Senin, 18 Juni 2012

TAKLUK KEPADA TUHAN


TAKLUK KEPADA TUHAN

Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Di dalam pergaulan selalu ada perbedaan. Tidak ada yang sama. Pola pikir, cara penampilan, cara berbicara dan lain sebagainya pasti berbeda. Untuk bisa  diterima di dalam pergaulan, kita harus bisa saling berbagi dan saling menerima. Perselisihan terjadi apabila salah satu pihak ada yang mau menang sendiri dan bahkan memaksakan kehendak sendiri. Pola pikir yang satu ingin dipaksakan diterima di lingkungan yang berbeda, ya jelas nggak bisa. Pihak lain pasti berontak dan terjadilah perselisihan yang membuat hidup kita menjadi tidak enak.

Demikian juga dalam pergaulan kita bersama dengan Tuhan, pasti ada perbedaan pandangan. Kadang kita memandang Tuhan tidak peduli dengan kita, kita melihat bahwa Tuhan sepertinya tidak menolong kita, kita memiliki harapan dan rencana yang menurut pandangan kita baik tetapi menurut Tuhan tidak, kita memandang diri sendiri tidak berdosa tetapi menurut Tuhan kita semua sudah berdosa, kita ingin bebas sesuai keinginan tetapi Tuhan menginginkan kita selalu hidup di dalam hadiratNya, dan lain sebagainya. Itu sebabnya, ketika kita memaksakan kehendak kitalah yang jadi, maka kita dianggap sudah memberontak, tidak setia dan Tuhan tidak menyukai umat yang demikian.

Untuk dapat diterima dan berkenan di dalam bergaul dengan Tuhan di dalam Kerajaan Sorga, maka pola pikir kita harus diubah dan menjadi sama seperti Yesus (2 Korintus 3:18). Kita tidak bisa lagi membawa sifat dan perilaku yang lama di dalam Kerajaan Sorga.  Kita tidak bisa memaksakan kehendak kita kepadaNya, namun kehendak Tuhan lah yang jadi atas hidup kita. Kita harus takluk kepada segala rancanganNya, kepada segala peraturanNya, kepada hukum-hukumNya, dan lain sebagainya. Kalau kita ingin hidup dalam damai sejahtera, tidak ada galau di hati, tidak kuatir, tidak takut dan lain sebagainya, kita harus menyamakan pola pikir kita dengan Tuhan dan takluk kepadaNya  sehingga kita dapat mengetahui mana kehendak Tuhan  yaitu yang baik dan berkenan kepadaNya. Kalau hal ini terjadi dalam hidup kita, maka bergaul dengan Tuhan akan semakin indah dan menakjubkan. Kasih karunia Tuhan menyertai kita.
  
Tuhan Yesus berfirman dalam Wahyu 22:13 “Akulah yang pertama dan yang terakhir; Akulah Tuhan dari Permulaan sampai Penghabisan” Amin (BIS) (19062012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar