Jumat, 28 Januari 2011

HARTA TERINDAH

2Timotius 1:14 Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.

Apakah harta terindah dalam hidup kita? apakah kekayaan yang melimpah, uang yang banyak, simpanan yang tidak habis tujuh keturunan, jabatan yang cukup tinggi, anak-anak yang sehat-sehat dan berhasil atau yang lainnya? Orang Batak punya prinsip bahwa harta yang terindah yang dimiliki adalah anak, maka lahirlah suatu perkataan yang selalu didengung-dengungkan baik dalam tutur kata sehari-hari maupun dalam sebuah lagu yaitu : “Anakkhon hi do hamoraon di ahu”, yang artinya, Anakkulah harta yang paling berharga. Tanpa lahirnya seorang anak dalam lingkungan keluarga Batak, maka kehidupan keluarganya terasa hampa dan boleh dikatakan semua yang diperoleh adalah sia-sia. Orang batak tanpa anak, apalagi tidak memiliki anak laki-laki, maka boleh dikatakan pasangan tersebut tidak berbahagia, tidak memiliki martabat, dan tidak ada penerus garis keturunan marga.

Ada banyak anggapan keliru di seputar harta terindah ini. Orang menganggap bahwa harta terindah adalah kekayaan. Namun pemazmur mengingatkan kita agar apabila harta makin bertambah, janganlah hati kita melekat padanya. (Mazmur 62:10). Biasanya kalau ada sesuatu yang terindah di dalam hidup kita, maka hati kita juga akan melekat kepada yang terindah tersebut (Matius 6:21). Apabila kita menganggap bahwa kekayaan sebagai harta terindah, berarti hati kita juga akan melekat kepada kekayaan yang dimiliki. Bila kita menganggap bahwa anak sebagai harta terindah, maka hati kita juga akan tertuju kepada anak. Dengan demikian, apabila kita dilarang untuk melekatkan hati kepada harta kekayaan,  berarti harta itu bukanlah suatu yang terindah. Jadi, apakah harta terindah itu dalam hidup kita? Yaitu, Yesus Kristus.

Yesus Kristus adalah harta terindah yang kita miliki. Tiada satupun yang amat berharga di dunia ini yang dapat menandingi dan menggantikan Yesus Kristus. Dia begitu berharga bagi kita, karena oleh kasihNya kita menjadi layak di hadapan Tuhan. Dengan darahNya yang mahal yang telah tercurah di kayu salib, Yesus telah menebus segala dosa kita. Bukan dengan barang yang fana, bukan dengan harta kekayaan, bukan dengan uang yang banyak, Dia menebus dosa manusia tetapi dengan darah yang mahal. Dia adalah harta kita yang terindah. Kalau Yesus Kristus adalah harta terindah, maka hati kita juga akan tertuju kepadaNya karena dimana hartamu berada di situ hati kita berada.  Pada kenyataannya, ada begitu banyak orang percaya mengatakan bahwa harta terindahNya adalah Yesus Kristus, tetapi hatinya tidak melekat kepada Yesus melainkan kepada harta duniawi. Ada begitu banyak orang sibuk mengumpulkan harta duniawi, sibuk mengurus kekayaannya, sibuk mempertahankan jabatan dan sejumlah kesibukan lainnya. Mengakui dengan mulut bahwa Yesuslah segalanya dalam hidup, tetapi hati menjauh dari Tuhan. Tidak ada ucapan syukur, tiada pujian kepada Tuhan dan tiada komunikasi dengan doa yang tiada jemu kepadaNya setiap saat. Harta yang dikatakan dengan mulut adalah harta terindah, telah disia-siakan, diabaikan dan tidak dijaga dengan baik. Kita mengatakan bahwa harta terindah dan termahal harganya adalah Yesus Kristus, tetapi kita tidak berani membayar harga atas harta tersebut dengan waktu, tenaga, uang dan pikiran kita. Kita tidak berani berprilaku seperti perumpamaan seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah dimana ketika menemukan mutiara yang sangat berharga, ia pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu (Matius 13:45-46). Kita mengaku bahwa harta paling berharga adalah Yesus, tetapi kita lebih takut  kehilangan jabatan ketimbang kehilangan Yesus dalam hidup kita. Kita mengaku bahwa harta yang tak tergantikan adalah Yesus, tetapi kita lebih suka menggantikan Yesus untuk sesuap nasi, untuk sebuah jabatan, dan untuk sebuah kekayaan. Di hadapan teman seiman kita mengatakan bahwa harta terindah yang tak tergantikan adalah Yesus Kristus, tetapi di hadapan orang fasik kita berpura-pura dan tidak mengakui Dia sebagai harta terindah. Kita menjadi seorang yang munafik. Di satu sisi kita memilliki harta terindah, tetapi di sisi lain kita mengabaikan dan tidak menjaganya serta memeliharanya. Kita tidak menjaga hati kita agar selalu bersih sehingga selalu melekat dengan harta terindah. Oleh sebab itu, marilah kita menjaga dan memelihara harta yang terindah yang kita miliki dengan selalu memberikan hati dan pikiran kita kepadaNya. Utamakan Dia daripada semua hal yang ada karena Dialah harta terindah yang kita miliki  sampai selama-lamanya. Terpujilah nama Tuhan. amin. (29012011)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar