Senin, 14 Februari 2011

PASANGAN YANG SEIMBANG


2 Korintus 6:14  Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?

Ada begitu banyak  orang menafsirkan ayat firman Tuhan ini menyimpang dari maksud dan tujuannya semula. Orang mengatakan bahwa firman Tuhan ini dimaksudkan untuk orang-orang yang masih muda yang sedang mencari calon pasangan hidup agar memilih pasangan yang seimbang dan sepadan dalam arti sepadan dalam pendidikan, sepadan dalam taraf hidup, sepadan dalam pemikiran, dan sepadan dalam segala hal. Orang berpikiran bahwa dengan memiliki pasangan hidup yang seimbang dengan kategori demikian akan membuat hati yang bahagia, ada sukacita dan rumah tangga bisa bertahan lebih lama. Penafsiran demikian sedikit banyak adalah tidak benar karena maksud dan tujuan dari penulisan firman Tuhan ini bukanlah seperti itu.

Paulus menulis surat ini kepada jemaat di Korintus karena melihat bahwa ada begitu banyak umat Tuhan yang sudah percaya kepada Yesus Kristus tidak memiliki suatu sikap untuk memilih calon teman hidup yang juga sudah percaya kepada Yesus Kristus. Jemaat pada saat itu menganggap bahwa tidak ada masalah apabila calon teman hidup berasal dari orang yang tidak percaya. Namun pada kenyataannya, ketika mereka sudah menikah dengan pasangan yang menjadi pilihannya, mereka tidak dapat hidup seperti menurut perkiraannya yaitu tetap di dalam Tuhan. Mereka menjadi tidak lagi bebas untuk menunaikan ibadahnya, bahkan ada begitu banyak diantara mereka  tidak lagi menjadi pengikut Kristus. Itulah sebabnya Paulus memandang perlu untuk mengingatkan generasi muda di Korintus untuk tidak salah memilih pasangan hidup.

Sebagai generasi muda dimana pada generasi inilah tiang-tiang gereja akan dipancangkan, maka generasi muda adalah sasaran yang paling utama dari serangan yang paling mudah dalam upaya menghancurkan gereja. Salah satu siasat yang sering dilakukan Iblis untuk menghancurkan gereja adalah melalui pernikahan. Para pemuda yang merupakan harapan penerus gereja dihancurkan dengan adanya perkawinan yang tidak seimbang yang diungkapkan oleh Paulus.  Perkawinan yang tidak seimbang dimaksud adalah perkawinan antar orang percaya kepada Yesus Kristus dengan orang yang tidak percaya, perkawinan antara gelap dengan terang dan antara kebenaran dan kedurhakaan. Itu sebabnya gereja yang ada di Korintus saat ini hanya tinggal kenangan karena tidak mendengar nasehat firman Tuhan sehingga tidak ada lagi berdiri yang namanya jemaat Korintus.  Kita harus menyadari bahwa Iblis tidak akan tinggal diam di dalam menghancurkan umat Tuhan melalui pernikahan yang tidak seimbang ini. Di dalam era post modernisasi dimana orang tidak lagi memandang agama sebagai sesuatu hal yang harus dipertahankan, menyebabkan ada begitu banyak orang menjadi seorang yang menjauh dan tidak lagi  mempercayai Tuhan. Dalam hal ini, orang percaya juga sudah mulai dimasuki pemikiran yang seperti itu yang menganggap bahwa semua agama adalah sama saja karena semuanya membawa dan mengajarkan  kebaikan. Itu sebabnya, ada begitu banyak orang saat ini  melakukan kawin campur, kawin antar agama, dan menganggap bahwa hal itu adalah sah-sah saja. Masing-masing antara suami dan istri memiliki keyakinan sendiri, yang satu percaya kepada Yesus dan pasangannya mempercayai yang lain. Padahal firman Tuhan mengatakan bahwa sebuah perkawinan adalah merupakan perpaduan antara dua pribadi yang menjadi satu (Matius 19:6), satu di dalam daging, satu di dalam roh dan satu di dalam Tuhan.  Jadi, bagaimana mungkin dua orang yang berbeda keyakinan bisa menjadi satu daging, satu roh dan satu Tuhan? Firman Tuhan mengatakan bahwa hal demikian tidak akan dapat terjadi. Oleh karena itu, selagi masih ada waktu, jangan sampai kita terlena dengan kecantikan, ketampanan, kekayaan, jabatan dan harta seseorang yang membuat kita silau dan mau untuk melakukan perkawinan yang tidak seimbang ini. Jangan sampai kita menyesal tidak dapat membangun sebuah rumah tangga seperti yang dikatakan firman Tuhan yaitu menjadi satu daging, satu roh dan satu Tuhan. Ingat, perkawinan hanya dapat dilakukan satu kali dalam seumur hidup sampai maut menjemput. Jadilah pasangan yang seimbang di dalam Tuhan. Terpujilah nama Tuhan. Amin (15022011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar