Rabu, 02 Februari 2011

TETAPLAH PADA KOMITMEN


2Tawarikh 26:16 Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN,  dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.

Awal kejatuhan manusia adalah kesombongan. Manusia pertama jatuh ke dalam dosa karena kesombongan ingin menyaingi Tuhan di dalam hal mengetahui segala hal. Merasa bahwa dirinya mampu untuk menandingi Tuhan dengan memakan buah pengetahuan yang baik dan benar. Ada begitu banyak orang saat ini yang mengikuti jejak manusia pertama, yaitu merasa sombong karena segala hal yang dimilikinya. Merasa sombong karena kekayaan yang dimilikinya, merasa sombong karena uang yang dimilikinya terlalu banyak, merasa sombong karena pelayanannya begitu berhasil, merasa sombong dengan jabatan yang dimilikinya, dan lain sebagainya. Segala hal yang telah Tuhan berikan kepada seseorang seringkali membuat lupa akan keadaannya terdahulu. Kemiskinan, kekurangan, sakit penyakit, tidak memiliki uang dan lain sebagainya membuat orang sangat tergantung pada Tuhan dan seringkali membuat orang berkomitmen kepada Tuhan untuk menjadi pelayanNya dengan satu kondisi Tuhan mau mengangkatnya menjadi sesuai dengan keinginannya. Tapi setelah Tuhan mengangkatnya menjadi lebih baik, orang dengan begitu mudah melupakan sebuah komitmen.

Siapa yang tidak tergiur dengan uang, dengan jabatan, dengan kekayaan dan lain sebagainya yang dapat membuat hidup menjadi lebih nikmat? Uang sangat mempesona begitu banyak orang, tidak hanya orang awam, orang terpelajar, namun sampai hamba Tuhan juga bisa terpesona oleh kenikmatan yang disodori oleh uang. Betapa uang menjadi akar permasalahan setiap manusia (1 Timotius 6:10). Bukan hanya uang, tetapi jabatan yang tinggi, pertahanan yang kuat, merasa diri mampu dan lain sebagainya juga bisa membuat orang menjadi lupa akan keadaan dirinya. Raja Uzia demikian juga, karena merasa sudah kuat dengan benteng-benteng pertahanan, peralatan tempur yang bagus dan lain sebagainya, dia merasa bahwa hidupnya tidak lagi memerlukan Tuhan dan dia berubah tidak lagi setia kepada Tuhan dengan memperlakukan mezbah Tuhan dengan sembarangan. Hal ini mengakibatkan dia harus menderita penyakit kusta. Sungguh suatu akhir yang tidak baik.

Sebuah komitmen kepada Tuhan harus tetap dipegang dan dilaksanakan. Apabila kita telah berkomitmen kepada Tuhan ketika belum memiliki apa-apa, tetaplah lakukan ketika kita sudah menerima segalanya dari Tuhan dan jangan berubah menjadi sombong serta melupakan Tuhan. Kalau sudah memiliki harta yang banyak, jangan jadi sombong terhadap orang yang tidak punya. Kalau sudah jadi pejabat tinggi, jangan menindas orang lain. Kalau sudah jadi pemilik perusahaan dan menjadi tuan, jangan semena-mena dengan para karyawan. Kalau sudah memiliki ladang pelayanan yang luar biasa, jangan menjadi seorang hamba Tuhan yang gila uang dengan memanfaatkan segalanya atau bahkan melupakan Tuhan sebagai Juru Selamat satu-satunya. Kalau sudah menjadi kaya, tetaplah menjadi pelayan Tuhan yang baik dengan tidak memandang hal-hal yang bersifat dunia sebagai hal yang diutamakan. Itu sebabnya kita selalu diingatkan agar tidak menjadi  hamba uang, tetapi mencukupkan segala sesuatu dengan keperluan yang ada. Di dalam Ibrani 13:5 dikatakan demikian : “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Tuhan telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Ini berarti, sebagai hamba Tuhan kita diingatkan agar tidak silau dengan kekayaan dunia dan dapat menahan diri terhadap nafsu keserakahan yang berasal dari uang. Sebagai pekerja dan pegawai kita diingatkan agar mencukupkan diri dengan gaji kita (Lukas 3:14). Sebagai atasan, sebagai pimpinan atau sebagai pemilik sebuah perusahaan kita diingatkan agar tidak merendahkan para bawahan dan memperlakukan mereka dengan semestinya (Kolose 4:1) dan tidak mempergunakan jabatan yang ada untuk memperkaya diri sendiri. Hal-hal itulah yang harus diingat,bahwa komitmen kita semula harus tetap dijalankan baik ketika masih belum menjadi apa-apa, maupun setelah menerima berkat yang luar biasa. Jangan berubah tidak setia kepada Tuhan dan menganggap bahwa setelah merasa kuat, setelah merasa mampu dan setelah memiliki segalanya, semua kita yang mengatur. Terpujilah nama Tuhan. Amin (02022011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar