Minggu, 13 Februari 2011

HIDUP LEBIH HIDUP DENGAN SUKACITA


Mazmur 6:6 (6-7) Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku.

Betapa banyak berkat yang melimpah dalam kehidupan kita setiap hari, tubuh yang sehat, badan yang kuat,  pikiran yang masih waras, masih dapat makan dan minum, masih dapat bersekolah, masih memiliki pekerjaan yang baik, masih dapat berangkat ke sekolah atau ke kantor dengan baik dan lain sebagainya. Tetapi, mengapa masih banyak orang yang tidak dapat bersyukur atas semua hal yang telah diterima? Mereka mengeluh, mereka menggerutu dan tidak ada ucapan syukur yang keluar dari mulut bibirnya ketika menerima berkat dari Tuhan. Ada begitu banyak orang masih mengatakan bahwa hidupnya berkekurangan, masih mengatakan hidupnya tidak diberkati, masih mengatakan hidupnya tidak dipelihara oleh Tuhan dan lain sebagainya. Tidak ada ucapan syukur yang memuliakan Tuhan dan selalu mengeluh dan menggerutu setiap hari. Ada saja hal yang dikeluhkan.

Orang-orang yang sepanjang hidupnya selalu mengeluh dan tidak ada sukacita, hidupnya akan tampak lesu dan tidak ada gairah. Orang-orang seperti ini sering membuat orang lain di sekelilingnya menjadi risi dan sungkan untuk bertemu dengannya. Coba dibayangkan, betapa orang seperti ini akan mengganggu orang lain karena harus mendengar keluhannya setiap hari. Orang lain bisa jadi merasa bosan terhadap diri kita. Pengalaman pemazmur mengatakan bahwa dia menjadi lesu karena mengeluh sepanjang hari. Tidak ada yang dapat menolong dia ketika mengeluh di depan sahabat-sahabatnya. Justru keluhannya membuatnya orang lain menjauhinya. Bahkan, keluhan bisa membuat hidup kita seperti bangsa Israel yang mengalami kematian karena mereka mengeluh dan merasa bosan dengan makanan manna yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka setiap hari. Mereka tidak bersyukur bahwa Tuhan sudah menyediakan segalanya kepada mereka tanpa bekerja, namun tetap saja merasa bosan dan menuntut agar Tuhan segera menyediakan daging untuk dimakan seperti yang pernah mereka nikmati di Mesir. (Bilangan 11:4-35)

Mengeluh tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik. Keluhan seringkali membuat orang lain menjauh karena masing-masing manusia juga punya masalah. Mungkin kita menganggap bahwa selama ini hanya kita yang memiliki masalah dan orang lain tidak memiliki masalah sehingga harus mengeluh kepada orang lain, kepada teman, kepada tetangga, kepada saudara dan kepada sekeliling kita. Ketika kita mengeluh mengenai masalah karir, orang lain juga memiliki  masalah yang sama. Ketika kita mengeluh mengenai masalah rumah tangga, mungkin orang lain mengalami hal yang lebih parah. Ketika kita mengeluh masalah ekonomi, orang lain juga memiliki masalah ekonomi yang tidak sebaik kita, dan lain sebagainya. Ketika kita mengeluh kepada orang lain mengenai masalah yang sedang dihadapi, berarti sebenarnya kita sedang memberikan sebuah masalah kepada orang lain. Tidak mungkin orang lain mau menerima masalah yang kita hadapi dan pasti akan berusaha menghindarinya karena dia juga punya masalah tersendiri yang mungkin jauh lebih berat dari masalah kita. Adalah lebih baik apabila kita memilliki sikap hati yang selalu bersyukur dan ada suka cita di dalam menerima setiap berkat Tuhan dan di dalam menerima setiap masalah. Di dalam menghadapi setiap masalah yang menimpa hidup kita, hadapilah dengan hati yang penuh sukacita dan  penuh semangat. Firman Tuhan mengatakan bahwa hati yang gembira adalah obat (Ams 17:22), artinya bahwa apapun masalah yang dihadapi, persoalan sebesar apapun yang menghadang, sepahit apapun kehidupan yang dialami, segetir apapun keadaan hidup kita dan lain sebagainya, kalau semuanya dihadapi dengan hati yang bersyukur dan dengan penuh sukacita serta semangat, maka semuanya itu akan menjadi kecil, tidak berarti apa-apa dan semuanya akan terasa manis. Semua orang akan memandang hidup kita sebagai orang yang tidak pernah memiliki persoalan hidup karena hati yang gembira akan membuat muka berseri-seri, tetapi sebaliknya kepedihan hati mematahkan semangat. (Ams 15:13). Coba bandingkan orang yang kaya raya tapi suka mengeluh dengan orang yang hidup pas-pasan tetapi  penuh dengan suka cita dan penuh ucapan syukur, pasti kelihatan berbeda karena di dalam sukacita ada kekuatan yang dapat mengubah keadaan diri kita menjadi lebih menyenangkan di hadapan orang lain. Mari kita hadapi hidup ini dengan penuh ucapan syukur dan penuh sukacita serta semangat sehingga kita bisa menjadi berkat bagi orang lain dan hidup kita lebih hidup dari orang lain. Terpujilah nama Tuhan. Amin (14022011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar