Selasa, 13 Desember 2011

TEGUH PADA PRINSIP HIDUP


Daniel 1:8 ¶  Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.

Beberapa waktu yang lalu para mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Jakarta melakukan protes terhadap pemerintah dengan demonstrasi. Puncak dari unjuk rasa ini dilakukan dengan aksi bakar diri yang menyebabkan korban jiwa dengan meninggalnya salah seorang mahasiswa. Sebuah perjuangan yang kelihatan heroik namun tidak menyelesaikan sebuah masalah.

Kejadian ini sedikit banyak menarik simpati orang banyak termasuk Presiden. Namun apakah perbuatan ini sebuah perbuatan yang dibenarkan? Mungkin ada yang berkata bahwa sebuah perjuangan membutuhkan pengorbanan, sebuah perjuangan akan lebih berdampak apabila dilakukan dengan cara demikian. Ada banyak pro kontra terhadap peristiwa ini.

Sebagai generasi muda, protes terhadap pemerintah tidak dapat dilakukan dengan cara demikian. Membakar diri sendiri sebagai tanda protes bukanlah sebagai pemecah masalah.  Generasi muda haruslah memiliki sikap pantang menyerah, penuh perjuangan dan tidak terikut arus sikap yang tidak benar. Nilai-nilai kehidupan seperti yang dimiliki oleh Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego harus dimiliki oleh generasi muda. Tidak mencemarkan diri terhadap kondisi yang ada, tidak menjadi sama dengan yang ditawarkan dunia ini, tidak ikut-ikutan menjadi seorang opportunis, tetapi memiliki sikap hidup yang diajarkan oleh Kristus. Berdoa terhadap pemimpin dan mentaati mereka (Ibrani 13:17). Firman Tuhan tidak pernah mengajarkan umatNya untuk menentang pemimpin dengan cara yang tidak benar tetapi agar taat kepada mereka dengan tetap memegang prinsip hidup yang diajarkan Yesus Kristus.  Sebagai orang muda, Daniel dan kawan-kawan telah membuktikan cara mereka menentang kebijakan raja yang dilakukan dengan cara memegang teguh prinsip hidup yang telah diterima dari firman Tuhan. Dalam menentang kebijakan raja, mereka memiliki pendirian yang teguh, percaya bahwa segala sesuatunya Tuhan turut bekerja, tidak bersikap opportunis terhadap keadaan yang ada, tangguh dan memiliki sikap hidup yang berdoa. Itu sebabnya, mereka menjadi pemuda yang diperhitungkan pada jamannya. Oleh karena itu, mari kita kembali merenungkan sikap hidup kita selama ini, apakah kita mulai terikut arus, bersikap opportunis, dan tidak  teguh terhadap pendirian yang benar? Kita harus mulai bersikap seperti Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang bisa mempertahankan sikap hidupnya dan tidak terikut arus. Terpujilah nama Tuhan. Amin.  (14122011)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar