Rabu, 06 Maret 2013

KITA PIKIR KITA PINTAR


KITA  PIKIR KITA PINTAR

Kej 16:2  Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.

Ada satu lelucon yang mungkin pernah kita dengar tentang orang botak. Kalau botak di kepala bagian depan, maka dikatakan orang itu adalah seorang pemikir. Kalau botak di kepala bagian belakang dikatakan dia seorang yang pintar. Nah, kalau orang botak di tengah dikatakan: “Dia pikir dia pintar”. Mungkin kita ketawa mendengar lelucon ini karena lucu. Ya silahkan ketawa sepuasnya karena memang itu hak seseorang.

Namun ada satu hal yang mungkin bisa kita renungkan mengenai orang botak di tengah kepalanya. Kita seringkali bertingkah laku seperti orang yang botak di tengah kepala. Kita pikir kita pintar. Kita pikir kita mampu, kita pikir jalan keluar yang dimaksud adalah seperti yang kita pikir. Dan inilah yang terjadi pada diri Sarai dan juga mungkin kita pernah mengalaminya. Sarai berpikir bahwa jalan keluar dari permasalahannya adalah memberikan hambanya kepada Abram karena pikirnya dia mandul dan tak mungkin lagi melahirkan seorang anak di masa tuanya.  Sarai pikir dia adalah pemikir, ternyata bukan karena Tuhan sebenarnya sudah memikirkannya dari semula.

Inilah kesalahan yang seringkali dilakukan banyak orang. Tidak sabar dan tidak mau mengikuti rencana Tuhan. Kita pikir langkah yang kita ambil sudah benar tetapi sebenarnya kita menuju maut (Amsal 14:12). Kita pikir keputusan yang diambil adalah tepat karena sudah berdoa, padahal sebenarnya kita melakukan kehendak kita sendiri dengan diiringi doa. Artinya, kita melegalisasi atau membenarkan keputusan yang kita ambil dengan doa. “Kan sudah berdoa”, itulah yang kita lontarkan sehingga kelihatan rohani. Bukan kehendak Tuhan yang jadi, tapi kehendak kitalah yang jadi. Itu sebabnya orang yang tidak mengandalkan Tuhan akan berkata : “Pikirkan sesuatu dan lakukan usaha untuk meraihnya maka hal itu akan menjadi nyata.” Itu sebabnya seringkali kita jatuh kepada berbagai pencobaan karena keinginan kita sendiri yang harus dipenuhi seperti yang dikatakan oleh Yakobus 1:14.  Sama seperti Sarai yang mendahului kehendak Tuhan dan tidak sabar menanti pemenuhan janji TUhan kepadanya sehingga kita lihat sampai sekarang keturunannya dan keturun hambanya selalu bertikai. Jangan sampai kita menjadi orang botak di tengah kepala dan merasa diri kita mampu. Tapi andalkan Tuhan di dalam setiap langkah kaki kita. Terpujilah nama Tuhan. AMin. (07032013).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar