Rabu, 29 Desember 2010

IMAN YANG DALAM

2 Timotius 4:16 ¶  Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku—kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka—,

Di dalam kehidupan sehari-hari, ada begitu banyak  umat Tuhan menjadi kecewa karena ketika menghadapi masalah, para jemaat di lingkungan gereja tidak ada yang mendukungnya baik secara moril maupun secara keuangan ataupun doa. Umat Tuhan mungkin mengira bahwa dengan hidup bersama saudara seiman di lingkungan gereja maupun persekutuan, dia akan bisa menghadapi segala sesuatu masalah bersama dengan jemaat lainnya. Umat Tuhan mengira bahwa dengan hidup sebagai jemaat di lingkungan gereja atau persekutuan, hidup akan menjadi lebih mudah dan masalah akan dapat selesai dengan lebih mudah juga. Pemikiran seperti itu ada dalam dirinya, karena memang hidupnya berjalan di laut yang dangkal atau dengan istilah lain imannya masih dangkal.

Mungkin kita begitu naif untuk mengharapkan jemaat menolong kita dalam kesusahan. Mungkin kita begitu manja mengharapkan gembala yang menolong dan merawat kita ketika dalam keadaan sakit. Rasul Paulus dalam kesusahannya pernah mengalami kesedihan akibat jemaat dan teman sekerjanya hilang begitu saja ketika dia menghadapi masalah. Tidak ada yang menemani atau mengunjunginya di dalam persidangan. Secara manusia mungkin dia merasa kehilangan atau merasa dikucilkan atau merasa diabaikan dan lain sebagainya. Tetapi kemudian dia berkata bahwa Tuhan telah mendampingi dan menguatkan dia. Suatu pengakuan yang dalam dari seorang rasul yang sudah bergaul akrab dengan Tuhan.

Bergaul akrab dengan Tuhan akan membuat kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan bukan kepada manusia. Bergaul akrab dengan Tuhan akan membuat kita bisa berada di kedalaman tanpa harus tenggelam karena Tuhan selalu menopang kita. Apabila kita mengatakan bahwa kita dekat dengan Tuhan, tetapi kita tidak pernah merasa bergantung kepada Tuhan, maka kita adalah orang-orang yang memiliki iman yang dangkal dan belum mengenal Tuhan secara dekat. Bagaimana mungkin kita mengharapkan pertolongan dari jemaat yang lain yang masih harus ditolong? Jemaat yang lain hidupnya juga seperti kita, karena mereka juga masih merupakan domba yang perlu perhatian,perlu perawatan, perlu diberikan makan dan lain sebagainya.  Mereka bukanlah Tuhan yang dapat menopang kita, mereka bukanlah Tuhan yang dapat menguatkan kita, mereka bukanlah Tuhan yang dapat menarik dan mengeluarkan kita dari masalah, mereka bukanlah Tuhan yang dapat berjaga-jaga dan memelihara hidup kita. Sama seperti Yesus, ketika di Taman Getsemani berdoa untuk masalah yang akan dihadapiNya dimana murid-muridNya tidak dapat berjaga-jaga selama satu jam buat Dia (Matius 26:40). Bagaimana kalau Dia meminta berjaga-jaga selama 24 jam?  Tidak akan mungkin dapat dilakukan karena mereka juga butuh perhatian dan butuh penjagaan. Hanya Tuhanlah yang sanggup menolong kita, hanya Tuhanlah yang sanggup menopang hidup kita, hanya Tuhanlah yang sanggup memelihara dan berjaga-jaga selama 24 jam atas hidup kita, hanya Tuhanlah yang sanggup memberikan kita jalan keluar dan lain sebagainya.  Manusia atau jemaat hanya dapat menjadi teman curhat, tetapi lebih daripada itu yang sanggup menolong kita adalah Tuhan. Tuhan sanggup menggerakkan orang lain, untuk menolong kita. Oleh karena itu, mari kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, karena pertolongan kita adalah dari Tuhan (Mazmur 121:2). Semakin kita bergantung kepada Tuhan, semakin kita berada di kedalaman iman yang tidak akan tergoncangkan. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (30122010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar