Jumat, 11 November 2011

MERENDAHKAN DIRI


Filipi 2:5-8  Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,   yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,   melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.   Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Salah satu penyebab perseteruan dan pertengkaran adalah karena adanya egoisme yaitu mementingkan diri sendiri, merasa benar sendiri dan berusaha mempertahankan hak-haknya terhadap orang lain. Tidak mau merendahkan diri dan berusaha agar dapat menang mempertahankan rasa egoisme, mempertahankan hak, mempertahankan rasa malu dan lain sebagainya. Akhirnya manusia dengan manusia lainnya saling menyakiti, saling membenci, saling menghujat, saling menghancurkan dan bahkan saling membunuh.

Tidak demikian halnya dengan perseteruan antara manusia dengan Tuhan. Manusia yang telah berontak terhadap Tuhan karena telah melakukan dosa dan pelanggaran dan menjauhkan diri dariNya, berusaha didekati oleh Tuhan dengan berbagai cara (Ibrani 1:1). Karena ketegaran hati manusia, akhirnya Tuhan melepaskan hakNya sebagai Tuhan dan mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia dengan tujuan untuk menyelamatkan manusia. Dia mau merendahkan diri, rela dihina dan bahkan rela mati di kayu salib.

Firman Tuhan kali ini mengajak kita agar mau meneladani dan mau seperti Kristus yang rela melepaskan hak-hakNya sebagai Tuhan dengan merendahkan diri agar perseteruan dapat diatasi dan manusia dapat masuk ke dalam hidup kekal. Melepaskan rasa egosisme dengan mau merendahkan hati memang sulit untuk dilakukan. Tetapi, mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, hal ini harus dilakukan agar kita dapat serupa dengan Kristus. Kalau kita mengaku sebagai murid Kristus dan meneladani Kristus, tetapi kita masih suka bertengkar karena berusaha mempertahankan hak dan merasa benar sendiri, maka kita sudah berdusta di hadapan Tuhan. Kita bukanlah murid Yesus yang sebenarnya. Seorang murid harus meneladani gurunya, maka sebagai murid Yesus kita juga harus meneladani dan mengikuti bagaimana Dia menyelesaikan sebuah masalah yaitu mau  merendahkan diri dan mau melepaskan hakNya sebagai Tuhan. Yakinlah, bahwa apabila kita mau melakukan semuanya itu, Tuhan akan dipermuliakan dan Dia akan menggantikan milik kepunyaan kita berlipat kali ganda. Lakukanlah. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (121111)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar