KITA PIKIR KITA
PINTAR
Kej 16:2
Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi
aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh
dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan
perkataan Sarai.
Ada satu lelucon yang mungkin pernah kita dengar tentang
orang botak. Kalau botak di kepala bagian depan, maka dikatakan orang itu
adalah seorang pemikir. Kalau botak di kepala bagian belakang dikatakan dia
seorang yang pintar. Nah, kalau orang botak di tengah dikatakan: “Dia pikir dia
pintar”. Mungkin kita ketawa mendengar lelucon ini karena lucu. Ya silahkan
ketawa sepuasnya karena memang itu hak seseorang.
Namun ada satu hal yang mungkin bisa kita renungkan mengenai
orang botak di tengah kepalanya. Kita seringkali bertingkah laku seperti orang
yang botak di tengah kepala. Kita pikir kita pintar. Kita pikir kita mampu,
kita pikir jalan keluar yang dimaksud adalah seperti yang kita pikir. Dan inilah
yang terjadi pada diri Sarai dan juga mungkin kita pernah mengalaminya. Sarai
berpikir bahwa jalan keluar dari permasalahannya adalah memberikan hambanya
kepada Abram karena pikirnya dia mandul dan tak mungkin lagi melahirkan seorang
anak di masa tuanya. Sarai pikir dia
adalah pemikir, ternyata bukan karena Tuhan sebenarnya sudah memikirkannya dari
semula.
Inilah kesalahan yang seringkali dilakukan banyak orang.
Tidak sabar dan tidak mau mengikuti rencana Tuhan. Kita pikir langkah yang kita
ambil sudah benar tetapi sebenarnya kita menuju maut (Amsal 14:12). Kita pikir
keputusan yang diambil adalah tepat karena sudah berdoa, padahal sebenarnya
kita melakukan kehendak kita sendiri dengan diiringi doa. Artinya, kita
melegalisasi atau membenarkan keputusan yang kita ambil dengan doa. “Kan sudah berdoa”,
itulah yang kita lontarkan sehingga kelihatan rohani. Bukan kehendak Tuhan yang
jadi, tapi kehendak kitalah yang jadi. Itu sebabnya orang yang tidak
mengandalkan Tuhan akan berkata : “Pikirkan sesuatu dan lakukan usaha untuk
meraihnya maka hal itu akan menjadi nyata.” Itu sebabnya seringkali kita jatuh
kepada berbagai pencobaan karena keinginan kita sendiri yang harus dipenuhi seperti
yang dikatakan oleh Yakobus 1:14. Sama
seperti Sarai yang mendahului kehendak Tuhan dan tidak sabar menanti pemenuhan janji
TUhan kepadanya sehingga kita lihat sampai sekarang keturunannya dan keturun
hambanya selalu bertikai. Jangan sampai kita menjadi orang botak di tengah
kepala dan merasa diri kita mampu. Tapi andalkan Tuhan di dalam setiap langkah
kaki kita. Terpujilah nama Tuhan. AMin. (07032013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar