Jumat, 14 Januari 2011

KENAPA HARUS BERLAKU MUNAFIK?


Galatia 2:13  Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.

Ada begitu banyak umat Tuhan memiliki perilaku yang berbeda antara di gereja dan di tempat umum. Ketika bersama-sama dengan saudara seiman, kita hidup bagai orang yang amat rohani dengan bahasa yang lemah lembut dan kelihatan sukacita. Namun ketika berada di tempat umum, bahasa yang dipakai tidak lagi menunjukkan bahwa kita adalah umat Tuhan, bahasa yang dipakai pun sudah tidak lagi menggambarkan sebagai anak terang dan tanpa sadar sering menghabiskan waktu bersama orang lain hanya untuk suatu gosip murahan yang tidak punya arti apa-apa.

Inilah gambaran orang-orang yang berlaku munafik yang hidup mendua hati dan tidak punya sikap. Firman Tuhan katakan bahwa orang yang mendua hati tidak tenang dalam hidupnya (Yakobus 1:8). Orang yang mendua hati akan selalu merasa hidupnya penuh dengan kepura-puraan. Kondisi ini pernah dialami oleh rasul Petrus, dimana pada suatu kesempatan dia berlaku munafik dan berteman dengan orang yang tidak bersunat. Namun ketika teman-temannya dari golongan bersunat datang, dia segera mengundurkan diri seakan-akan merasa jijik dengan orang yang tidak bersunat (Galatia 2:11-14).

Kemunafikan seringkali melanda kehidupan anak-anak Tuhan. Sadar atau tidak sadar, kita seringkali berperilaku demikian. Di depan pendeta, kita berkata-kata seakan-akan kita adalah orang saleh yang telah melakukan banyak hal untuk pembangunan gereja. Tetapi di luar gereja, kita memiliki perilaku yang buruk dan tidak sesuai dengan gambaran sebagai umat Tuhan karena suka main perempuan, suka mengeluarkan perkataan kutuk, suka menipu orang lain, suka menghujat, suka menghakimi orang lain dan lain sebagainya. Di  luar gereja, kita tidak dapat mengekang lidah karena suka menggossip dan menjelekkan orang lain, suka berkumpul dengan ibu-ibu dan membicarakan hal-hal yang tidak baik, di kantor lebih menyukai menjatuhkan teman daripada membangunnya, di rumah suka bertengkar dengan istri atau suami, di lingkungan tidak suka melihat tetangga yang berhasil, dan lain sebagainya, padahal firman Tuhan katakan  bahwa Jikalau kita menganggap diri beribadah, tetapi tidak mengekang lidah, maka kita menipu diri sendiri dan sia-sialah ibadah yang dilakukan. (Yak 1:26). Dalam hal ini kita tidak melakukan firman yang telah didengar. Kita tidak perlu berlaku munafik  seperti  itu karena kehidupan  di dalam dan di luar gereja adalah sama. Ketika di dalam gereja kita mencari hadirat Tuhan, di lingkungan rumah, di kantor dan lain sebagainya demikian juga. Janganlah menipu diri sendiri karena Tuhan tahu apa yang ada di hati kita yang paling dalam. Mari kita menjadi pelaku firman dan bukan hanya sebagai pendengar saja agar nama Tuhan dipermuliakan dengan segala tingkah laku kita yang benar dan berkenaan di hadapan Tuhan. Di dalam dan di luar gereja kita menjadi berkat dan bukan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Ngapain kita berlaku munafik karena tidak ada gunanya bagi diri sendiri dan bagi orang lain? Terpujilah nama Tuhan. Amin. (15012010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar