Minggu, 02 Januari 2011

MENGAPA HARUS CEMBURU?

Mazmur 73:3  Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.

Ini adalah ungkapan pemazmur Asaf yang cemburu melihat kemujuran orang fasik. Dia melihat bahwa orang fasik, orang yang tidak mengenal Tuhan yang benar kelihatan begitu diberkati, kelihatan begitu sukses, kelihatan begitu sehat, kelihatan begitu hidup berkelimpahan. Asaf yang begitu aktif melayani Tuhan sebagai penyanyi dan pemuji Tuhan (1 Tawarikh 15:19) merasa bahwa dia tidak begitu mujur dibandingkan dengan orang fasik. Dia iri hati melihat kemujuran orang fasik sampai dia mengungkapkannya  dalam sebuah mazmur. Hal ini memang manusiawi yang bisa melanda seluruh pribadi, baik yang mengenal Tuhan maupun yang belum mengenal Tuhan.

Iri hati atau cemburu memang sering melanda manusia terutama juga umat Tuhan. Iri hati kepada tetangga yang kelihatan diberkati dengan kekayaan yang luar biasa melimpah, jabatan yang tinggi di dalam pekerjaan, istri yang cantik, suami yang tampan, anak-anak yang sukses dan lain sebagainya. Iri hati terhadap teman yang sekantor yang memiliki prestasi kerja yang lebih baik dari kita. Iri hati terhadap saudara sendiri yang diperlakukan lebih istimewa oleh orang tua. Bahkan ada orang  iri hati melihat orang lain dipakai Tuhan dengan luar biasa di dalam lingkungan pelayanan. Iri hati bisa mengakibatkan hal yang merugikan diri sendiri dan bisa juga memotivasi. Tetapi kebanyakan iri hati membuat orang menjadi lebih buruk dan merugikan diri sendiri.

Di dalam alkitab kita bisa melihat orang yang iri hati kepada orang lain yang merugikan dirinya sendiri. Raja Saul yang iri hati kepada Daud yang begitu diurapi Tuhan menjadi bermusuhan dengannya dan berusaha menyakiti dan membunuh Daud.(1 Samuel 19:11). Raja Herodes merasa iri hati dengan lahirnya seorang raja yang menurut dia akan mengancam kedudukannya sebagai raja (Matius 2:3), sehingga dia harus berpura-pura ingin melihat dan sujud menyembahNya. Namun kemudian dia murka karena tidak bisa mengetahui keberadaan Sang Raja yang baru lahir sehingga kecemburuannya membuat dia harus membunuh semua bayi yang baru lahir di seluruh negeri. Tuhan Yesus juga memberikan sebuah perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-32) dimana ketika anak bungsu yang telah hilang kembali lagi, si sulung menjadi cemburu dan marah kepada orang tuanya. Ada begitu banyak contoh di alkitab yang menjelaskan tentang keadaan cemburu ini. Tetapi Yesus, ketika suatu kali Petrus merasa cemburu kepada murid yang dikasihiNya yaitu Yohanes dan bertanya kepadaNya, perihal  apakah yang akan terjadi dengan dia, Yesus mengatakan bahwa hal itu bukanlah urusan Petrus. Yesus berkata kepada Petrus bahwa satu hal yang harus dilakukannya ialah mengikut Dia. Yesus mau agar Petrus dan kita semua mengikut Dia.(Yohanes 21:21-22)) Hanya itu. Masalah orang lain diberkati, masalah orang lain berkelimpahan, masalah orang lain sukses, masalah orang lain melayani Tuhan dengan sungguh luar biasa dengan pengurapan yang dari Tuhan dan lain sebagainya bukan urusan kita. Itu adalah urusan Tuhan. Kita tidak boleh cemburu kepada mereka. Tugas kita hanya mengikut Tuhan Yesus dan melakukan kehendaknya, selebih serahkan semuanya kepada Tuhan. Kita harus berjiwa besar dan tidak  boleh berlarut-larut dalam kecemburuan kita yang dapat merusak segalanya. Ucapkanlah syukur senantiasa atas segala apa yang ada pada kita yang telah diberikan oleh Tuhan. Oleh karena itu, mari kita senantiasa mengucap syukur atas segala anugerah yang Tuhan telah berikan dan patahkan segala api cemburu yang melanda hidup kita dengan pedang Roh yaitu firman Tuhan. kalau Roh Tuhan sudah menguasai hidup kita, mengapa kita harus cemburu? Terpujilah nama Tuhan. Amin (03012011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar