Jumat, 04 Februari 2011

MOTIVASI YANG BENAR

Lukas 23:8  Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin melihat-Nya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda.

Ada begitu banyak motivasi-motivasi orang untuk datang beribadah. Ada yang bertujuan untuk dapat berkat, ada yang hanya sebab kebiasaan, ada yang ingin melihat tanda mujizat yang dilakukan oleh para hamba Tuhan, dan lain sebagainya. Beribadah kepada Tuhan bukan dikarenakan ada kerinduan di dalam diri untuk memuji dan menyembah Tuhan, untuk masuk dalam hadirat Tuhan dan untuk merasakan kehadiran Tuhan di dalam kehidupannya. Beribadah hanya bertujuan agar masalah cepat selesai, agar memperoleh kesuksesan di dalam karir pekerjaan, dan sejumlah alasan lainnya. Ketika apa yang diharapkan tidak tercapai, umat Tuhan mulai merasakan suatu kebosanan, mulai mengejek, mulai meragukan Yesus dan mulai menista dan mengolok-olok Tuhan.

Raja Herodes pada awalnya sangat bersuka cita bertemu dengan Yesus karena telah sekian lama dia ingin bertemu denganNya berhubung kabar berita yang sering di dengarnya mengenai perkara-perkara besar yang dilakukanNya. Rasa penasaran Herodes terhadap Yesus telah lama dipendam dan ingin segera bertemu denganNYa. Ketika dia bertemu dan bertatap muka secara langsung dengan Yesus, segera dia mengajukan sejumlah pertanyaan untuk melampiaskan hasrat hatinya dan mengajukan begitu banyak  pertanyaan yang semuanya tidak dijawab oleh Yesus. Karena rasa keingintahuannya mengenai Yesus tidak terjawab, hal ini membuat Herodes beserta pasukannya menjadi gemas dan mulai menista serta mengolok-olok Yesus. Yesus menjadi bulan-bulanan mereka semua.

Memang setiap motivasi yang tidak benar  untuk datang ke dalam hadirat Tuhan seringkali dapat  membuat seseorang menjadi kecewa dan bahkan bisa berbalik menjadi apatis dan berubah tidak  percaya kepada Yesus. Betapa tidak, apabila motivasi utama beribadah bukan untuk menyenangkan hati Tuhan tetapi untuk sejumlah hasrat menyenangkan diri sendiri, maka ketika hasrat tersebut tidak terpenuhi, kita akan menjadi kecewa. Ada begitu banyak hasrat seseorang yang ingin dipenuhi ketika beribadah kepada Tuhan seperti ingin diberkati, ingin disembuhkan, ingin mendapat kedudukan dan jabatan, dan sejumlah keinginan lainnya. Dalam hal ini, tidak ada kerinduan yang mendalam untuk bertemu dengan Tuhan, ingin menyenangkan hatiNya, ingin bersekutu dan lain sebagainya. Setelah sekian lama mengikut Tuhan, setelah sekian lama beribadah, namun keinginan-keinginannya belum tercapai, ibadah mulai dirasakan sebagai rutinitas, sebagai hal yang membosankan, mulai menggerutu, mulai mengeluh dan terasa ibadah tidak lagi merasakan hadirat Tuhan. Tuhan menginginkan kita memiliki hati yang rindu untuk datang kepadaNya seperti seorang perempuan yang merindukan kekasih hatinya. Hati yang haus dan lapar akan kehadiran Tuhan akan membuat kita dipuaskan olehNya karena memang Tuhan sudah mengatakan demikian, "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!. (Yohanes 7:37). Tuhan tidak menginginkan kehadiran kita seperti orang Farisi yang datang ke bait Tuhan untuk berdoa namun tidak memiliki hati yang hancur, bahkan sebaliknya, dia membanggakan dan menyombongkan diri sebagai orang yang benar dan merasa tak berdosa karena telah melakukan kewajiban-kewajiban hukum Taurat. Namun,  Tuhan akan membenarkan orang yang datang kepadaNya seperti pemungut cukai yang merendahkan dirinya di hadapan Tuhan (Lukas 18:9-14). Sebab Tuhan mengatakan bahwa barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan (Lukas 18:14). Oleh sebab itu, mari kita datang kepada Tuhan dengan motivasi yang benar, dengan hati yang haus dan lapar, dengan hati yang rindu, sehingga Tuhan akan berkenan dengan segala apa yang kita perbuat. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (05022011)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar