Kamis, 15 Desember 2011

MENEPIS IRI HATI


Matius 2:16 ¶  Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.

Belajar dari kehidupan raja Herodes, seorang raja yang memerintah di tanah Yudea pada masa kelahiran Yesus, kita dapat melihat sisi kehidupannya yang diliputi rasa iri hati dan takut tersaingi. Herodes takut apabila takhta kerajaannya lepas dan diambil oleh seorang bayi yang didengarnya merupakan seorang raja. Rasa iri hati, takut tersaingi dan sejumlah rasa kuatir lainnya membuat raja Herodes memiliki rencana jahat untuk menyingkirkan bayi Yesus dari muka bumi ini.

Kita mungkin pernah merasakan hal yang sama dengan raja Herodes, karena kuatir tersaingi teman yang lebih pintar di sekolah, kita berupaya untuk menjadi selalu yang terbaik dengan menyontek di kelas ketika ulangan. Karena takut jabatan di kantor jatuh kepada pegawai lain yang lebih kompeten, kita berupaya melakukan sejumlah trik untuk menjatuhkan teman dan melakukan pendekatan kepada atasan secara berlebihan. Karena iri hati melihat tetangga lebih berhasil dan jauh lebih kaya, kita berusaha menjatuhkannya dengan memfitnah. Ada begitu banyak hal negatif yang akan dilakukan apabila ada rasa takut dan kuatir meliputi kehidupan kita.

Sebagai umat Tuhan, menepis rasa iri hati, takut dan kuatir seperti yang dialami raja Herodes tidaklah mudah. Agar kita tidak merasa tersaingi, hal pertama yang dilakukan adalah terlebih dahulu mengerti kehendak Tuhan dalam hidup kita. Dengan mengerti tujuan dan arah hidup kita yang telah Tuhan rencanakan, maka kita tidak akan mudah diliputi rasa iri hati, kuatir dan takut akan segala sesuatu yang menimpa hidup kita. Selanjutnya kita harus selalu mengucap syukur untuk segala sesuatu yang dimiliki. Jabatan, kekayaan dan lain sebagainya bukanlah sesuatu yang harus dipertahankan, namun semuanya adalah merupakan bonus yang Tuhan berikan kepada kita yang patut disyukuri. Dengan bersyukur, kita akan dapat melihat betapa baiknya Tuhan itu kepada kita dan kita percaya bahwa segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36). Kita akan dapat mengerti dan dapat berkata bahwa TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"  (Ayub 1:21). Oleh sebab itu, mari kita menyerahkan sepenuhnya hidup kita kepada Tuhan dan berserah kepadaNya sehingga kita tidak  lagi memiliki rasa iri hati, takut dan kuatir terhadap segala sesuatu. Tepislah rasa iri hati dari kehidupan kita dengan selalu mengucap syukur atas pemberian Tuhan. Terpujilah nama Tuhan. Amin (16122011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar