Selasa, 08 Februari 2011

SEMUA AKAN TERASA MENYENANGKAN

Pengkhotbah 2:1 Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itupun sia-sia."

Orang sering menganggap bahwa menjadi orang kaya adalah enak dan menyenangkan karena memiliki segudang kemudahan dan kenikmatan. Menganggap bahwa menjadi pejabat tinggi adalah enak karena akan selalu disanjung dan dipuji oleh orang banyak. Menjadi artis terkenal adalah enak karena banyak dikenal dan digemari banyak orang. Kita menghayal di  dalam suatu situasi dimana kita menjadi orang kaya, menjadi orang terkenal, menjadi orang yang selalu disanjung dan lain sebagainya adalah menyenangkan. Kita menganggap bahwa dengan menjadi orang seperti yang ada di dalam hayalan pikiran kita, akan membuat kita menjadi nyaman, enak dan memiliki segala fasilitas dan lain sebagainya. Itu semua karena kita belum pernah menikmati kehidupan yang demikian. Karena menganggap hal tersebut adalah menyenangkan, maka kita seringkali lebih mementingkan mencari harta, kekayaan dan jabatan daripada Tuhan.

Bila kita diberi kesempatan untuk menikmati kekayaan, jabatan yang tinggi, harta yang melimpah, pekerjaan yang banyak, uang yang banyak, dan lain sebagainya dengan seketika seperti di dalam dunia hayal lampu Aladin, mungkin baru kita menyadari bahwa hidup seperti itu tidaklah begitu mengenakkan dan menyenangkan. Pengkhotbah mengatakan bahwa kenikmatan-kenikmatan seperti itu adalah sia-sia. Ketika kita memiliki uang yang banyak, kita bingung untuk mempergunakan uang sebanyak itu. Ketika memiliki harta yang banyak, kita bingung dan diliputi rasa takut akan kehilangan semuanya. Ketika memiliki jabatan yang tinggi, kita akan merasa ketakutan di tempat ketinggian dan takut jatuh. Ketika kita menjadi orang terkenal, kita dihantui rasa cemas karena begitu banyak orang ingin mengetahui latar belakang kehidupan pribadi dan keluarga kita dan lain sebagainya. Semua itu terjadi karena kita belum siap untuk menerima segala kelimpahan, kekayaan, harta, jabatan dan lain sebagainya dan situasi seperti ini ternyata tidak menyenangkan karena tidak menyertakan Tuhan di dalam semuanya itu.

Hidup menjadi kaya tanpa ada Tuhan di dalamnya akan membuat semuanya berjalan dengan tidak enak, tidak menyenangkan, tidak nyaman, diliputi rasa cemas, diliputi rasa rakut, gelisah dan lain sebagainya. Hidup dengan jabatan yang tinggi tanpa Tuhan yang campur tangan akan membuat kita khawatir kehilangan jabatan sehingga berusaha mempertahankan jabatan dengan cara yang tidak benar. Kekayaan, jabatan, harta yang melimpah, uang yang banyak dan lain sebagainya adalah sebuah bonus yang diberikan Tuhan kepada kita. Bonus ini kita peroleh dari Tuhan karena anugerahNya kepada kita atas segala kesetiaan kita untuk mencari dan melakukan pekerjaanNya terlebih dahulu. Itu sebabnya, ketika kita menerima bonus dari Tuhan yang berupa harta, kekayaan, jabatan dan lain sebagainya, kita akan merasakan suatu sukacita yang luar biasa dan ada ucapan syukur yang memuliakan namaNya. Ini dapat diibaratkan seperti seorang karyawan atau pegawai di sebuah perusahaan yang menerima bonus akhir tahun atas pekerjaannya yang baik. Dia akan merasakan kegembiraan yang luar biasa menerima bonus tersebut. Namun bagi karyawan atau pegawai yang bekerja sembarangan dan asal-asalan, yang bekerja hanya mengharapkan bonus, yang kerjanya hanya mengharapkan kenaikan gaji, yang kerjanya ingin mendapatkan uang yang banyak dalam waktu seketika, yang pekerjaannya setiap hari hanya memikirkan karir,  dan lain sebagainya akan mendapatkan sebaliknya. Di dalam kesehariannya, orang yang seperti itu akan  diliputi rasa khawatir akan di PHK, gelisah karena belum mendapatkan bonus, cemas karena belum mendapatkan karir yang baik dan lain sebagainya. Itu sebabnya, Tuhan memerintahkan agar kita  terlebih dahulu  mencari KerajaanNya, mengetahui kebenaranNya, melakukan pekerjaanNya dan setia kepadaNya, maka bonus-bonus yang sudah tersedia akan diberikan kepada kita (Matius 6:33). Kita tidak perlu khawatir akan hidup ini, tidak perlu khawatir akan jabatan, tidak perlu cemas memikirkan masa depan kehidupan kita dan lain sebagainya karena semuanya sebenarnya sudah tersedia bagi kita. Kita tidak perlu menghayal menjadi orang kaya, menjadi orang terkenal, menjadi pejabat dan lain sebagainya dan menganggap hal tersebut adalah menyenangkan karena semuanya tidak akan berarti apa-apa tanpa ada campur Tuhan di dalamnya. Semua akan terasa sia-sia, semuanya akan terasa hampa, tidak ada suka cita seperti yang dikatakan oleh Pengkhotbah. Oleh karena itu, sikap kita yang benar adalah, lakukan sajalah yang menjadi bagian kita yaitu mencari terlebih dahulu Kerajaan Sorga dan kebenaranNya, lakukan perintahNya dan bekerjalah sungguh-sungguh seperti kepada Tuhan dan bukan kepada manusia (Kolose 3:23), maka apabila Tuhan memberikan bonus berupa harta, kekayaan, jabatan dan lain sebagainya, semuanya tidak akan terasa menjadi sia-sia. Memperoleh harta, kekayaan, dan jabatan karena ada campur tangan Tuhan di dalamnya akan terasa menyenangkan, mengenakkan dan ada sukacita. Coba saja. Terpujilah nama Tuhan. Amin (09022011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar