Senin, 27 Desember 2010

BUKAN SEORANG UPAHAN

Yohanes 10:11  Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

Seorang gembala di padang akan selalu menuntun domba-dombanya ke padang yang berumput hijau agar mendapat makanan yang cukup. Apabila haus, gembala akan menuntun domba-dombanya ke air yang sejuk dan tenang agar dapat minum dengan sepuasnya. Apabila ada serigala dan binatang buas serta bahaya mengancam lainnya datang hendak memangsa dan membinasakan para domba, gembala akan menghalau dan berusaha untuk melindungiNya. Dengan tongkat di tangan, gembala akan melindunginya dan nyawa sebagai taruhannya. Namun pada umumnya, yang berprilaku sebagai gembala yang baik adalah pemilik dari domba-domba. Apabila gembala adalah seorang upahan, ketika menghadapi bahaya yang mengancam, gembala akan lari dan tidak mau berkorban untuk domba-dombanya. Karena pikirnya, buat apa berkorban untuk sesuatu yang bukan miliknya.

Gembala dan domba ini menjadi personifikasi dari Yesus dan para pengikutNya. Yesus sebagai Gembala yang agung yang merupakan pemilik alam semesta berikut isinya adalah Gembala yang baik karena Dialah pemilik semua domba. Sebagai pemilik, Dia bertanggung jawab penuh atas domba-dombaNya.  Ketika satu domba hilang, Dia akan mencari sampai ketemu (Lukas 15:4-6). Dia dengan kasih akan membaringkan para domba di padang yang berumput hijau dan membimbingnya ke air yang tenang (Mazmur 23:2).  Dia tidak membiarkan kita binasa dan tak seorangpun dapat merebut domba itu dari tanganNya (Yohanes 10:28).

Inilah yang harus dipahami, bahwa Yesus adalah Gembala yang baik. Dia bukan seorang upahan, tetapi Pemilik dari domba-domba. Karena Dia adalah pemilik, maka Dia menjamin seluruh kehidupan dari para domba, baik itu makanan, minuman, ketenteraman, kedamaian, tidak ada rasa takut, tidak ada rasa khawatir dan lain sebagainya. Ketika sakit, Dia akan merawat dan memberi kita kesembuhan. Dia akan selalu memelihara kehidupan kita. Namun masalahnya, ada begitu banyak umat Tuhan yang masih diliputi rasa takut kekurangan, rasa khawatir akan masa depan, rasa ragu atas pemeliharaan Tuhan, kebimbangan atas penyertaan dan perlindungan yang diberikan Gembala yang Agung. Kadang kala, karena rasa khawatir dan ragu, kita menyerahkan diri kita kepada gembala upahan yang tidak dengan benar memelihara jiwa kita. Kita pergi ke dukun, pergi ke para normal, pergi ke ahli ramal dan lain sebagainya hanya untuk menyenangkan hati karena kita menyangka bahwa dengan cara demikian kita akan memperoleh kepastian hidup. Ternyata yang diperoleh hanyalah kepalsuan dan tidak ada damai sejahtera. Karena khawatir, kita menimbun kekayaan karena menyangka dengan cara demikian kita tidak lagi tergantung kepada Tuhan. Namun ternyata harta yang dimiliki tidak dapat menyelamatkan jiwa kita. Kita tidak dapat menikmati harta yang banyak apabila kita sakit-sakitan dan apabila kita telah meninggalkan dunia ini. Oleh karena itu, mari kita menyerahkan seluruh kehidupan kita kepada Gembala yang Agung yaitu Yesus Kristus yang adalah Tuhan, karena Dialah satu-satunya Gembala yang baik dan Dialah pemilik hidup kita. Di dalam tanganNya hidup kita akan terpelihara. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (28122010).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar