Kamis, 27 Januari 2011

BERSYUKURLAH SELAGI MASIH HIDUP


Yesaya 38:19 Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya.

Di dalam kehidupan, ada begitu banyak orang yang menyesali kejadian-kejadian masa lalu yang sudah berlalu. Orang pintar mengatakan hal tersebut sebagai trauma masa lalu atau boleh dikatakan kenangan masa lalu yang sulit untuk dilupakan. Kita menyesali mengapa dulu tidak mau belajar lebih giat sehingga sekarang tidak menjadi pecundang. Kita menyesali mengapa dahulu tidak jadi menikah dengan mantan pacar yang sekarang sudah jadi orang terkenal. Kita menyesali mengapa tidak menempuh pendidikan di bidang kedokteran, sehingga dapat menjadi dokter dan menolong orang lain. Kita menyesali mengapa dulu hidup tidak benar sehingga harus dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan, dan lain sebagainya. Kenangan masa lalu itu membuat kita sulit untuk melangkah menghadapi masa depan yang lebih baik yang Tuhan sudah sediakan bagi kita. Mengapa kita sukar untuk melupakan masa lalu? Karena kita tidak pernah bersyukur atas anugrah terbesar yang Tuhan sudah berikan pada kita pada masa kini. 

Raja Hizkia di dalam suatu karangannya yang diungkapkan oleh Kitab  Yesaya pernah berkata bahwa hanya orang hidup saja yang dapat mengucap syukur. Orang yang sudah mati tidak dapat menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan. Raja Hizkia menyampaikan hal ini ketika dia sembuh dari penyakit yang dideranya. Betapa pahit dan galaunya perasaannya ketika dia harus mengalami penyakit yang begitu membuat dia menderita. Pada awalnya, begitu berat dia rasakan penderitaan atas penyakit tersebut sampai dia merasa putus asa. Dia meratap kepada Tuhan, mengapa Tuhan membuat Dia seperti itu dan dari siang sampai malam Tuhan membiarkannya begitu saja, dia berteriak minta tolong sampai pagi; seperti singa demikianlah TUHAN menghancurkan segala tulang-tulangnya; dari siang sampai malam Tuhan membiarkan dia begitu saja. (Yesaya 38:12-13). Tetapi dia menyadari bahwa apabila dia mati, dia tidak akan dapat mengucap syukur atas segalanya. Hanya orang hiduplah yang dapat mengucap syukur atas kehidupan yang ada kepada Tuhan. Itu sebabnya, Raja Hizkia mengucap syukur atas segala hal yang Tuhan telah perbuat bagi dirinya.

Mengucap syukur atas apa yang Tuhan berikan pada hari ini sangat membantu kita untuk melupakan masa lalu yang begitu buruk atau begitu indah. Masa lalu bukanlah hal-hal yang perlu diingat dan perlu dikenang sepanjang masa. Hidup kita masa yang akan datang bukan ditentukan oleh masa lalu kita. Masa lalu sudah berlalu, sesungguh masa depan sedang menanti kita (2 Korintus 5:17). Kita harus bersyukur atas anugerah yang terindah yang Tuhan berikan kepada kita pada hari ini. Masalahnya, ada begitu banyak orang tidak bersyukur untuk segala hal yang telah diterima pada hari ini. Istri atau suami masih suka mengenang mantan pacar yang sudah menjadi pasangan orang lain, masih suka membanding-bandingkan keburukan dan kebaikan sang mantan dengan pasangan. Anak-anak tidak bersyukur atas berkat Tuhan dengan dapat mengikuti pendidikan yang baik di sekolah sehingga masih suka bolos dan tidak serius mengikuti pelajaran. Kita tidak bersyukur dengan pekerjaan yang ada saat ini dan selalu membandingkan-bandingkan perusahaan tempat bekerja dengan perusahaan lain. Kita tidak bersyukur atas kondisi keuangan keluarga yang ada saat ini, sehingga membandingkan dengan tetangga yang memiliki harta yang melimpah. Ada begitu banyak hal yang membuat orang tidak bersyukur atas anugerah Tuhan untuk kehidupan kita pada saat ini. Hal ini membuat kita menjadi apatis, bersungut-sungut, mengeluh, berduka cita, tidak semangat menjalani hari esok,  dan dapat menimbulkan pertengkaran dalam kehidupan berumah tangga. Ingatlah, bahwa hidup kita hanya sekali saja di dunia ini. Kita tidak pernah diijinkan untuk mengulang masa lalu. Hidup bukan sebuah imajinasi seperti layaknya film kartun Dora Emon yang dapat kembali ke masa lalu. Tetapi hidup adalah untuk menghadapi kenyataan dalam meraih masa depan yang lebih baik. Kita tidak dapat mengatakan akan bersyukur apabila semua sudah menjadi sempurna, karena tidak ada yang sempurna di dalam hidup ini, tidak ada istri yang sempurna, tidak ada suami yang sempurna, tidak ada sekolah yang sempurna, tidak ada pekerjaan yang sempurna, tidak ada anak-anak yang sempurna dan lain sebagainya. Oleh karena itu, selagi jantung masih berdetak dan kehidupan masih berjalan, bersyukurlah atas kehidupan yang Tuhan telah berikan kepada kita pada hari ini karena memang tiada yang sempurna dalam hidup ini. Terpujilah nama Tuhan. Amin (28012011)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar