Senin, 21 Mei 2012

MEMIKIRKAN PERKARA DI ATAS


MEMIKIRKAN PERKARA DI ATAS

Pengkotbah 7:2 Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.

Apakah yang kita cari selama hidup di dunia ini? Mungkin ada yang akan menjawab dan berkata bahwa dia mencari harta dan kekayaan. Ini bukanlah sebuah perkataan yang salah karena semua manusia selama hidup di dunia selalu akan mencari harta dan kekayaan.  Ada orang lain berkata bahwa dia mencari ketenangan dan kedamaian karena dia telah memiliki segalanya yang orang lain tidak punya.  Semua adalah jawaban yang wajar karena kita masih hidup di dunia ini sehingga keinginan kedagingan kita yaitu keinginan jasmani masih ada melekat dalam hidup kita.

Kalau kita sudah menemukan yang kita cari yaitu harta, kekayaan, jabatan, ketenangan, kedamaian dan lain sebagainya selama hidup di dunia ini, lantas bagaimana setelah kematian? Tidakkah kita memikirkan dan mencari kehidupan setelah kematian? Ada begitu banyak orang tidak berpikir untuk menghadapi hari kematian. Yang ada dalam benak manusia selalu adalah harta, kekayaan, jabatan, ketenaran dan lain sebagainya. Tidak ada upaya untuk secara khusus mencari kehidupan setelah kematian dan menganggap hal tersebut adalah bagian pekerjaan dari seorang pendeta atau penginjil. Fokus pikiran manusia selalu terarah pada masa kini selama hidup di dunia. Untuk mengingatkan semuanya itu, Raja Salomo yang adalah seorang bijaksana berkata “Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia”. Mengapa Raja Salomo berani berkata demikian?

Kalau kita mengamati seorang yang telah mati, kita akan menemukan satu hal yang pasti yaitu adanya tubuh yang terbujur kaku yang tidak bisa berkata-kata, tidak bisa bergerak dan tidak bisa tersenyum apalagi tertawa.  Di tubuhnya hanya sepasang pakaian yang membalut yaitu baju dan celana. Selebihnya adalah aksesoris yang melekat. Dia tidak pernah bisa membawa mobil, rumah dan harta kekayaan lainnya ke liang kubur. Tempat kehidupan selanjutnya juga sempit yaitu tanah seluas tiga kali satu.  Kalau kita merenungkan hal ini, kita akan mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa semua adalah sia-sia. Itu sebabnya orang-orang bijak berkata agar ada keseimbangan di dalam kehidupan yaitu keseimbangan antara jasmani dan rohani. Namun  firman Tuhan  selalu mengajak kita agar mengutamakan terlebih dahulu mencari Kerajaan Sorga dan Kebenarannya (Matius 6:33). Firman Tuhan juga mengajak umatNya untuk memikirkan perkara yang diatas yaitu tentang kehidupan kekal dan bukan perkara di bumi (Kolose 3:2). Kalau kita fokus memperhatikan perkara Kerajaan Sorga, maka semua yang ada di dunia ini tidaklah sulit untuk diperoleh karena semua akan ditambahkan dan diberikan kepada kita. Perkaranya adalah kita seringkali tidak yakin akan hal ini sehingga seiring berjalannya waktu kita kembali mengutamakan dan fokus kepada mencari perkara di dunia. Camkan dan ingatlah, bahwa  Tuhan tidak pernah lalai kepada janjiNya dan tetap akan memelihara umatNya yang selalu mengutamakan Dia lebih daripada segalanya. Jadi, mari kita fokuskan kehidupan kita dan lebih mengutamakan mencari kerajaan Sorga terlebih dahulu daripada harta dunia. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (22052012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar