Kamis, 31 Januari 2013

BUKA WAWASAN


BUKA WAWASAN

Lukas 10:29  Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"

Pola pikir seseorang seringkali sempit dan tidak terbuka dengan dunia lain. “Orang itu bukan dari suku kami”, “Dia bukan Kristen”, “Dia tidak seiman”, “Dia bukan dari gereja kami”, dan lain sebagainya, itulah yang sering kita dengar dari orang berpikiran sempit.  Pemikiran sempit seringkali membuat orang terkotak-kotak dan tidak mau bergaul dengan orang lain.Orang-orang seperti ini seringkali telah didoktrin sejak kecil untuk memiliki pemahaman sempit mengenai agamanya, sehingga agamanyalah yang harus dipaksakan kepada orang lain untuk dipercayai. Mereka juga didoktrin untuk memiliki pemahaman yang sempit mengenai sukunya sehingga merasa sukunya lah yang paling unggul diantara suku-suku lainnya.

Inilah yang terjadi kepada bangsa Israel yang pada masa lalu memiliki ajaran yang diterima sejak kecil bahwa sesama manusia adalah orang Israel. Itu sebabnya untuk membenarkan dirinya yang memiliki pemikiran sempit tersebut mereka bertanya kepada Yesus : “Siapakah sesama manusia?”.
Mereka menyangka akan mendapatkan jawaban bahwa sesama manusia adalah dalam pemikiran mereka sendiri yaitu bangsa Israel. Ternyata sesama manusia lebih luas daripada itu yaitu orang yang menunjukkan belas kasihan kepada orang lain. (Lukas 10:37)

Kita harus membuka wawasan kita seluas-luasnya. Memiliki hati yang berbelaskasihan akan memungkinkan kita untuk menghargai orang lain, mengasihi  dan bertindak menjadi sesama bagi orang lain tanpa terkecuali. Tidak melihat agama, suku, dan golongan. Tidak membuat perbedaan yang menjadikan kita menjadi sentimen kepada kelompok lainnya. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. (Kol 3:14). Inilah yang bisa membuat kita bisa hidup dalam kerukunan, saling menghargai, saling menopang, saling mendukung dan memiliki solidaritas yang tinggi terhadap orang lain.  Kita tidak lagi membenci agama orang lain, tidak menghujat kepercayaan orang lain, tidak menyepelekan kelompok lainnya dan lain sebagainya yang akan berdampak kepada terciptanya sebuah kerukunan dan damai sejahtera.  Bukalah wawasan berpikir kita seperti yang telah diajarkan Tuhan Yesus mengenai orang Samaria yang baik hati ini. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua. Amin. (31012013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar