Selasa, 25 Januari 2011

SANG IDOLA

2Timotius 4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

Ada fenomena sosial yang terjadi saat ini dimana ada begitu banyak orang, baik tua maupun muda serta anak-anak mengidolakan seorang penyanyi remaja bernama Justin Bieber. Konser yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada bulan April 2011, tetapi pembelian karcis sudah membludak pada akhir Januari 2011. Betapa pesona seorang Bieber telah menghipnotis beribu orang yang ada di Indonesia sehingga mereka begitu antusias untuk menonton dan menyaksikan seorang Bieber untuk menyanyi. Apa yang membuat orang begitu terkesima dan mengidolakan seorang Justin Bieber? Apakah karena lagunya? Apakah karena perawakannya yang masih imut-imut? Apakah karena gaya panggungnya yang begitu menggemaskan? Ada begitu banyak alasan bagi seseorang untuk mengidolakannya.

Daya tarik dunia ini memang begitu memikat banyak orang, karena apa yang dilihat mata, apa yang didengar oleh telinga, dan apa yang dirasakan oleh rasa, itu yang akan menarik perhatiannya. Seseorang tidak akan mengidolakan sesuatu yang menurutnya abstrak dan tidak nyata. Sesuatu yang tidak kelihatan, sesuatu yang tidak dapat didengar, dan sesuatu yang menurutnya tidak dapat dirasa dan tidak dapat memuaskan hasrat dirinya, tidak akan menjadi pusat perhatiannya. Itu sebabnya, ada begitu banyak orang saat ini tidak lagi mempercayai hal-hal yang sifatnya abstrak dan tidak nyata serta tidak masuk di akal, termasuk tidak percaya akan ke-Tuhan-an Yesus Kristus. Ketika orang berbicara tentang Yesus Kristus, maka di dalam pikiran mereka akan membentang begitu banyak hal yang tidak masuk di akal dan berkata :”Mengapa Tuhan menjadi manusia?”, “Mengapa Tuhan mati di kayu salib?”, “Itukan kejadian masa lalu”, dan lain sebagainya.

Rasul Paulus mengatakan bahwa hidupnya adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat (2Kor 5:7 ). Artinya rasul Paulus menyadari bahwa dia mengidolakan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya, bukan karena dia melihat Yesus setiap hari di depan matanya, tetapi lebih daripada itu karena dia percaya dan memiliki iman kepadaNya. Umat Tuhan mau mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat karena percaya kepadaNya bukan karena melihat seperti layaknya mengidolakan seorang artis atau orang terkenal lainnya. Mengidolakan seseorang seringkali membuat sesorang menaruh hati, menaruh perhatian, memberikan waktu, memberikan tenaga, memberikan segala-galanya bagi idolanya. Namun mengidolakan seorang manusia, biasanya berakhir dengan kekecewaan. Coba diperhatikan, begitu banyaknya orang mengidolakan seorang Bieber sampai rela untuk menghabiskan waktu, tenaga, uang dan segalanya untuk dapat melihat dan menyaksikannya tampil bernyanyi namun ada begitu banyak orang kecewa karena tidak dapat bertemu dengannya atau kecewa karena tidak dapat membeli karcis pertunjukkannya. Ada begitu banyak orang saat ini ingin memuaskan hasrat hatinya, baik dalam bidang musik, spritual, maupun bidang-bidang lainnya. Ada begitu banyak orang asik dengan dirinya sendiri, asik dengan kepentingannya sendiri dan ingin hasrat hatinya yang dipuaskan dengan cara-cara yang menurutnya sudah benar. Ada yang menghabiskan waktu untuk karaoke bersama teman, berpesta pora, mengikuti seminar-seminar motivasi yang dapat menyenangkan hatinya, mendengar khotbah-khotbah yang menyenangkan hati, KKR kesembuhan dan lain sebagainya. Orang yang peduli kepada pelayanan sudah berkurang, yang peduli kepada penginjilan sudah semakin sedikit, yang mau bersekutu dan mengidolakan Yesus Kristus sebagai Tuhan sudah mengalami krisis. Ibadah yang semarak semakin semarak karena khotbahnya enak didengar dan pendetanya dapat berkata-kata menyenangkan hati jemaat. Ibadah yang sepi semakin sepi karena merasa khotbah tidak menarik dan menganggap pendetanya tidak dapat menyenangkan hati jemaat. Jemaat tidak dapat lagi melihat dan membedakan ibadah yang sehat dan sesuai dengan ajaran firman Tuhan.  Pokoknya khotbahnya lucu, hati senang dan tidak peduli bahwa ajaran tersebut sesuai dengan firman Tuhan atau tidak, karena memang jemaat sudah terbiasa dengan makanan yang lunak berupa susu.(Ibrani 5:13). Ketika masalah menghampiri, ingin agar masalah segera cepat berlalu. Ketika sakit, ingin agar mujizat segera terjadi, dan lain sebagainya. Namun kita tidak pernah mau mengidolakan Yesus sebagai Tuhan, tidak mau menaruh hati kepadaNya, tidak mau diproses olehNya dan tidak mau belajar kebenaran lebih semangat lagi sehingga mudah untuk diombang-ambingkan rupa-rupa pengajaran yang tidak sehat. Oleh karena itu, seperti kita mengidolakan seorang artis bernama Justin Bieber sehingga rela menghabiskan waktu, tenaga, pikiran dan uang, marilah kita juga mau mengidolakan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dan memberikan hati dan pikiran serta seluruh hidup kita kepadaNya sehingga nama Tuhan dapat dipermuliakan. Walaupun Yesus Kristus tidak pernah kita lihat, namun kita percaya Dia ada dan Dialah idola kita yang sesungguhnya. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (26012011) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar