Rabu, 23 Februari 2011

JANGAN DUAKAN CINTANYA

Matius 10:37  Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.

Mengasihi Tuhan secara bersungguh-sungguh adalah dengan cara memberikan hati kita sepenuhnya kepadaNya, artinya kita memberikan porsi yang lebih kepadaNya dan tidak setengah-setengah atau bahkan kurang daripada itu. Ada begitu banyak umat Tuhan di dalam mengasihi Tuhan hanya memberikan sebagian hatinya bahkan kurang daripada yang semestinya dan tidak ada komitmen yang penuh untuk mencurahkan seluruh perhatiannya kepada Tuhan. Umat Tuhan seperti ini diibaratkan seorang yang dikatakan mencintai seorang gadis dengan tidak sungguh-sungguh sehingga tidak mau mengorbankan hati, perasaan, perhatian, waktu, tenaga, dana dan lain sebagainya. Di dalam kondisi seperti ini, si  Pria punya prinsip, kalau diterima ya syukur kalau tidak, nggak apa-apa karena masih banyak yang lain.

Yesus mengatakan bahwa terhadap orang-orang seperti ini tidak layak bagiNya. Yesus tidak mau apabila umatNya hanya memberikan hati setengah-setengah bahkan kurang dari pada itu. Yesus mau agar umatNya secara total mau menyerahkan hatinya kepada Dia. Yesus mau agar umatNya mau memikul salib dan mengikut Dia. Yesus mau agar umatNya tidak menyayangkan hidupnya bahkan nyawa sekalipun untuk diriNya. Yesus mensyaratkan bahwa untuk mengasihi Dia tidak boleh setengah-setengah, tidak boleh suam-suam kuku (Wahyu 3:16), tidak boleh lebih mengasihi yang lain daripada diriNya, tetapi harus total menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Tuhan Yesus tidak mau diduakan kasih dan cintaNya.

Totalitas seperti inilah yang sering tidak dipahami oleh umat Tuhan. Di dalam mengasihi Tuhan, tidak mau memberikan hati sepenuhnya kepadaNya. Menganggap bahwa mengasihi dan mencintai Tuhan cukup dengan menjadi anggota jemaat biasa saja yang hanya datang ke gereja 2 kali setahun pada waktu natal dan pada waktu paskah. Menganggap bahwa mengasihi Tuhan cukup hanya ibadah bersama di gereja pada hari minggu dan selebihnya pada hari senin sampai sabtu melakukan apa yang tidak berkenaan pada Tuhan.  Menganggap bahwa mendengar firman Tuhan cukup hanya pada waktu ibadah di hari minggu, dan selebihnya tidak usah. Di dalam mengasihi Tuhan lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan Tuhan, lebih mengasihi anak yang dianggap sebagai harta paling berharga daripada Tuhan, lebih takut kepada orang tua atau mertua daripada Tuhan, lebih mementingkan karir daripada Tuhan dan lain sebagainya. Orang-orang seperti ini, kata firman Tuhan tidak layak bagi Tuhan. Tuhan mau agar kita mengasihiNya secara total dan mau memberikan hati dan pikiran kita sepenuhnya kepadaNya, memberikan waktu dan harta kita kepadaNya, kita mau mengorbankan apa saja bahkan nyawa sekalipun demi Tuhan. Tidak ada yang lebih berharga daripada hidup bersama dengan Tuhan. Kalau kita mengasihi Dia dengan setengah-setengah, bisa dibayangkan bagaimana jadinya kehidupan kita. Ingatlah peristiwa yang dialami  Ananias dan Safira yang mengasihi Tuhan dengan setengah-setengah sehingga mereka tega menipu para rasul dan Tuhan dengan menyerahkan sebagian hasil penjualan harta mereka kepada Tuhan (Kisah Para Rasul 5:1-11). Kita dapat melihat akhir hidup mereka yang begitu mengenaskan mati secara mendadak. Kita juga dapat melihat bagaimana akhir hidup seorang murid yang bernama Yudas Iskariot yang lebih mencintai uang daripada Tuhan sehingga tega menjual Yesus kepada pemuka agama dan orang Yahudi, dia mati secara mengenaskan dengan gantung diri (Matius 27:5). Jangan sampai kita mengalami hal yang seperti itu dan jangan sampai kita menyesal tidak dapat memiliki Yesus seutuhnya karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian ini. Kita harus paham, bahwa Yesus menginginkan cinta dan kasih kita sepenuhnya. Tuhan tidak mau kita menduakan cinta kasihNya dengan mengasihi Tuhan di satu sisi dan mengasihi dunia di sisi lain. Tuhan mau agar Dia yang berdaulat penuh atas hidup kita dan Dia yang mengatur hidup kita. Oleh karena itu, melalui renungan ini kita diingatkan kembali agar tidak menduakan cinta Tuhan kepada kita agar kita layak di hadapanNya. Terpujilah nama Tuhan.Amin. (24022011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar