudah berlalu? Camkan dan renungkanlah hal ini agar kita
berhasil di dalam hidup ini. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua.
Tuhan Yesus berfirman dalam Wahyu 22:13
“Akulah yang pertama dan yang terakhir; Akulah Tuhan dari Permulaan sampai
Penghabisan” Amin (BIS) (05092012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar